Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Celuluk

Celuluk dengan ciri ciri mata berlubang, gigi serta taring besar dan panjang dengan kepala botak di bagian depan
Ogoh-ogoh celuluk dengan sikap seolah-olah sedang berswafoto, Denpasar.

Celuluk adalah salah satu makhluk mitologi dalam kepercayaan masyarakat Bali, dikenal sebagai jenis leak yang merupakan pengikut setia dari Rangda, ratu para leak.[1] Dalam pementasan Calonarang, Celuluk sering digambarkan dengan wajah menyeramkan; mata berlubang, gigi dan taring besar serta panjang, dan kepala yang botak di bagian depan.

Meskipun tampilannya menakutkan, Celuluk sebenarnya memiliki sifat penakut dan tidak berani menyerang manusia. Jika diancam, ia akan lari ketakutan dan menghilang. Celuluk sering muncul di tempat-tempat yang dianggap angker, seperti hutan, sungai, jembatan sunyi, dan dekat kuburan.[2]

Dalam hierarki ilmu leak, Celuluk dianggap memiliki tingkatan ilmu paling rendah karena kemampuannya hanya sebatas menakut-nakuti dan belum sampai pada membunuh manusia.[3]

Ciri-ciri

Salah satu jenis leak yang dikenal sebagai pengikut setia Rangda, Celuluk memiliki penampilan yang sangat menakutkan meskipun celuluk sebenarnya memiliki sifat yang penakut dan tidak berani menyerang manusia.[4] Jika diancam, ia akan lari ketakutan dan menghilang.

Adapun ciri khas celuluk yang membedakannya dengan Rangda, yakni:

  • Mata: Matanya tampak seperti lubang kosong, menambah kesan menyeramkan.
  • Gigi: Gigi-giginya menonjol dengan ukuran besar dan taring yang panjang.
  • Kepala: Bagian depan kepalanya tidak berambut, memberikan tampilan yang khas.

Penampilan yang mengerikan ini membuat celuluk sering dikaitkan dengan tempat-tempat angker seperti hutan, sungai, jembatan sunyi, dan area dekat kuburan.[5]

Pertunjukan

Dalam pertunjukan Calonarang, celuluk berperan sebagai pengikut setia Rangda, ratu dari para leak yang melambangkan kejahatan.[6] Pertunjukan ini menggambarkan konflik abadi antara kebaikan dan kejahatan, di mana Barong melambangkan kebaikan dan Rangda melambangkan kejahatan.[7] Celuluk, sebagai antek Rangda, sering muncul untuk menakut-nakuti penonton dengan tampilan dan gerakannya yang menyeramkan.

Selain dalam Calonarang, sosok celuluk juga sering muncul dalam pertunjukan tari Barong. Dalam konteks ini, celuluk menjadi bagian dari cerita yang menggambarkan pertarungan antara Barong dan Rangda, simbolisasi dari pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.[8]

Menariknya, popularitas celuluk tidak hanya terbatas di Bali. Karakter ini telah diperkenalkan ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, melalui pertunjukan seni dan budaya Bali.[9] Hal ini menunjukkan bahwa celuluk telah menjadi ikon budaya yang menarik perhatian di kancah internasional.

Makna dan filsafat

Ornamen karang Celuluk

Secara filosofis, celuluk melambangkan dualitas dalam kehidupan manusia, yaitu keberadaan sisi gelap dan terang yang saling berdampingan. Penampilannya yang menakutkan namun sifatnya yang penakut mencerminkan bahwa apa yang tampak di luar belum tentu mencerminkan esensi sebenarnya di dalam. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak menilai sesuatu hanya dari penampilan luar, melainkan memahami makna dan nilai yang lebih dalam.

Selain itu, dalam beberapa tradisi, celuluk juga dianggap sebagai simbol penjaga yang melindungi dari energi negatif. Misalnya, arca penjaga pintu masuk (dwarapala) di beberapa pura di Bali sering kali berbentuk rangda dan celuluk, yang ditempatkan untuk menjaga kesucian area suci dari pengaruh buruk.[10]

Seni rupa

Ogoh-ogoh berwujud Celuluk, Ubud

Celuluk sering diungkapkan melalui karya seni rupa berupa tapel atau topeng celuluk yang biasanya digunakan dalam drama Calonarang. Pembuatan tapel celuluk melibatkan keterampilan seni rupa yang tinggi, dengan perhatian khusus pada detail untuk menciptakan ekspresi wajah yang menakutkan. Bahan utama yang digunakan untuk membuat tapel celuluk biasanya adalah kayu timbul. Pemilihan kayu ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pohon timbul dihuni oleh Hyang Kalika, yang berbentuk celuluk, sehingga dianggap lebih cocok untuk menciptakan tapel dengan karakter tersebut. Selain digunakan dalam calonarang, tapel Celuluk juga muncul dalam pertunjukan bondres (seni pertunjukan lawak khas Bali). Dalam konteks bondres, celuluk digambarkan lebih komikal dan humoris, meskipun tetap mempertahankan ciri khas wajah menakutkannya.[11]

Selain tapel, Celuluk adalah salah satu karakter dalam mitologi Bali yang sering diwujudkan dalam bentuk ogoh-ogoh, yaitu patung raksasa yang diarak saat perayaan Nyepi.[12] Celuluk digambarkan sebagai sosok perempuan tua dengan wajah menakutkan, sering kali dikaitkan dengan ilmu hitam dan dianggap sebagai penyihir jahat dalam cerita rakyat Bali. Ogoh-ogoh sendiri adalah karya seni patung yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala, yaitu kekuatan alam semesta dan waktu yang tak terukur dalam ajaran Hindu Dharma. Patung ini biasanya berwujud raksasa menakutkan dan diarak keliling desa menjelang Hari Raya Nyepi sebagai simbolisasi penetralan energi negatif. Salah satu contoh ogoh-ogoh bertema Celuluk yang terkenal adalah karya dari Banjar Tainsiat, Denpasar. Dipimpin oleh seniman Komang Gede Sentana Putra, yang dikenal sebagai Kedux Garage, mereka menciptakan ogoh-ogoh Celuluk yang monumental dan sering kali dapat bergerak. Karya-karya Kedux selalu mengundang decak kagum setiap malam Pangrupukan dan menjadi pamungkas di Catur Muka.[13]

Dalam pembuatan ogoh-ogoh, terutama yang bertema Celuluk, para seniman menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti kertas, koran bekas, bambu, dan isolasi kertas. Beberapa ogoh-ogoh bahkan dibuat 100 persen tanpa menggunakan styrofoam, dari badan, kaki, tangan, hingga topengnya, menunjukkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan.[14]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Okezone (2023-06-04). "Apa Perbedaan Leak, Celuluk, Rarung dan Rangda? Berikut Penjelasannya : Okezone Travel". https://travel.okezone.com/. Diakses tanggal 2025-03-14.
  2. ^ Putri, Alia Yassinta Echa. "10 Hantu Menurut Kepercayaan Masyarakat Bali, Bikin Merinding". detikbali. Diakses tanggal 2025-03-14.
  3. ^ "Leak, Celuluk, Rarung dan Rangda Apa Bedanya?". digstraksi.com. 2022-07-29. Diakses tanggal 2025-03-14.
  4. ^ Putri, Alia Yassinta Echa. "10 Hantu Menurut Kepercayaan Masyarakat Bali, Bikin Merinding". detikbali. Diakses tanggal 2025-03-14.
  5. ^ "Mengenal Celuluk, Hantu dalam Mitologi Bali yang Menyeramkan, Suka Usil". TelusurBali.com. Diakses tanggal 2025-03-14.
  6. ^ Mendala, Ewik (2020-05-30). "Calonarang dan Pendekatan Tolak Bala". BALIPOST.com. Diakses tanggal 2025-03-14.
  7. ^ Desthian, Rully. "Kisah Legendaris Calon Arang Lengkap beserta Faktanya". detikbali. Diakses tanggal 2025-03-14.
  8. ^ Kompasiana.com (2016-12-05). "Jadi Bintang Papan Atas di Pertunjukan Tari Barong, Celuluk, Bali". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2025-03-14.
  9. ^ Mendala, Ewik (2023-03-25). "Celuluk Bergentayangan ke Amerika". BALIPOST.com. Diakses tanggal 2025-03-14.
  10. ^ "Makna Filosofis Arca Dwarapala, Sang Penjaga Kawasan Suci – Nusaweek". nusaweek.com. Diakses tanggal 2025-03-14.
  11. ^ Mardika, I. Putu. "Panca Datu dalam Pertopengan, Ada lima jenis kayu, Kayu Timbul cocok untuk Tapel Celuluk - Bali Express". Panca Datu dalam Pertopengan, Ada lima jenis kayu, Kayu Timbul cocok untuk Tapel Celuluk - Bali Express. Diakses tanggal 2025-03-14.
  12. ^ Mutiarasari, Kanya Anindita. "Ogoh-Ogoh: Sejarah, Asal Muasal dan Maknanya". detiknews. Diakses tanggal 2025-03-14.
  13. ^ "Biodata, Profil dan Sosok Kedux Garage, Seniman Ogoh-ogoh dari Banjar Tainsiat Denpasar, Juga Seorang Builder Motor". TelusurBali.com. Diakses tanggal 2025-03-14.
  14. ^ M.Ridwan. "Celuluk, Tema Ogoh-ogoh Tahun ini, Gunakan Bahan Ramah Lingkungan Sejak 2000 - Radar Bali". Celuluk, Tema Ogoh-ogoh Tahun ini, Gunakan Bahan Ramah Lingkungan Sejak 2000 - Radar Bali. Diakses tanggal 2025-03-14.
Kembali kehalaman sebelumnya