Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Bahasa Tengger

Bahasa Jawa Tengger
BPS: 0093 1
basa Jawa Tengger
ꦧꦱꦗꦮꦠꦼꦁꦒꦼꦂ
basa Tengger
ꦧꦱꦠꦼꦁꦒꦼꦂ
Pengucapan/təŋgəɾ/
Dituturkan diIndonesia
WilayahPegunungan Bromo-Tengger dan sekitarnya
EtnisTengger
Penutur
478.000 (2010)[1]
~500.100[a]
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
  • Balai Bahasa Jawa Timur
Kode bahasa
ISO 639-3tes
Glottologteng1272[2]
IETF
BPS (2010)0093 1
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Tengger dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
Referensi: [3]
Lokasi penuturan
Peta ini menggunakan properti koordinat yang mewajibkan Anda untuk mengaktifkan JavaScript maupun Scribunto eksternal. Titik mungkin saja tidak tertampil di peramban Anda maupun saat Anda menekan gambar ini.
Kisaran lokasi Bahasa Jawa Tengger dituturkan
Kisaran lokasi Bahasa Jawa Tengger dituturkan
Lokasi penuturan
Kisaran lokasi Bahasa Jawa Tengger dituturkan
Kisaran lokasi Bahasa Jawa Tengger dituturkan
Lokasi penuturan
Kisaran lokasi Bahasa Jawa Tengger dituturkan
Kisaran lokasi Bahasa Jawa Tengger dituturkan
Lokasi penuturan
Peta
Peta yang menunjukkan perkiraan penuturan bahasa Tengger di wilayah persekitaran lereng gunung Bromo dan gunung Semeru, termasuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan kabupaten yang berdekatan.
Unduh garis tepi peta ini
Koordinat: 7°55′30″S 112°57′0″E / 7.92500°S 112.95000°E / -7.92500; 112.95000 Sunting ini di Wikidata
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Jawa Tengger atau bahasa Tengger adalah suatu dialek dari bahasa Jawa modern yang dituturkan oleh masyarakat Tengger dari wilayah Pegunungan Bromo-Tengger dan sekitarnya di Jawa Timur.

Masyarakat Tengger menyebut bahasanya sebagai basa dhuwur (bahasa atas) atau Bahasa Jawa Tengger dan menyebut bahasa Jawa dialek Jawa Timuran (Arekan) sebagai basa ngisor (bahasa bawah), yaitu dialek bahasa jawa yang dipakai oleh masyarakat yang bermukim di daerah yang terletak di bawah daerah perbukitan pegunungan Tengger. Memang semua daerah permukiman masyarakat Jawa Tengger terletak lebih tinggi daripada permukiman masyarakat Jawa Arekan yang berada di bawahnya.

Nomenklatur

Dalam pengistilahan lokal, bahasa Tengger dikenali sebagai Cārabasa Tengger ataupun Piwākyan Tengger. Kata cārabasa mungkin merupakan sebuah kata lakuran dari pengistilahan Jawa Kuno uccāraṇa + bhāṣa (berasal dari pengistilahan Sanskerta), yang berarti "pengungkapan kata", dan istilah piwākyan yang berakar dari wākya (dalam bahasa Jawa Kuno) memiliki arti "pengungkapan suara". Sedangkan, istilah Tengger itu sendiri merujuk kepada etnonim penghuni asli atau pribumi Pegunungan Tengger dan sekitarnya.

Klasifikasi

Secara linguistik, Bahasa Tengger digolongkan sebagai dialek bahasa Jawa yang merupakan bahasa Melayu-Polinesia yang sendirinya merupakan turunan dari rumpun Austronesia. Bahasa Jawa Tengger merupakan turunan dari Bahasa Jawa Pertengahan begitupun dialek bahasa Jawa modern lainya, akan tetapi dialek Tengger memiliki beberapa kosakata kuno.[4]

Secara genealogi, bahasa Tengger merupakan sebuah rumpun bahasa Jawa modern ragam Jawa Timur dan mempunyai keterkaitan dengan rumpun bahasa Jawa Timuran lainya yakni Rumpun Dialek Arekan (seperti Dialek Gresik, selain itu Dialek Malang - Surabaya) dan terakhir adalah Using.[5]

Pengucapan

Bahasa Jawa Tengger mirip dengan dialek Tegal dan dialek Banyumasan yang masih konservatif, yakni sama-sama masih mempertahankan vokal A dan banyak kosakata kuno, tetapi pengucapan konsonan akhir [k] pada dialek Tengger tidak diucapkan secara jelas dan diucapkan melunak [ʔ] sama seperti bahasa Jawa Arekan maupun bahasa Jawa standar sehingga Dialek Tengger cenderung medhok, berbeda halnya dengan dialek Tegal dan Banyumasan yang mana konsonan akhir [k] diucapkan secara jelas dan tegas, serta fonem /i/ dan /u/ dalam dialek Tengger diucapkan [e] dan [o]. Hal ini karena dialek Tengger juga mendapat pengaruh dari dialek Arekan yang digunakan secara luas oleh masyarakat Tengger sebagai dialek kedua, terutama oleh penduduk di lereng bagian bawah.[butuh rujukan]

Penulisan

Sistem penulisan

Sebagai bahasa yang dituturkan di pulau Jawa (terutama di wilayah timur), bahasa Tengger secara historis juga kerap didokumentasikan menggunakan aksara Jawa (dalam bentuk Kawi) sama seperti rumpun bahasa Jawa lainnya.

Latin

Bahasa Jawa Tengger (yang digunakan sehari-hari) kini umumnya ditulis dalam aksara Latin yang berjumlah 26 huruf.

Huruf besar Huruf kecil IPA Huruf besar Huruf kecil IPA
A a /aː/[b] N n /ɛn/
B b /beː/ O o /oː/
C c /t͡ʃeː/ P p /peː/
D d /deː/ Q q /kɪ/
E e /eː/ R r /ɛr/
F f /ɛf/ S s /ɛs/
G g /geː/ T t /teː/
H h /haː/ U u /uː/
I i /iː/ V v /veː/
J j /d͡ʒeː/ W w /weː/
K k /kaː/ X x /eːks/
L l /ɛl/ Y y /jeː/
M m /ɛm/ Z z /sɛt/

Kosakata

Beberapa contoh kata dalam bahasa Jawa Tengger:

Jawa Tengger Jawa Standar
(Solo-Yogya)
Bahasa Indonesia
réyang, éyang aku, kulå, ingsùn saya (laki-laki)
isun aku, kulå, ingsùn saya (perempuan)
sira kowé, sampéyan, sirå kamu
rika panjenengan, ndikå kamu (untuk orang yang lebih tua)
tak

(Contoh: ika wis tak tukoken sega ambek lawuhe pisan)

tak, dak kata ganti orang (aku/saya)
-éyang, -néyang, -isun, -nisun -ku akhiran aku
-ira, -nira -mu akhiran kamu
dheweke dheweke dia
awake dhewe kitå, awak dhewe kita
lare bocah, lare anak
luwe ngelìh, luwe lapar
wong wong orang
apa (Contoh: apa sira wis mangan?, apa sira weruh?) åpå apa (kata bantu kalimat tanya)
paran (Contoh: sira mangan paran?, sira weruh paran?, sawahe rika ditanduri paran?) åpå apa (kata tanya merujuk suatu benda)
sapa såpå siapa
(n)jaré kapriyé, piyé bagaimana
ngendi, endi ngendi mana
kesuwun matur suwun, matur nuwun terima kasih
katé arep akan, hendak
orak, ora ora tidak
orak bisa ora biså, ora iså tidak bisa
orak guna ora guna, ora migunani tidak berguna
orak kuwat ora kuwat, ora roså tidak kuat
amba åmbå, bawerå luas
êmoh êmoh tidak mau
wingi wingi kemarin
wingenane wingenane kemarin dulu
golek golek cari
sida sidå jadi
oleh oleh, antuk, entuk dapat
nana ora ånå tidak ada
wae wae, bae saja
ndang, age ndang, ageh, gage hayo, cepat
mèk mung hanya
kaitan, awit, kaet kawit, awit, ket dari
melu melu, tumut ikut
luwìh luwìh lebih
pisan sisan sekalian
budhal mangkat, budhal berangkat
biyen biyen dahulu
mesak'ên mesakke/melas kasihan
jajal jajal, nyobå mencoba
alon alon pelan
lek yen, nek, lamun kalau
lungguh lungguh duduk
irêng irêng hitam
ambêkan ambekan bernafas
kêsêlan kebacùt, kebangêtên, kênêmênen keterlaluan
ngapa ngåpå kenapa, mengapa
sing sing, kang yang
sesùk mbésuk, sésuk besok
maneh meneh, maneh lagi
ngene ngene

(mangkene)

begini
ngono ngono

(mangkono)

begitu
wingi wingi kemarin
mari ngene bar ngene, rampung iki setelah ini
mari ngono bar ngono setelah itu
midhang, kêloyong dolan-dolan, amêng-amêng main-main
gik isih masih
gawé (Contoh: rika ku wis tak tukok'en klambi anyar ngapa ora digawe cak?) nganggo memakai, menggunakan
ning, ing, ring ing, ning di
ndek, nang ing, menyang/mring, nyang, nang di, ke
têka, saka såkå dari
têka têkå datang
hong ulun basuki langgêng kulå nuwun, sugeng rahayu, rahayu permisi, salam
bêngkès apês nasib sial
bacut månggå silakan masuk (jawaban tuan rumah yang lebih tua dari tamunya/telah akrab dengan tamunya
monggo månggå silakan masuk (diucapkan tuan rumah yang lebih muda dari tamunya/belum akrab dengan tamunya
dhingin dhisik dulu
dhìkìk dhisìk duluan
pekne kareben, ben, gen, supåyå, amrih agar
ajo åjå jangan
akeh akeh, pirang-pirang banyak
antong antêng diam di tempat
parêk cêrak, cêdhak, cakêt dekat
payah sayah, kêsêl capek
guyu guyu tertawa
iki iki ini
iku iku, kuwi itu
ika, kae kae itu (jauh)
kene kene di sini
kono kono di situ
kana kånå di sana
bojo bojo suami / istri
jaka jåkå jejaka
dudha dudhå duda
randha råndhå janda
le / tholé tholé, ngger, nang panggilan anak laki laki
biyung, yung, emak ibu, bu, biyung ibu
kakang kakang abang, kakak laki-laki
yuk mbakyu kakak perempuan
pakdhe pakdhe kakak laki-laki dari ayah/ibu
bokdhe budhe kakak perempuan dari ayah/ibu
kakek, pak wek (pak tuwek) embah lanang, eyang kakung, kaki kakek
ninek embah wadon, eyang putri, nini nenek
pamak paman, uwa' paman
bibik bibi bibi
tuwek tuwå tua
petinggi pangarså deså kepala desa
dhukun pangarså agåmå kepala agama
enem, nenem enem enam
akeh akeh banyak
thithik sathithik sedikit
picis dhuwit uang
ulan wulan, sasi bulan
oyod, jangkar oyod akar
godhong, ron godhong, ron daun
gaga têgal ladang
tela telå ketela
pogung pohung ketela pohon
gobis gubis kubis
buthêk buthêk keruh
landhu subur, ledhung subur
caluk bendho parang
wadung kampak, wadung kapak
langit, awang-awang langit, tawang, awang-awang langit
mendhung mégå, mendhung awan, mendung
babad sajarah, babad sejarah
rungu krungu dengar
lunyu, alit lunyu, ngleséd licin
lebu mlebu masuk
ula ulå ular
temen tenan, temenan, banget sungguh
damar diyan, dhilah, dhemar lampu
jaro pager pakarangan, rajêg, tungkaran pagar halaman
mbaturi ngancani, mbaturi menemani
ninekira embahmu, ninimu nenek kamu
ilateyang ilatku lidah saya (laki-laki)
klambineyang klambiku baju saya (laki-laki)
jagungisun jagungku jagung saya (perempuan)
ndeleng, masên (wasen) ndeleng, nguwasi (wasinen) melihat
masuh ngumbah, wisuh, asah-asah mencuci
njupuki njupuki mengambili
njupukên njupukaké mengambil
nandurên nanduraké menanamkan
nggawekên nggawekaké membuat
nggawakên nggawakaké membawakan
digaringên digaringaké dikeringkan
diduwurên didhuwuraké ditinggikan
dilabuhên dikurbanaké dikurbankan
dibalekên dibalekaké dikembalikan
dijerokên dijerokaké didalamkan
ditukokên ditukokaké dibelikan
tukokna tukoknå belikanlah
gawakna gawaknå, gåwånen bawakanlah
jerokna jeroknå dalamkanlah
garingna garingnå keringkanlah
duwurna duwurnå tinggikanlah
isenana isenånå, isinen isilah
campuh pêthuk, ketemu bertemu
kuthek jiwit cubit
mari bar, rampung selesai
idu, agor idu ludah
gogoh, kêmpong ompong rumpang
wit, kayu wit pohon
prìng prìng bambu
tengen, rengen tengen kanan
tutur ngomong berkata
diomongi dituturi dinasehati
bongol, napsu nesu marah
reget reged kotor
pasir wedhi pasir
wedhi wedhi kasar pasir kasar
bengulon bunglon bunglon
bêdhes, kethek kethek monyet
lelawa låwå, kalong, codhot kelelawar
sewek jarit, tapih, bebed kain
pêtêng pêtêng gelap
padhang padhang terang
simpên simpên simpan
srengenge srengenge matahari
mibêr mabur, mibêr terbang
irùng irùng hidung
dhêngkul dhêngkul lutut
pundhak pundhak bahu
nglangi, renang nglangi renang

Jika huruf "A" dibaca "O" dalam dialek bahasa Jawa lainnya (seperti dialek Arekan), dalam bahasa Jawa Tengger masih dibaca "A"[7] sama seperti dialek Tegal dan dialek Banyumasan meskipun pada saat tertentu akan menggunakan logat "O", seperti saat berbicara dengan orang Jawa berdialek lainnya atau membaca teks tertentu.[butuh rujukan]

Penutur dan sebaran

Para pemuka etnis Tengger, ca tahun 1890-an

Penutur utama dari bahasa Tengger ialah masyarakat etnis Tengger yang secara mayoritas dapat ditemukan di kawasan Pegunungan Tengger dan sekitarnya di timur pulau Jawa, terutama di:

Status dan penggunaan

Ritual khas Tenggerisme di Pasuruan

Penggunaan

Berdasarkan salah satu catatan kolonial oleh Thomas Stamford Raffles dalam bukunya yang berjudul The History of Java (terj. har. 'Sejarah Pulau Jawa'), bahasa Tengger digunakan dalam kitab Panglawu, yang merupakan sebuah kitab suci bagi masyarakat etnis Tengger dalam agama atau kepercayaan mereka yang disebut sebagai Tenggerisme (bahasa Inggris: Tenggerism).[8]

Catatan

  1. ^ estimasi berdasarkan total populasi etnis Tengger
  2. ^ Meskipun Bahasa Jawa Baku melafalkan huruf "A" is sebagai /ɔ/, dalam bahasa Jawa Tengger, "A" dilafalkan sebagai /a/.[6]

Rujukan

Kutipan

  1. ^ Bahasa Jawa Tengger di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. ; ;
  3. ^ "Bahasa Tengger". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
  4. ^ Dwi Astuti Wahyu Nurhayati 2016, hlm. 2
  5. ^ Peter Cole, Elizabeth Jonczyk, Jason Lilley (1999). "A note on extraction from object position in Javanese languages" [Catatan tentang ekstraksi dari posisi objek dalam bahasa Jawa lainnya]. Toronto Working Papers in Linguistics (dalam bahasa Inggris). 16 (2). Toronto. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  6. ^ Dwi Astuti Wahyu Nurhayati 2016, hlm. 9
  7. ^ Dwi Astuti Wahyu Nurhayati 2016, hlm. 9
  8. ^ Raffles, Sir Thomas Stamford (1830). The History of Java [Sejarah Jawa] (dalam bahasa Inggris). Vol. 1. J. Murray.

Daftar pustaka

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya