Pengurutan DNA

Pengurutan DNA adalah proses atau teknik penentuan urutan basa nukleotida pada suatu molekul DNA. Urutan tersebut dikenal sebagai sekuens DNA, yang merupakan informasi paling mendasar suatu gen atau genom karena mengandung instruksi yang dibutuhkan untuk pembentukan tubuh makhluk hidup.[1] Sekuensing DNA dapat dimanfaatkan untuk menentukan identitas maupun fungsi gen atau fragmen DNA lainnya dengan cara membandingkan sekuens-nya dengan sekuens DNA lain yang sudah diketahui.[2] Teknik ini digunakan dalam riset dasar biologi maupun berbagai bidang terapan seperti kedokteran,[3] bioteknologi, forensik,[4] dan antropologi.[5]

Teknik sekuensing DNA mulai dikembangkan pada tahun 1970-an dan telah menjadi hal rutin dalam penelitian biologi molekular pada dekade berikutnya berkat dua metode yang dikembangkan secara independen namun hampir bersamaan oleh tim Walter Gilbert di Amerika Serikat dan tim Frederick Sanger di Inggris sehingga kedua ilmuwan tersebut mendapatkan Penghargaan Nobel Kimia pada tahun 1980.[6][7] Selanjutnya, metode Sanger menjadi lebih umum digunakan dan berhasil diautomatisasi pada pertengahan 1980-an. Sejak tahun 1995, berbagai proyek genom yang bertujuan menentukan sekuens keseluruhan DNA pada banyak organisme telah diselesaikan, termasuk Proyek Genom Manusia. Sekuensing DNA seluruh genom semakin terjangkau dan cepat dilakukan berkat pengembangan sejumlah teknik sekuensing generasi berikutnya mulai tahun 2000-an.

Aplikasi

Sekuens DNA menyandikan informasi yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk melangsungkan hidup dan berkembang biak. Dengan demikian, penentuan sekuens DNA berguna di dalam ilmu pengetahuan 'murni' mengenai mengapa dan bagaimana makhluk hidup dapat hidup, selain berguna dalam penerapan praktis. Karena DNA merupakan ciri kunci makhluk hidup, pengetahuan akan sekuens DNA dapat berguna dalam penelitian biologi manapun. Sebagai contoh, dalam ilmu pengobatan sekuensing DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, dan mengembangkan pengobatan penyakit genetik. Demikian pula halnya, penelitian pada agen penyebab penyakit (patogen) dapat membuka jalan bagi pengobatan penyakit menular. Bioteknologi, yang dapat pula memanfaatkan sekuensing DNA, merupakan bidang yang berkembang pesat dan berpotensi menghasilkan banyak barang dan jasa berguna. Pengetahuan akan sekuens DNA berguna untuk mengetahui sekuens asam amino yang disandikan oleh gen.[8]

Karena RNA dibentuk dengan transkripsi dari DNA, informasi yang dikandung RNA juga terdapat di dalam DNA cetakannya sehingga sekuensing DNA cetakan tersebut sudah cukup untuk membaca informasi pada RNA. Namun, sekuensing RNA dibutuhkan khususnya pada eukariota, karena molekul RNA eukariota tidak selalu sebanding dengan DNA cetakannya karena pemotongan intron setelah proses transkripsi.

Sejarah

Pada mulanya, sekuensing DNA dilakukan dengan mentranskripsikannya ke dalam bentuk RNA terlebih dahulu karena metode sekuensing RNA telah ditemukan sebelumnya. Pada 1965, Robert Holley dan timnya dari Cornell University di New York, Amerika Serikat, mempublikasikan sekuens tRNA alanin dari khamir yang terdiri atas 77 nukleotida.[9] Sekuensing tRNA tersebut membutuhkan waktu 7 tahun dan hasilnya merupakan sekuens molekul asam nukleat yang pertama kali dipublikasikan.[10] Sekuens DNA yang pertama kali dipublikasikan adalah DNA sepanjang 12 nukleotida dari suatu virus, yaitu bakteriofag lambda, pada 1971, yang ditentukan dengan cara serupa oleh Ray Wu dan Ellen Taylor, keduanya juga dari Cornell University.[11][12]

Pada 1975, Frederick Sanger dan Alan Coulson dari laboratorium biologi molekular Medical Research Council Inggris di Cambridge mempublikasikan metode sekuensing DNA secara langsung yang disebut teknik plus–minus.[13] Dengan teknik tersebut, tim mereka berhasil melakukan sekuensing DNA sebagian besar genom bakteriofag ΦX174 sepanjang 5.375 nukleotida yang dipublikasikan pada Februari 1977.[14] Pada bulan yang sama, metode sekuensing DNA yang dicetuskan Allan Maxam dan Walter Gilbert dari Harvard University di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, dipublikasikan.[15]

Sejak pertengahan 1980-an, metode Sanger menjadi lebih umum digunakan.[16] Pada 1986, tim Leroy Hood di California Institute of Technology dan Applied Biosystems berhasil membuat mesin sekuensing DNA automatis berdasarkan metode Sanger.[17][18]

Metode

Metode Maxam-Gilbert

Metode ini mulanya cukup populer karena dapat langsung menggunakan DNA hasil pemurnian, sedangkan metode Sanger pada waktu itu memerlukan kloning untuk membentuk DNA untai tunggal. Seiring dengan dikembangkannya metode terminasi rantai, metode sekuensing Maxam-Gilbert menjadi tidak populer karena kerumitan teknisnya, digunakannya bahan kimia berbahaya, dan kesulitan dalam scale-up.

Metode Sanger

Gel sekuensing metode Sanger yang telah dilabel radioaktif.

Dewasa ini, hampir semua usaha sekuensing DNA dilakukan dengan menggunakan metode terminasi rantai yang dikembangkan oleh Frederick Sanger dan rekan-rekannya [1][pranala nonaktif permanen]. Teknik tersebut melibatkan terminasi atau penghentian reaksi sintesis DNA in vitro yang spesifik untuk sekuens tertentu menggunakan substrat nukleotida yang telah dimodifikasi.

Pada metode terminasi rantai (metode Sanger), perpanjangan atau ekstensi rantai DNA dimulai pada situs spesifik pada DNA cetakan dengan menggunakan oligonukleotida pendek yang disebut primer yang komplementer terhadap DNA pada daerah situs tersebut. Primer tersebut diperpanjang menggunakan DNA polimerase, enzim yang mereplikasi DNA. Bersama dengan primer dan DNA polimerase, diikutsertakan pula empat jenis basa deoksinukleotida (satuan pembentuk DNA), juga nukleotida pemutus atau penghenti rantai (terminator rantai) dalam konsentrasi rendah (biasanya di-deoksinukleotida). Penggabungan nukleotida pemutus rantai tersebut secara terbatas kepada rantai DNA oleh polimerase DNA menghasilkan fragmen-fragmen DNA yang berhenti bertumbuh hanya pada posisi pada DNA tempat nukleotida tertentu tersebut tergabungkan. Fragmen-fragmen DNA tersebut lalu dipisahkan menurut ukurannya dengan elektroforesis gel poliakrilamida, atau sekarang semakin lazim dengan elektroforesis menggunakan tabung gelas berjari-jari kecil (pipa kapiler) yang diisi dengan polimer kental.

Seiring dengan perkembangannya, kini terdapat beberapa macam metode sekuensing terminasi rantai yang berbeda satu sama lain terutama dalam hal pendeteksian fragmen DNA hasil reaksi sekuensing.

Metode Sanger asli

Pada metode yang asli, urutan nukleotida DNA tertentu dapat disimpulkan dengan membuat secara paralel empat reaksi perpanjangan rantai menggunakan salah satu dari empat jenis basa pemutus rantai pada masing-masing reaksi. Fragmen-fragmen DNA yang kemudian terbentuk dideteksi dengan menandai (labelling) primer yang digunakan dengan fosfor radioaktif sebelum reaksi sekuensing dilangsungkan. Keempat hasil reaksi tersebut kemudian dielektroforesis pada empat lajur yang saling bersebelahan pada gel poliakrilamida.
Hasil pengembangan metode ini menggunakan empat macam primer yang ditandai dengan pewarna berpendar (fluorescent dye). Hal ini memiliki kelebihan karena tidak menggunakan bahan radioaktif; selain menambah keamanan dan kecepatan, keempat hasil reaksi dapat dicampur dan dielektroforesis pada satu lajur pada gel. Metode ini dikenal sebagai metode dye primer sequencing.

Sekuensing dye terminator

Contoh hasil bacaan suatu sekuensing metode dye terminator.

Cara lain pelabelan primer adalah dengan melabel pemutus rantainya, lazim disebut metode sekuensing dye terminator. Keunggulan cara ini adalah bahwa seluruh proses sekuensing dapat dilakukan dalam satu reaksi, dibandingkan dengan empat reaksi terpisah yang diperlukan pada penggunaan primer berlabel. Pada cara tersebut, masing-masing dideoksinukleotida pemutus rantai ditandai dengan pewarna fluoresens, yang berpendar pada panjang gelombang yang berbeda-beda. Cara ini lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan penggunaan primer berwarna, namun dapat menimbulkan ketidaksamaan tinggi kurva atau puncak (peak) yang disebabkan oleh ketidaksamaan penggabungan pemutus rantai berwarna berukuran besar pada pertumbuhan DNA (ketidaksamaan tersebut bergantung pada DNA cetakan). Masalah tersebut telah dapat dikurangi secara nyata dengan penggunaan macam-macam enzim dan pewarna baru yang meminimalkan perbedaan dalam penggabungan.
Metode ini kini digunakan pada sebagian besar usaha reaksi sekuensing karena lebih sederhana dan lebih murah. Primer-primer yang digunakan tidak perlu dilabel secara terpisah (yang bisa jadi cukup mahal untuk primer yang dibuat untuk sekali pakai), walaupun hal tersebut tidak terlalu bermasalah dalam penggunaan universal primer.

Automatisasi dan penyiapan sampel

Mesin sekuensing DNA automatis modern mampu mengurutkan 384 sampel berlabel fluoresens sekaligus dalam sekali batch (elektroforesis) yang dapat dilakukan sampai 24 kali sehari. Hal tersebut hanya mencakup proses pemisahan dan proses pembacaan kurva; reaksi sekuensing, pembersihan, dan pelarutan ulang dalam larutan penyangga yang sesuai harus dilakukan secara terpisah.

Untuk memperoleh hasil reaksi berlabel yang dapat dideteksi dari DNA cetakan, metode "sekuensing daur" (cycle sequencing) paling lazim dilakukan. Dalam metode ini dilakukan berturut-turut penempelan primer (primer annealing), ekstensi oleh polimerase DNA, dan denaturasi (peleburan atau melting) untai-untai DNA cetakan secara berulang-ulang (25–40 putaran). Kelebihan utama sekuensing daur adalah lebih efisiennya penggunaan pereaksi sekuensing yang mahal (BigDye) dan mampunya mengurutkan templat dengan struktur sekunder tertentu seperti hairpin loop atau daerah kaya-GC. Setiap tahap pada sekuensing daur ditempuh dengan mengubah temperatur reaksi menggunakan mesin pendaur panas (thermal cycler) PCR. Cara tersebut didasarkan pada fakta bahwa dua untai DNA yang komplementer akan saling menempel (berhibridisasi) pada temperatur rendah dan berpisah (terdenaturasi) pada temperatur tinggi. Hal penting lain yang memungkinkan cara tersebut adalah penggunaan enzim DNA polimerase dari organisme termofilik (organisme yang hidup di lingkungan bertemperatur tinggi), yang tidak mudah terurai pada temperatur tinggi yang digunakan pada cara tersebut (>95 °C).

Sekuensing generasi berikutnya

Pyrosequencing

Pyrosequencing adalah teknik pemetaan DNA yang berdasarkan deteksi terhadap pirofosfat (PPi) yang dilepaskan selama sintesis DNA.[19] Teknik ini memanfaatkan reaksi enzimatik yang dikatalisis oleh ATP sulfurilase dan luciferase untuk pirofosfat inorganik yang dilepaskan selama penambahan nukleotida.[19]

Illumina(Solexa)

Metode sekuensing ini ditemukan oleh perusahaan Illumina. Sekuensing Illumina menggunakan primer yang akan berkomplemen dengan adaptor yang telah disediakan oleh perusahaan pada sebuah plat. Proses sekuensing ini menggunakan teknik bridge PCR, yaitu terbentuknya jembatan pada saat elongasi. Nukleotida penghenti akan diberikan dan pendaranan fluoresens akan direkam oleh kamera.[20]

Sekuensing DNA skala besar

Metode sekuensing DNA yang kini ada hanya dapat merunut sepotong pendek DNA sekaligus. Contohnya, mesin sekuensing modern yang menggunakan metode Sanger hanya dapat mencakup paling banyak sekitar 1000 pasang basa setiap sekuensing [2]. Keterbatasan ini disebabkan oleh probabilitas terminasi rantai yang menurun secara geometris seiring dengan bertambahnya panjang rantai, selain keterbatasan fisik ukuran dan resolusi gel.

Sekuens DNA dengan ukuran jauh lebih besar kerap kali dibutuhkan. Sebagai contoh, genom bakteri sederhana dapat mengandung jutaan pasang basa, sedangkan genom manusia terdiri atas lebih dari 3 miliar pasang basa. Berbagai strategi telah dikembangkan untuk sekuensing DNA skala besar, termasuk strategi primer walking dan shotgun sequencing. Kedua strategi tersebut melibatkan pembacaan banyak bagian DNA dengan metode Sanger dan selanjutnya menyusun hasil pembacaan tersebut menjadi sekuens yang runut. Masing-masing strategi memiliki kelemahan sendiri dalam hal kecepatan dan ketepatan; sebagai contoh, metode shotgun sequencing merupakan metode yang paling praktis untuk sekuensing genom ukuran besar, namun proses penyusunannya rumit dan rentan kesalahan.

Data sekuens bermutu tinggi lebih mudah didapatkan bila DNA bersangkutan dimurnikan dari pencemar yang mungkin terdapat pada sampel dan diamplifikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan metode reaksi berantai polimerase bila primer yang dibutuhkan untuk mencakup seluruh daerah yang diinginkan cukup praktis dibuat. Cara lainnya adalah dengan kloning DNA sampel menggunakan vektor bakteri, yaitu memanfaatkan bakteri untuk "menumbuhkan" salinan DNA yang diinginkan sebanyak beberapa ribu pasang basa sekaligus. Biasanya proyek-proyek sekuensing DNA skala besar memiliki persediaan pustaka hasil kloning semacam itu.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Inggris) Rogers, K., ed. (2011), New Thinking about Genetics, New York: Britannica Educational Publishing, hlm. 132  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  2. ^ (Inggris) Glick, B.R., Pasternak, J.J., Patten, C.L. (2010). Molecular Biotechnology: Principles and Applications of Recombinant DNA (edisi ke-4). Washington, DC: ASM Press. hlm. 117–118.  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  3. ^ (Inggris) Sweet, K.M., Michaelis, R.C. (2011). The Busy Physician's Guide to Genetics, Genomics and Personalized Medicine. Dordrecht: Springer. hlm. 76.  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  4. ^ (Inggris) Bieber, F.R. (2004), "Science and Technology of Forensic DNA Profiling: Current Use and Future Directions", dalam Lazer, D. (Penyunting), DNA and the Criminal Justice System: the Technology of Justice, Cambridge, MA: MIT Press, hlm. 30  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  5. ^ (Inggris) Scheffler, I.E. (2008), "Mitochondrial DNA Sequencing and Anthropology", Mitochondria (edisi ke-2), Hoboken, NJ: John Wiley & Sons  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  6. ^ (Inggris) Sambrook, J., Russel, D.W. (2001). Molecular Cloning: A Laboratory Manual. Volume ke-2 (edisi ke-3). Cold Spring Harbor: Cold Spring Harbor Laboratory Press. hlm. 12.3.  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  7. ^ Glick et al. (2010) hlm. 110
  8. ^ (Inggris) Allison, L.A. (2007). Fundamental Molecular Biology. Malden, MA: Blackwell Publishing. hlm. 223.  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  9. ^ Holley, R.W.; Apgar, J.; Everett, G.A.; Madison, J.T.; Marquisee, M.; Merrill, S.H.; Penswick, J.R.; Zamir, A. (19 Maret 1965). "Structure Of A Ribonucleic Acid". Science. 147 (3664): 1462–1465. doi:10.1126/science.147.3664.1462. 
  10. ^ (Inggris) Goujon, P. (2001). From Biotechnology to Genomes: The Meaning of the Double Helix. Singapore: World Scientific Publishing. hlm. 140.  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  11. ^ Wu, R.; Taylor, E. (14 Mei 1971). "Nucleotide sequence analysis of DNA: II. Complete nucleotide sequence of the cohesive ends of bacteriophage λ DNA". Journal of Molecular Biology. 57 (3): 491–511. doi:10.1016/0022-2836(71)90105-7. 
  12. ^ (Inggris) Reece, R.J. (2004). Analysis of Genes and Genomes. Chichester: John Wiley & Sons. hlm. 295–296.  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  13. ^ Sanger, F.; Coulson, A.R. (1975), "A rapid method for determining sequences in DNA by primed synthesis with DNA polymerase", Journal of Molecular Biology, 94 (3): 441–448, doi:10.1016/0022-2836(75)90213-2 
  14. ^ Sanger, F.; Air, G.M.; Barrell, B.G.; Brown, N.L.; Coulson, A.R.; Fiddes, C.A.; Hutchinson, C.A.; Slocombe, P.M.; Smith, M. (1977), "Nucleotide sequence of bacteriophage φX174 DNA", Nature, 265 (5596): 687–695, doi:10.1038/265687a0 
  15. ^ Maxam, A.M.; Gilbert, W. (1977), "A new method for sequencing DNA", Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 74 (2), hlm. 560–564, doi:10.1073/pnas.74.2.560 
  16. ^ (Inggris) Fitzgerald-Hayes, M., Reichsman, F. (2010). DNA and Biotechnology. Burlington, MA: Academic Press. hlm. 137.  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  17. ^ Allison (2007) hlm. 226
  18. ^ (Inggris) Davies, K. (2002). Cracking the Genome: Inside the Race to Unlock Human DNA. Baltimore, MD: The Johns Hopkins University Press. hlm. 144.  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  19. ^ a b (Inggris) Poirel L, Naas T, Nordmann P. 2006. Pyrosequencing as a Rapid Tool for Identification of GES-Type Extended-Spectrum Lactamases. J Clin Microbiol 44(8):3008-11.
  20. ^ (Inggris) Nejad AM, Narimani Z, Hosseinkhan N. 2013. Next Generation Sequencing and Sequence Assembly. New York: Springer

Pranala luar

Read other articles:

24th chapter of the second part of the Book of Kings in the Hebrew Bible and Old Testament 2 Kings 24← chapter 23chapter 25 →The pages containing the Books of Kings (1 & 2 Kings) Leningrad Codex (1008 CE).BookSecond Book of KingsHebrew Bible partNevi'imOrder in the Hebrew part4CategoryFormer ProphetsChristian Bible partOld TestamentOrder in the Christian part12 2 Kings 24 is the twenty-fourth chapter of the second part of the Books of Kings in the Hebrew Bible or the Second ...

 

 

Untuk batu permata, lihat Mirah delima. Delima Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae (tanpa takson): Angiospermae (tanpa takson): Eudikotil Subkelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Lythraceae Subfamili: Punicoideae Genus: Punica Spesies: P. granatum Nama binomial Punica granatumL. Sinonim Punica malusLinnaeus, 1758 Bagian dalam buah delima yang telah dikupas. Delima (Punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5–8 m. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Iran, n...

 

 

Pour les articles homonymes, voir Johnny et Logan. Johnny Logan Johnny Logan en 2009.Informations générales Surnom Mister Eurovision Nom de naissance Seán Patrick Michael Sherrard Naissance 13 mai 1954 (69 ans)Frankston, Victoria, Australie Nationalité Irlandais Activité principale Chanteur, auteur-compositeur-interprète Genre musical Pop Instruments Chant Années actives 1978- Labels My Way MusicSony Music Entertainment GmbH Site officiel www.johnnylogan.com modifier Seán Sherra...

Gender identity as neither man nor woman Part of a series onTransgender topics      OutlineHistoryTimeline Gender identities Androgyne Bissu, Calabai, Calalai Burrnesha Cisgender Gender bender Hijra Non-binary or genderqueer Gender fluidity Kathoey Koekchuch Third gender Bakla Faʻafafine Femminiello Khanith Māhū Mudoko dako Mukhannath Muxe Travesti Two-spirit Winkte X-gender Trans man Trans woman Fakaleitī Mak nyah Rae-rae Transgender Youth Akava'ine Transsexual H...

 

 

Bible of the Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints Not to be confused with Joseph Smith Translation of the Bible. LDS edition of the BibleFull nameHoly Bible King James Version (English)Santa Biblia: Reina-Valera 2009 (Spanish)Bíblia Sagrada, Almeida 2015 (Portuguese)LanguageEnglish, Spanish, Portuguese and multiple other languages.Complete Biblepublished1979 (English)2009 (Spanish)2015 (Portuguese)Textual basisKing James Version (English)Reina-Valera (Spanish)João Ferreira de Almeida...

 

 

Untuk kegunaan lain, lihat Adisumarmo. Adisumarmo Wiryokusumo Informasi pribadiLahir(1921-03-31)31 Maret 1921Jati, Blora, Hindia BelandaMeninggal29 Juli 1947(1947-07-29) (umur 26)Bantul, IndonesiaPekerjaanTentaraPenghargaan sipilPahlawan Nasional IndonesiaKarier militerPihak IndonesiaDinas/cabang TNI Angkatan UdaraMasa dinas1945–1947Pangkat Opsir Muda Udara I (Anumerta)SatuanKorps RadioPertempuran/perangRevolusi Nasional IndonesiaSunting kotak info • L • B Opsir...

2020年夏季奥林匹克运动会波兰代表團波兰国旗IOC編碼POLNOC波蘭奧林匹克委員會網站olimpijski.pl(英文)(波兰文)2020年夏季奥林匹克运动会(東京)2021年7月23日至8月8日(受2019冠状病毒病疫情影响推迟,但仍保留原定名称)運動員206參賽項目24个大项旗手开幕式:帕维尔·科热尼奥夫斯基(游泳)和马娅·沃什乔夫斯卡(自行车)[1]闭幕式:卡罗利娜·纳亚(皮划艇)&#...

 

 

Halaman ini berisi artikel tentang menara di Minato, Tokyo, Jepang. Untuk menara dengan nama yang sama, lihat Menara Tokyo (disambiguasi). Tokyo Tower東京タワーInformasi umumStatusSelesaiJenisMenara komunikasiMenara observasiLokasi4-2-8 Shiba-koen, Minato, Tokyo 105-0011Mulai dibangunJuni 1957Rampung1958Pembukaan23 Desember 1958Biaya¥2,8 miliar(AS$8,4 juta pada 1958)PemilikNihon Denpatō(Nippon Television City Corp.)TinggiMenara antena333 m (1.093 ft)[1]Desain dan kons...

 

 

Jalan utama di Blessington Blessington (bahasa Irlandia: Baile Coimín) ialah sebuah kota di County Wicklow, Provinsi Leinster, bagian tengah Republik Irlandia dengan penduduk sebanyak 4.018 jiwa 2006 (2.509 pada tahun 2002) termasuk lingkungannya. Blessington terkenal akan waduknya Danau Blessington (juga dikenal sebagai Reservoar Pollaphuca), yang diciptakan ketika air terjun di Poulaphouca di Sungai Liffey dibendung untuk dibuat PLTA oleh ESB. Lihat pula Daftar kota di Republik Irlandia Pr...

SPEAR SystemAlso known asSpontaneous Protection Enabling Accelerated ResponseFocusHybridCountry of origin CanadaCreatorTony BlauerOlympic sportNoOfficial websitehttp://blauerspear.com The SPEAR System (an acronym for Spontaneous Protection Enabling Accelerated Response) is a close-quarter protection system that uses a person's reflex action in threatening situations as a basis for defence.[1] The founder, Tony Blauer, developed the SPEAR System in Canada during the 1980s.[2] H...

 

 

La obra de arte en la época de su reproductibilidad técnica de Walter BenjaminGénero EnsayoEdición original en alemán País Alemania Fecha de publicación 1936 Edición traducida al españolTítulo La obra de arte en la época de su reproductibilidad técnica[editar datos en Wikidata] El filósofo alemán Walter Benjamin en 1928. La obra de arte en la época de su reproducibilidad técnica (Das Kunstwerk im Zeitalter seiner technischen Reproduzierbarkeit en alemán) es un ...

 

 

This template was considered for deletion on 2016 November 6. The result of the discussion was Keep. Geography Template‑class Geography portalThis template is within the scope of WikiProject Geography, a collaborative effort to improve the coverage of geography on Wikipedia. If you would like to participate, please visit the project page, where you can join the discussion and see a list of open tasks.GeographyWikipedia:WikiProject GeographyTemplate:WikiProject Geographygeography articlesTem...

ميمينجين    علم شعار الاسم الرسمي (بالألمانية: Memmingen)‏    الإحداثيات 47°59′16″N 10°10′52″E / 47.987777777778°N 10.181111111111°E / 47.987777777778; 10.181111111111   [1] تقسيم إداري  البلد ألمانيا[2][3]  التقسيم الأعلى شوابيا  خصائص جغرافية  المساحة 70 كيلومتر مرب...

 

 

Voce principale: Frosinone Calcio. Frosinone CalcioStagione 2005-2006Il Frosinone nell'1-1 contro il Napoli allo Stadio San Paolo Sport calcio Squadra Frosinone Allenatore Ivo Iaconi Presidente Maurizio Stirpe Serie C12º posto nel girone B (promosso in Serie B) Coppa ItaliaPrimo turno[1] Coppa Italia Serie CSemifinale Maggiori presenzeCampionato: Ginestra (34) Miglior marcatoreCampionato: Ginestra (11) StadioMatusa 2004-2005 2006-2007 Si invita a seguire il modello di voce Ques...

 

 

كارلو الثاني دوق بارما (بالإيطالية: Carlo II di Parma)‏  معلومات شخصية الميلاد 22 ديسمبر 1799(1799-12-22)مدريد الوفاة 16 أبريل 1883 (83 سنة)نيس مواطنة إسبانيا  الزوجة ماريا تيريزا أميرة سافوي (5 سبتمبر 1820–)  الأولاد كارلو الثالث دوق بارما  [لغات أخرى]‏  الأب لويس الأول ملك إترو...

Filippo Maniero Informasi pribadiTanggal lahir 11 September 1972 (umur 51)Tempat lahir Padua, ItalyTinggi 1,85 m (6 ft 1 in)Posisi bermain StrikerKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)1989–1990 Padova 17 (3)1990–1991 Atalanta 6 (0)1991 Padova 4 (1)1991–1992 Ascoli 17 (4)1992–1995 Padova 60 (10)1995–1996 Sampdoria 25 (6)1996–1997 Verona 33 (11)1997–1998 Parma 10 (4)1998 A.C. Milan 13 (3)1998–2002 Venezia 116 (54)2002–2004 Palermo 31 (13)2003–2004 → Bres...

 

 

Forms of address for close relatives of peers A courtesy title is a form of address and/or reference in systems of nobility used for children, former wives and other close relatives of a peer, as well as certain officials such as some judges and members of the Scottish gentry. These styles are used by courtesy in the sense that persons referred to by these titles do not in law hold the substantive title. There are several different kinds of courtesy titles in the British peerage system. Child...

 

 

جمال الدين القفطي معلومات شخصية اسم الولادة علي بن يوسف القِفْطِي الميلاد سنة 1172   قفط  الوفاة سنة 1248 (75–76 سنة)  حلب  مواطنة السلطنة الأيوبية  الديانة الإسلام[1]  الحياة العملية المهنة كاتب،  ومؤرخ،  وطبيب،  وسياسي  اللغات العربية  أعمال با�...

City in and county seat of Cullman County, Alabama City in Alabama, United StatesCullman, AlabamaCityHwy 278 & Hwy 31 FlagLogoMotto: A City of CharacterLocation of Cullman in Cullman County, AlabamaCoordinates: 34°10′35″N 86°50′25″W / 34.17639°N 86.84028°W / 34.17639; -86.84028CountryUnited StatesStateAlabamaCountyCullmanFounded1873IncorporatedMarch 6, 1875[1]Named forColonel Johann Gottfried CullmannGovernment • TypeMayor-Counc...

 

 

BairdcityBaird – VedutaBaird Main Street, con il palazzo di giustizia LocalizzazioneStato Stati Uniti Stato federato Texas ConteaCallahan AmministrazioneData di istituzione1881 TerritorioCoordinate32°23′46″N 99°23′50″W32°23′46″N, 99°23′50″W (Baird) Altitudine525 m s.l.m. Superficie7,0 km² Acque interne0,2 km² (2,86%) Abitanti1 623 (2000) Densità231,86 ab./km² Altre informazioniCod. postale79504 Prefisso325 Fuso orarioUTC-6 CartografiaBa...