Artikel ini kekurangan informasi dan perlu dikembangkan agar memenuhi standar Wikipedia. Tolong kembangkan artikel dengan melengkapi informasi yang relevan. Rincian lebih lanjut mungkin tersedia di halaman pembicaraan.(April 2025)
Gawi adat merupakan suatu proses penyelesaian seseorang oleh tokoh adat dalam suatu komunitas adat tertentu. Tradisi Gawi adat masih dilakukan di Kampung Tua Negara Batin, Lampung. Tradisi Adat dalam Masyarakat Adat Lampung, di Kampung Tua Negara Batin, tradisi adat mencakup:
Begawi Balak, yang terdiri dari dua jenis upacara adat, yaitu cakak pepaddun dan mancor jaman.
Begawi Biasa, yang mencakup pelaksanaan adat dalam pemberian gelar (balin adok).
Bagi masyarakat adat Lampung di Kampung Tua Negara Batin, pelaksanaan gawi adat berfungsi sebagai wujud nyata dari nilai-nilai Piil Pesenggiri, yang mencakup empat pilar utama: bejuluk-beadek (memiliki gelar dan nama baik), nemui nyimah (ramah dan menerima tamu), nengah nyappur (aktif dalam pergaulan sosial), dan sakai sambayan (gotong royong). Selain sebagai ekspresi budaya, gawi adat juga menjadi penanda status sosial seseorang dalam struktur adat, yang terbagi dalam tingkatan seperti 24, 18, 16, dan 12.
Lebih jauh lagi, menurut konvensi masyarakat Lampung, kebanggaan hidup seseorang ditentukan oleh tiga hal utama:
Melaksanakan begawi (upacara adat),
Memiliki anak laki-laki (nganak ragha), dan
Menunaikan ibadah haji (cakak aji), sebagaimana dijelaskan oleh almarhum Om Tanto dari marga setempat.[1]