Anthony Hopkins
Sir Philip Anthony Hopkins CBE (lahir 31 Desember 1937) adalah seorang aktor, sutradara, dan produser film Wales.[2] Ia telah menerima banyak penghargaan, termasuk dua Academy Award, empat BAFTA, dua Emmy, Cecil B. DeMille Award dan British Academy Television Award. Pada tahun 1993, ia dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II atas jasanya terhadap seni. Hopkins menerima bintang di Hollywood Walk of Fame pada tahun 2003 dan BAFTA Fellowship untuk pencapaian seumur hidup dari British Academy of Film and Television Arts pada tahun 2008. Setelah lulus dari Royal Welsh College of Music & Drama pada tahun 1957, Hopkins berlatih di Royal Academy of Dramatic Art di London, dan kemudian ditemukan oleh Laurence Olivier yang mengundangnya untuk bergabung dengan Royal National Theatre pada tahun 1965. Di National Theatre ia tampil dalam Raja Lear, sebuah sandiwara Shakespeare favoritnya. Sandiwara panggung terakhirnya adalah sebuah sandiwara yang diproduksi teater West End yaitu M. Butterfly pada tahun 1989. Pada tahun 1968, Hopkins mendapat pengakuan dalam film setelah berperan sebagai Richard sang Hati Singa di The Lion in Winter. Pada pertengahan 1970-an, Richard Attenborough, yang menyutradarai lima film Hopkins, menyebutnya sebagai "aktor terhebat dari generasinya." Pada tahun 1991, ia berperan sebagai Hannibal Lecter dalam film horor psikologis The Silence of the Lambs, dan akhirnya juga memenangkan Academy Award untuk Aktor Terbaik. Ia mengulangi perannya tersebut dalam sekuelnya yang berjudul Hannibal dan prekuelnya Red Dragon. Film-film terkenal Hopkins lainnya adalah termasuk The Elephant Man (1980), 84 Charing Cross Road (1987), Howards End (1992), Bram Stoker's Dracula (1992), Shadowlands (1993), Legends of the Fall (1994), Meet Joe Black (1998), The Mask of Zorro (1998), Thor (2011), Thor: The Dark World (2013), Transformers: The Last Knight (2017), dan Thor: Ragnarok (2017). Ia menerima empat nominasi Academy Award lagi karena penampilannya dalam The Remains of the Day (1993), Nixon (1995), Amistad (1997) dan The Two Popes (2019) sebelum akhirnya memenangkan BAFTA Award keempat dan Academy Award keduanya untuk Aktor Terbaik karena perannya sebagai seorang pria tua yang didiagnosis menderita demensia di film The Father (2020), hal tersebut menjadikannya sebagai pemenang Aktor Terbaik Oscar tertua hingga saat ini.[3][4] Kehidupan awal dan pendidikanPhilip Anthony Hopkins lahir di distrik Margam di Port Talbot, Wales, pada tanggal 31 Desember 1937,[5] putra Annie Muriel (née Yeates) dan tukang roti Richard Arthur Hopkins.[6] Salah satu kakeknya berasal dari Wiltshire, Inggris.[7] Dia menyatakan nilai-nilai kelas pekerja ayahnya selalu mendasari kehidupannya, "Setiap kali aku merasa bahwa aku mungkin istimewa atau berbeda, aku memikirkan ayahku dan aku ingat tangannya – tangannya yang keras dan patah."[8] Hari-hari sekolahnya tidak produktif; ia lebih suka menekuni seni, seperti melukis dan menggambar, atau bermain piano daripada belajar. Pada tahun 1949, untuk menanamkan kedisiplinan, orang tuanya memaksa dia untuk bersekolah di Jones' West Monmouth Boys' School di Pontypool. Dia tinggal di sana selama lima periode dan kemudian menempuh pendidikan di Cowbridge Grammar School di Vale of Glamorgan. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2002, dia menyatakan, "Aku adalah seorang pembelajar yang buruk, yang membuatku mudah diejek dan menimbulkan rasa rendah diri. Aku tumbuh dengan keyakinan penuh bahwa aku bodoh.[9] ![]() Hopkins terinspirasi oleh sesama aktor Wales Richard Burton, yang ia temui pada usia 15 tahun. Ia kemudian menyebut Burton "sangat ramah, sangat baik"[11] tapi diuraikan, "Entah dari mana semua orang tahu kalau kami berteman baik. Mungkin karena kami berdua orang Wales dan tumbuh di kota yang sama. Sebagai catatan, saya benar-benar tidak mengenalnya sama sekali."[2] Dia mendaftar di Royal Welsh College of Music & Drama di Cardiff, tempat ia lulus pada tahun 1957.[12] Dia kemudian bertemu Burton pada tahun 1975 ketika Burton bersiap untuk mengambil alih peran Hopkins sebagai psikiater dalam Equus karya Peter Shaffer, dengan Hopkins menyatakan, "Dia aktor yang fenomenal. Begitu pula Peter O'Toole – mereka adalah karakter yang menakjubkan dan luar biasa."[11] Dia menghabiskan dua tahun menjalani dinas nasional antara tahun 1958 dan 1960, yang dia lakukan di resimen Artileri Kerajaan Tentara Inggris di mana dia dikenal sebagai "Gunner Hopkins", sebelum pindah ke London untuk belajar di RADA (Royal Academy of Dramatic Art) dari sana ia lulus pada tahun 1963.[9] Karir1960–1979: Peran teater dan debut filmHopkins membuat penampilan panggung profesional pertamanya di Palace Theatre, Swansea, pada tahun 1960 dengan produksi Swansea Little Theatre Have a Cigarette.[13] Pada tahun 1965, setelah beberapa tahun berkecimpung dalam repertoar, ia ditemukan oleh Laurence Olivier, yang mengundangnya untuk bergabung dalam Royal National Theatre di London.[12] Hopkins menjadi pemain pengganti Olivier, dan menggantikannya ketika Olivier terserang radang usus buntu selama produksi tahun 1967 dari The Dance of Death karya August Strindberg. Olivier kemudian mencatat dalam memoarnya, Confessions of an Actor, bahwa, "Seorang aktor muda baru di teater yang sangat menjanjikan bernama Anthony Hopkins sedang menjadi pengganti saya dan pergi dengan peran Edgar seperti kucing yang menggigit tikus."[14] Hingga malam itu, Hopkins selalu gugup sebelum naik panggung. Namun, hal itu kini telah berubah, dan Hopkins mengutip perkataan mentornya.: "Dia [Olivier] berkata: 'Ingat: "kegugupan" itu kesombongan – kamu bertanya-tanya apa yang orang pikirkan tentangmu; persetan dengan mereka, lompat saja dari tepi jurang'. Itu nasihat yang bagus."[8] ![]() Hopkins membuat debut layar kacanya pada siaran BBC tahun 1967 A Flea in Her Ear. Peran utama pertamanya dalam sebuah film datang pada tahun 1964 di Changes, film pendek yang disutradarai oleh Drewe Henley, ditulis dan diproduksi oleh James Scott dan bersama Jacqueline Pearce.[15][16] Pada tahun 1968, Hopkins mendapat terobosannya dalam The Lion in Winter memerankan Richard si Hati Singa, sebuah penampilan yang membuatnya dinominasikan untuk BAFTA Award untuk Aktor Terbaik dalam Peran Pendukung.[17] Hopkins memerankan Charles Dickens dalam film televisi BBC The Great Inimitable Mr. Dickens pada tahun 1970, dan Pierre Bezukhov dalam serial mini BBC War and Peace (1972), menerima British Academy Television Award untuk Aktor Terbaik atas penampilannya dalam film tersebut.[18] Membuat namanya dikenal sebagai aktor layar lebar, ia muncul dalam film thriller aksi neo-noir karya Frank Pierson The Looking Glass War (1970), dan When Eight Bells Toll (1971) karya Étienne Périer. Kolaborasi pertama dari lima kolaborasi dengan sutradara Richard Attenborough, pada tahun 1972 Hopkins berperan sebagai politisi Inggris David Lloyd George dalam Young Winston.[8] Pada tahun 1973, ia kembali memerankan David Lloyd George dalam miniseri BBC The Edwardians yang ditayangkan di AS pada tahun 1974 di Masterpiece Theatre.[19] Hopkins membintangi sebuah film adaptasi dari Henrik Ibsen drama A Doll's House (1973) bersama Claire Bloom, Ralph Richardson, Denholm Elliott, dan Edith Evans. Dia kemudian muncul dalam komedi The Girl from Petrovka (1974) dengan Goldie Hawn dan Hal Holbrook dan juga membintangi film ketegangan Richard Lester Juggernaut beradu akting dengan Richard Harris dan Omar Sharif. Pada bulan Oktober 1974, Hopkins memerankan psikolog Dysart dalam produksi Broadway asli dari drama Sir Peter Shaffer Equus, yang dibintangi oleh Peter Firth. Atas penampilannya ini, ia menerima penghargaan Drama Desk Award untuk Aktor Luar Biasa dalam sebuah Drama untuk musim 1974–75.[20] Pada tahun 1977, ia memerankan perwira Angkatan Darat Inggris John Frost dalam film Attenborough yang berlatar Perang Dunia II A Bridge Too Far. Pada tahun 1978, ia membintangi sekuel National Velvet (1944), berjudul International Velvet dengan Tatum O'Neal, Christopher Plummer, yang disutradarai oleh Bryan Forbes. Pada tahun yang sama, ia juga membintangi film horor psikologis Attenborough Magic tentang boneka ventriloquist setan dengan Gene Siskel menambahkannya sebagai salah satu film terbaik tahun ini.[21] Pada tahun 1979, Hopkins muncul sebagai Prospero dalam produksi The Tempest yang diadakan di Mark Taper Forum di Los Angeles.[22] Gaya aktingnya![]() Hopkins terkenal untuk persiapannya yang matang untuk peran-perannya. Ia mengakui dalam berbagai wawancara bahwa sekali ia membuat komitmen untuk sebuah proyek, ia akan mengulang-ulang baris-barisnya sebanyak mungkin (kadang-kadang hingga 200 kali) hingga kata-kata itu begitu tertanam dalam ingatannya sehingga ia dapat "melakukannya tanpa berpikir." Ini menyebabkan gaya penyampaiannya yang sangat alamiah, yang memperlihatkan betapa banyaknya persiapan yang telah dilakukannya sebelumnya. Sementara di satu pihak hal itu memungkinkannya melakukan improvisasi yang hati-hati, ia pun sering mengalami konflik dengan begerapa sutradara yang kadang-kadang keluar dari naskah, atau saat sutradara yang bersangkutan dinilainya melakukan pengambilan gambar yang terlalu berlebihan. Richard Attenborough, yang pernah menyutradarai Hopkins lima kali, pernah berkepanjangan dalam pengambilan gambar untuk Shadowlands (1993) untuk mengakomodasi pendekatan-pendekatan yang berbeda dari kedua bintangya (Hopkins dan Debra Winger), yang banyak kali muncul bersama dalam suatu adegan. Sementara Hopkins lebih suka mengulangi sesedikit mungkin, karena ia lebih senang akan spontanitas dari pengambilan gambar 'baru', Winger justru sebaliknya. Ia terus-menerus mengulang, tetapi hal itu tampaknya tidak memengaruhi penampilannya. Untuk memungkinkan hal ini, Attenborough menggantikan Hopkins pada saat-saat latihan bersama Winger, dan baru menampilkan Hopkins pada kesempatan terakhir sebelum pengambilan gambar. Attenborough banyak menghujani pujian bagi Hopkins:
Selain itu, Hopkins adalah peniru yang sangat berbakat. Ia sanggup mengubah aksen aslinya sebagai orang Wales maupun menjadi aksen apa saja sesuai tuntutan perannya. Ia meniru suara almarhum mentornya, Laurence Olivier, untuk adegan tambahan dalam Spartacus dalam restorasinya pada 1991. Wawancaranya pada peluncuran kembali acara obrolan TV Britania tahun 1998, Parkinson menampilkan peniruan komedian Tommy Cooper yang menghibur. Kehidupan pribadiHopkins memiliki kediaman di Malibu, California.[24] Pada bulan Januari 2025, dua rumah tetangganya di Pacific Palisades, Los Angeles, hancur akibat Kebakaran Palisades.[25][26] Dia pernah pindah ke Amerika Serikat sebelumnya, pada akhir tahun 1970-an, untuk mengejar karier filmnya, tetapi kembali ke London pada akhir tahun 1980-an. Namun, ia memutuskan untuk kembali ke AS setelah kesuksesannya di tahun 1990-an. Mempertahankan kewarganegaraan Inggrisnya, ia menjadi warga negara Amerika yang dinaturalisasi pada 12 April 2000, dengan Hopkins menyatakan: "Saya memiliki kewarganegaraan ganda; kebetulan saya tinggal di Amerika".[27][28] Hopkins telah menikah tiga kali. Ia menikah dengan aktris Petronella Barker dari tahun 1966 hingga 1972, Jennifer Lynton dari tahun 1973 hingga 2002, dan Stella Arroyave sejak 2003. Hopkins bertemu Arroyave, seorang pedagang barang antik kelahiran Kolombia, pada awal tahun 2000-an, dan dia memuji Arroyave karena telah membantunya mengatasi perasaan depresinya saat itu.[29] Pada malam Natal tahun 2013, ia merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 10 dengan memberikan berkat pada sebuah kebaktian pribadi di St Davids Cathedral di St Davids.[30] Dia memiliki seorang putri dari pernikahan pertamanya. Keduanya terasing; ketika ditanya apakah dia punya cucu, dia berkata, "Entahlah. Orang-orang putus. Keluarga terpecah belah dan, kau tahu, 'Lanjutkan hidupmu.' Orang-orang membuat pilihan. Aku tidak peduli dengan pilihan mana pun."[31] Dalam wawancara lain, ia berkata, "Saya rasa saya egois. Saya belum menjadi suami atau ayah yang baik."[32] Hopkins adalah seorang pecandu alkohol yang tengah dalam pemulihan; ia telah berhenti minum alkohol sejak setelah Natal tahun 1975.[33][34] Ia berkata, "Saya membuat lompatan kuantum itu ketika saya meminta bantuan. Saya menemukan sesuatu dan seorang wanita berbicara kepada saya dan dia berkata, percayalah saja pada Tuhan. Dan saya berkata, ya, kenapa tidak?" Ketika ditanya, "Apakah kamu benar-benar berdoa?" Hopkins menjawab: "Tidak, saya tidak berdoa. Saya pikir karena saya meminta bantuan, yang merupakan salah satu bentuk doa."[35] Pada bulan Januari 2020, ketika ditanya apakah dia masih agnostik, dia menjawab, "Agnostisisme agak aneh. Seorang agnostik meragukan dan ateisme menyangkal. Saya bukan orang suci; saya hanyalah seorang pendosa tua seperti orang lain. Saya semakin percaya bahwa ada area luas dalam hidup kita yang tidak kita ketahui sama sekali. Seiring bertambahnya usia, saya bisa menangis sejadi-jadinya karena hal-hal indah yang saya alami, Gairah hidup yang mengerikan ini begitu singkat. Saya harus percaya ada sesuatu yang lebih besar dari saya. Saya hanyalah mikroba. Bagi saya, itulah perasaan lega terbesar – mengakui bahwa saya sebenarnya bukan apa-apa. Saya harus mengatakan, siapa pun yang menjalankan acara ini, terima kasih banyak."[36] Hopkins berhenti merokok menggunakan metode Allen Carr.[37] Pada tahun 2008, ia memulai program penurunan berat badan, dan pada tahun 2010, ia telah mengurangi sebanyak 5st 10 lb (80 lb atau 36 kg).[38] Pada bulan Januari 2017, dalam sebuah wawancara dengan The Desert Sun, Hopkins mengatakan bahwa ia telah didiagnosis dengan sindrom Asperger tiga tahun sebelumnya, tetapi ia termasuk "tingkat tinggi".[39][40] Pada tahun 2020, ia berkata bahwa "itu sebenarnya adalah anugerah yang luar biasa".[41] Dia memiliki seekor kucing peliharaan bernama Niblo, yang dia adopsi di Budapest.[42] Hopkins menghindari daging dan lebih memilih diet pescatarian.[43] Dia adalah penggemar sitkom BBC Only Fools and Horses, dan pernah mengatakan dalam sebuah wawancara betapa ia ingin tampil dalam serial tersebut. Penulis John Sullivan melihat wawancara tersebut, dan dengan mengingat Hopkins, ia menciptakan karakter Danny Driscoll, seorang penjahat lokal. Namun, syuting serial baru tersebut bertepatan dengan syuting The Silence of the Lambs, sehingga Hopkins tidak bisa. Peran tersebut akhirnya diberikan kepada Roy Marsden.[44] Mengomentari terbakarnya rumahnya di Los Angeles dalam kebakaran Palisades tahun 2025, Hopkins memposting pesan di Instagram, mendukung mereka yang terkena dampak, dan mengatakan "satu-satunya hal yang kita bawa adalah cinta yang kita berikan".[45] Filmografi pilihan
Hopkins juga menjadi unggulan Oscar dalam film The Remains of the Day (1993), ceritanya diambil dari novel karya Kazuo Ishiguro. Di film Nixon (1995) dan Amistad (1997). Ia memenangkan BAFTA Award for Best Actor untuk The Silence of the Lambs dan The Remains of the Day. Tahun (1994), ia menerima unggulan kedua untuk kategori yang sama dalam film Shadowlands. Ia banyak memerankan karakter fiksi dan bersejarah, di antaranya: John Quincy Adams (Amistad, 1997), William Bligh (The Bounty, 1984), Charles Dickens (The Great Inimitable Mr Dickens, 1970), John Frost (A Bridge Too Far, 1977), Bruno Hauptmann (The Lindbergh Kidnapping Case, 1976), Abraham Van Helsing (Bram Stoker's Dracula, 1992), Adolf Hitler (The Bunker, 1981), C.S. Lewis, (Shadowlands, 1993), David Lloyd George (Young Winston, 1972), Frederick Treves (The Elephant Man, 1980), Richard Nixon (Nixon, 1995), Othello (Othello, 1981), Pablo Picasso (Surviving Picasso, 1996), Quasimodo (The Hunchback of Notre Dame, 1982), Yitzak Rabin (Victory at Entebbe, 1976), Richard Lionheart (The Lion in Winter, 1968), Titus Andronicus (Titus, 1999), and Zorro (The Mask of Zorro, 1998). Ia memenangkan Emmy Award untuk perannya di The Lindbergh Kidnapping Case dan The Bunker. Referensi
Pranala luar
|