Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, tetapi percaya."
Analisis
Pengakuan iman Tomas dalam Yohanes 20:28 memilii kesadaran signifikan yang bergantung pada penglihatan, sehingga Yesus perlu 'mengulang perkataan yang dikatakan oleh Tomas pada beberapa hari sebelumnya (Yohanes 20:25) dan membuat sebuah koreksi langsung dengan menyatakan 'Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya'.[2] Dengan pernyataan tersebut, Yesus tak hanya membuat Tomas tersanjung, tetapi membuat semua orang percaya pada masa mendatang juga menjadi tersanjung (lihat Yohanes 17:20–24) dan merangkul mereka semua.[3] Sejak kenaikan Yesus, para pengikut Yesus memakai 'bukti yang ada' (kitab suci, saksi mata gereja sepanjang masa tersebut, pengalaman pribadi dalam iman) tanpa benar-benar melihat Yesus.[2]
Ayat tersebut juga merupakan 'kesimpulan dari "kemitraan harfiah" yang dibagi antara Maria Magdalena dan Tomas dalam Yohanes 20', dimana pasal tersebut mengisahkan perjalanan keyakinan dari kedua tokoh tersebut dari salah paham dan ragu-ragu menjadi tahu bahwa Yesus adalah Allah yang bangkit dalam kesaksian dan pengakuan iman.
[4]
^Köstenberger, Andreas J. (2004). John. Baker Exegetical Commentary on the New Testament. Volume 4 (edisi ke-illustrated). Baker Academic. hlm. 580. ISBN9780801026447.