Satu-satunya kereta api penumpang yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah kereta api Argo Wilis.
Bangunan dan tata letak
Stasiun Nganjuk memiliki empat jalur kereta api. Pada awalnya, jalur 3 yang lama merupakan sepur lurus dan jalur 4 yang lama jarang digunakan. Setelah pengoperasian jalur ganda menuju Stasiun Baron dilakukan sejak 14 Maret 2019[3] dan kemudian menuju Stasiun Babadan sejak 30 April 2019,[4] jalur 2 yang baru dijadikan sepur lurus arah Madiun dan jalur 3 yang baru dijadikan sepur lurus arah Kertosono.
Pada saat pembangunan jalur ganda, diagram lintasan stasiun dilakukan perubahan, yaitu dengan membongkar jalur 2 yang lama untuk pelebaran peron, menambah satu jalur belok baru di sisi selatan stasiun sebagai jalur 4 yang baru, jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 2 yang baru, serta jalur 4 yang lama dibangun ulang menjadi jalur 3 yang baru. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik.
Bagian depan bangunan telah mengalami pemugaran sehingga ciri khas bangunan gaya Hindia Belanda kini tidak terlihat. Walaupun demikian, ciri khas bangunan tersebut masih dapat terlihat di kanopi stasiun dan Kantor Resor Jalan Rel.
Ciri khas
Mulai 2024, stasun ini bersama Stasiun Kertosono menggunakan melodi penyambutan kereta api berupa lagu keroncong berjudul "Sungai Brantas Megah Menawan" yang diciptakan sekaligus dinyanyikan oleh Maspiani.[5]
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024.
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).