Kopi Amstirdam adalah kopi spesial dari kabupaten Malang. Nama Amstirdam diambil dari nama empat kecamatan di kabupaten Malang bagian selatan, yakni Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo dan Dampit. Kopi yang dikembangkan di empat kecamatan ini umumnya adalah kopi robusta, di samping juga memproduksi kopi arabika.[1][2]
Pemerintah membangun Ekowisata Kampung Kopi untuk terus menggeliatkan industri kopi lokal dan memberdayakan petani kopi di kabupaten Malang. Selain itu, pemerintah kabupaten Malang juga berusaha memperkenalkan kopi Amstirdam ke jenjang internasional dengan membawanya ke Festival Indonesia di Moskow, Rusia. Kedai kopi khas Malang rencananya akan dibangun di pendapa kabupaten.[3]
Petani-petani kopi Amstirdam dari empat kecamatan tersebut membentuk serikat tani bersama yang diberi nama Kelompok Tani Kopi Amstirdam, yang diketuai oleh Haji Yadi. Kelompok tani ini bersinergi dengan Pusat Koperasi Unit Desa Jawa Timur (Puskud Jatim) untuk terus mengembangkan industri kopi di kabupaten Malang utamanya dalam hal peningkatan produksi kopi.[2]
Sejarah
Pembukaan perkebunan di daerah Malang selatan berasal dari kebijakan Gubernur Jenderal H.W. Daendels yang mengeluarkan peraturan Ordonansi Priangan pada 1808. Ketika itu, Daendels mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penanaman kopi di daerah lain di pulau Jawa dan dilakukan dengan cara yang sama seperti di Kabupatenan Priangan. Betul
Kebijakan ini diteruskan oleh Gubernur Jenderal Du Bus Gesignes (1826-1829). Ia memerintahkan untuk menggarap semua tanah yang belum dimanfaatkan secara produktif, termasuk sebagian tanah daerah hutan. Kawasan perkebunan kopi di Malang dan sekitarnya dahulunya berpusat di daerah Penanggungan, Karanglo, Sengguruh, Turen dan Ngantang. Dalam satu tahun saja, yaitu pada 1901, penduduk di kawasan ini mampu menyetor 3831 pikul kopi. Perkebunan kopi di kawasan Turen kemudian mulai meluas hingga ke kawasan Dampit. Dari situlah kemudian nama Kopi Dampit, Malang mulai terkenal. Meskipun demikian, sebelum nama kopi Dampit naik daun, Malang lebih dulu terkenal dengan kopi spesialnya yang dijuluki kopi Amstirdam yang tumbuh di kaki Gunung Semeru, Jawa Timur.[4]