Kecamatan Jatinegara adalah salah satu kecamatan dalam wilayah Jakarta Timur. Selain Glodok di Jakarta Barat, Jatinegara juga merupakan pecinan besar yang ada di Jakarta. Pada zaman kolonial Jatinegara (Meester Cornelis) pernah berstatus sebagai kabupaten di Wilayah Karesidenan Jakarta (Batavia).
Sejarah
Nama Jatinegara diambil dari jatina nagara, bahasa Sunda yang menyiratkan simbol perlawanan Kesultanan Banten terhadap penjajah Belanda saat itu.
Pada abad ke-17, daerah ini merupakan permukiman para pangeran Kesultanan Banten. Pada tahun 1661, Cornelis Senen, seorang guru agama Kristen yang berasal dari Banda, Maluku, membeli tanah di daerah aliran Ciliwung. Sebagai guru dan kepala kampung, Cornelis Senen diberi gelar Meester.[1][2] Semenjak dibangunnya Jalan RayaDaendels, tanah yang dimiliki oleh Cornelis Senen secara partikelir ini berkembang pesat menjadi pemukiman dan pasar yang ramai.[3] Hingga kini masyarakat menyebutnya dengan Mester, penyingkatan dari Meester Cornelis.
Nama Jatinegara baru muncul tahun 1942, setelah Tentara Kekaisaran Jepang menduduki Hindia Belanda. Nama Meester yang terlalu berbau Belanda diganti menjadi Kabupaten Jatinegara.[5]
Transportasi
Jatinegara merupakan salah satu wilayah yang padat penduduk. Untuk kepentingan masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut pemerintah juga mengembangkan sarana transportasi pendukung. Pada tanggal 6 April 1875 pemerintah meresmikan jalur kereta yang menghubungkan Jatinegara dengan Jakarta Kota. Pada tahun 1881, Nederlands Indische Tramweg Maatschappij atau Bataviasche Stoomtram Maatschappij mengoperasikan trem uap yang menghubungkan Kampung Melayu (Meester Cornelis) dengan Kota Intan (Batavia) melewati rute Matraman, Kramat, Senen, Harmoni, dan Glodok.
6 April 1925, kereta listrik mulai beroperasi sejauh 15,6 km menghubungkan Jatinegara dengan Stasiun Tanjung Priuk dan sejauh 2,6 km menghubungkan Jatinegara dengan stasiun Manggarai. Untuk pengembangan perekonomian Pulau Jawa, Daendels membangun jalan Anyer–Panarukan. Jatinegara merupakan salah satu kota yang dilewati jalur tersebut. Untuk mengurangi kesemrawutan, pada tahun 1970-an pemerintah membangun Terminal Kampung Melayu. BRT Koridor 5, Koridor 7, Koridor 10, dan Koridor 11 juga melayani penduduk yang bermukim di wilayah ini. Banyaknya transportasi publik yang melintasi Jatinegara menunjukkan bahwa daerah ini merupakan wilayah penting dan cukup ramai sejak dahulu.
Daftar tempat penting
SMP Negeri 62 Jakarta
SMA Negeri 50 Cipinang Muara, Jakarta Timur
SMA Negeri 53 Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur
SMA Negeri 54 Rawa Bunga Jakarta Timur
SMA Negeri 100 Jatinegara Jakarta Timur
SMK Negeri 46 Cipinang Besar Utara Jakarta Timur
SMK Negeri 50 Cipinang Muara Jakarta Timur
STMT Trisakti
Universitas Azzahra
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
Studio Produksi Film Negara (PFN) Persero
Otorita Batam
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Timur.
Kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Timur
Masjid Raya Cipinang Muara
Masjid Al Iman Cipinang Elok
Masjid Baitul Hakim Cipinang Muara
Masjid Nurul Islam Rawa Bunga
Masjid Al Fatah Jatinegara
Masjid Abu Bakar As Shidiq
Masjid Mishbahul 'Amal Al Khair
Gedung Qur'an Mishbahul 'Amal
Gereja Koinonia (dahulu dikenal sebagai "Gereja Bethel").
Gereja Kristen Pasundan (dahulu "Rehoboth Kerk")
Gereja St. Antonius Padua, Jalan Otista
Klenteng Fu De Gong (Hok Tek Tjeng Sien)
Klenteng Shia Jin Kong
Klenteng Tien Pao Tong (Kwan Im Po Sat)
Bekas Gedung Wedana Meester Cornelis. Gedung bekas kediaman Meester Cornelis ini secara bergantian dikuasai pejuang yang tergabung dalam Kesatuan Laskar Rakyat Jakarta. Terakhir gedung ini dikuasai Kodim. Setelah dikosongkan oleh Kodim 0505, pada tahun 2005 bagian sayap gedung digunakan untuk kantor Pemuda Panca Marga (PPM). Selanjutnya gedung ini diambil alih Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Pada Mei 2010 gedung ini nyaris roboh dan tidak dirawat.[5]
Penjara Cipinang
Pasar Induk Beras Cipinang
Pasar Meester
Pasar Rawa Bening (Bursa Batu Akik Jakarta) setelah direnovasi dan diresmikan pada tanggal 12 Mei 2010 oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Sekarang dikenal sebagai Jakarta Gems Center (JGC) Rawabening. JGC adalah pusat perbelanjaan batu permata terbesar di Indonesia, bahkan di Asia. Terletak di jalan Bekasi Barat, di depan stasiun Jatinegara, terdapat lebih dari 1.330 kios penjual berbagai jenis batu permata, kristal, batu-batuan, cincin, fosil, bahkan barang antik dan mistik. JGC berkembang pesat dan selalu dipenuhi wisatawan lokal dan internasional. Setiap hari jumlah pengunjung dapat mencapai 1.000 orang, terutama pada hari Sabtu-Minggu. JGC yang berupa bangunan empat lantai relatif bersih dan aman, modern, dan memiliki tempat parkir yang memadai.
Pasar Gembrong adalah pasar rakyat/tradisional yang terkenal dengan tempat penjualan mainan anak-anak yang murah dan lengkap.