Gereja Santo Kristoforus, Grogol

Gereja Santo Kristoforus
Gereja Santo Kristoforus, Paroki Grogol
Tampak depan Gereja Santo Kristoforus
PetaKoordinat: 6°9′50.8799″S 106°47′12.9448″E / 6.164133306°S 106.786929111°E / -6.164133306; 106.786929111
LokasiJl. Satria IV Blok C Nomor 68, Jelambar, Jakarta Barat 11460
NegaraIndonesia
DenominasiGereja Katolik Roma
Situs webwww.parokigrogolkaj.or.id
Sejarah
DedikasiSanto Kristoforus
Tanggal konsekrasi22 November 1970 (bangunan awal)
12 Desember 2023 (pembangunan ulang)
Arsitektur
StatusParoki
Status fungsionalAktif
Administrasi
ParokiGrogol
DekenatBarat II
Keuskupan AgungJakarta
ProvinsiJakarta

Gereja Santo Kristoforus adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Jakarta Barat, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Jakarta. Secara parokial, Gereja ini merupakan Paroki Grogol. Gereja Santo Kristoforus dinamai menurut Kristoforus, yang dikenal sebagai pelindung bagi orang yang mengalami bencana kebanjiran. Gereja ini berada dalam reksa pastoral tarekat Misionaris Hati Kudus (MSC).

Sejarah

Stasi Grogol

Berawal pada tahun 1960, beberapa umat Gereja Bunda Hati Kudus, Kemakmuran yang bertempat tinggal di kawasan Grogol, Tomang, Jelambar, Tanjung Duren, Kedoya, dan Kebon Jeruk, memiliki gagasan untuk mendirikan tempat ibadah di sekitar kawasan permukiman mereka. Jarak yang jauh dan terbatasnya transportasi umum menuju Kemakmuran membuat sejumlah kesulitan saat akan menghadiri Misa.[1]

Sebuah rumah di Jalan Makaliwe III Nomor 5 menjadi lokasi perdana tempat ibadah yang dilaksanakan pada 26 Agustus 1962. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pastor C.J. Brouwers, M.S.C. Seiring bertambahnya jumlah umat, misa yang awalnya hanya sekali seminggu bertambah menjadi dua kali. Seorang imam lain, Pastor H. Broccker, M.S.C. juga ditugaskan di Grogol.[1]

Pada tahun 1963, Grogol ditetapkan menjadi stasi oleh Uskup Agung Djakarta, Adrianus Djajasepoetra, S.J. Sebuah rumah yang juga terletak di Jalan Makaliwe III kemudian digunakan sebagai pastoran. Selain itu, sebidang tanah di daerah Jalan Satria IV, Jelambar, disiapkan sebagai lokasi pembangunan gereja. Tanah ini juga sebagian digunakan untuk kegiatan persekolahan yang dikelola tarekat Suster Kongregasi Puteri Bunda Hati Kudus (PBHK).[1]

Pada 9 Agustus 1964, misa Minggu pertama kali diselenggarakan di kawasan Jelambar dengan menggunakan ruang kelas sekolah. Beberapa hari kemudian, pada 12 Agustus 1964, Pastor Brouwers membaptis umat di Jelambar, sekaligus menandai lahirnya Paroki Grogol. Secara administratif, Paroki Grogol diresmikan pada 17 Maret 1965.[1]

Pembangunan gereja awal

Pembangunan gedung gereja dimulai pada Juli 1967 di bawah pimpinan Pastor H. Kemper, M.S.C, dengan rancangan arsitek Bianpoen. Gereja Santo Kristoforus, yang diberkati pada Hari Raya Kristus Raja, tanggal 22 November 1970 oleh Uskup Agung Leo Soekoto, S.J. Santo Kristoforus yang dipilih sebagai pelindung gereja merupakan pelindung bagi orang yang mengalami bencana kebanjiran, terkena kecelakaan dalam perjalanan, atau terserang wabah penyakit. Hal ini menyesuaikan dengan keadaan di daerah Grogol yang sering dilanda banjir. Sebuah patung Santo Kristoforus yang sedang memanggul kanak-kanak Yesus, terletak di depan gereja. Patung tersebut merupakan pahatan Pastor Boelaars, M.S.C.[1]

Dalam perkembangannya, Paroki Grogol menambah beberapa fasilitas untuk mendukung pelayanan. Gua Maria dibangun pada akhir 1970-an, yang disusul dengan pembangunan aula paroki pada awal 1980-an, dan lonceng gereja didatangkan dari Belanda pada tahun 2001. Untuk menampung umat yang terus bertambah, kapasitas gereja diperluas agar gereja dapat memiliki kapasitas sekitar 1.200 umat, dengan mengubah fungsi halaman yang ada di sekitar bangunan utama gereja agar menjadi bagian penuh dari bangunan utama gereja yang dapat menampung umat dalam peribadatan.[1]

Paroki Grogol juga menaungi sejumlah organisasi dalam bidang sosial dan pendidikan melalui Yayasan Kematian Katolik Santo Yusuf (1972), Yayasan Rukti Husada (1975) yang menjalankan kegiatan dalam bidangkesehatan, dan Yayasan Diannanda (1982). Yayasan Diannanda didirikan pada 30 April 1982, dan mengelola persekolahan Santo Kristoforus yang ada di Jelambar dan Taman Palem, Cengkareng.[1]

Pembangunan gereja baru

Pada Misa Malam Natal 2019, Pastor Kepala Paroki Grogol, Adelbertus Serfi Fangohoi, M.S.C. menyampaikan tentang Gereja Santo Kristoforus yang kerap mengalami banjir di hadapan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam kunjungan itu, Gubernur Anies menyatakan komitmennya untuk mendukung renovasi gereja.[2][3]

Peletakan batu pertama berlangsung pada 25 Oktober 2021. Gedung gereja yang baru diberkati dan diresmikan pada 12 Desember 2023 oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo. Pada altar Gereja Santo Kristoforus yang baru, ditakhtakan relikui Beato Antonio Arribas Hortigüela, M.S.C.[4]

Pemekaran

Paroki Grogol melahirkan dua paroki baru. Paroki pertama yang menjadi pemekaran dari Paroki Grogol adalah Paroki Tomang pada tahun 1974. Paroki Kedoya juga merupakan pemekaran dari Paroki Grogol pada tahun 1986.[1]

Stasi

Paroki Grogol memiliki sebuah stasi yang bernama Stasi Santo Polikarpus. Stasi ini terletak di Jalan Nurdin IV Nomor 3. Proses pembangunan gereja berjalan bertahap hingga diresmikan pada tahun 2011 oleh Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta. Gereja Santo Polikarpus dapat menampung 700 umat.[1]

Galeri

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i "Hati Kudus Yesus Mekar di Grogol: Awal dari perjalanan iman yang luar biasa". Paroki Grogol. Diakses tanggal 23 Desember 2024. 
  2. ^ "Dicurhati soal banjir Kristoforus, Anies janjikan perizinan renovasi". Antara. 24 Desember 2019. Diakses tanggal 23 Desember 2024. 
  3. ^ Putra, Elga Hikari (24 Desember 2019). Muhammad Zulfikar, ed. "Romo Gereja Santo Kristoforus Curhat Masalah Banjir, Begini Respons Anies Baswedan di Depan Jemaat". Tribun Jakarta. Diakses tanggal 23 Desember 2024. 
  4. ^ "Gereja St. Kristoforus Paroki Grogol Jakarta Barat". Sesawi.net. 13 Desember 2023. Diakses tanggal 23 Desember 2024. 

Lihat pula

Pranala luar