Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Zalim

Dalam ajaran Islam, Zalim (Arab: ظلم, Dzholim) adalah tindakan mengerjakan sesuatu yang tidak semestinya hingga tidak bersikap adil. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin.

Etimologi

Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dzho lam mim” (ظ ل م ) yang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar hak orang lain. Namun pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya adalah syirik.

Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidakadilan, dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.

Dalil

Al-Qur'an

Di dalam Al-Qur'an, kata zalim tercantum dalam Surah Al-Baqarah ayat 165, Surah Hud ayat 101, Surah Al-Ma'idah ayat 47, Surah Al-Kahfi ayat 35, Surah Al-Anbiya' ayat 13, dan Surah Al-Ankabut ayat 46. Kezaliman dengan makna penyembahan selain Allah disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 165 dan Surah Hud ayat 101. Pada Surah Al-Ma'idah ayat 47, kezaliman dinyatakan akibat menuruti hawa nafsu dan merugikan orang lain.

Surah Al-Kahfi ayat 35 menjelaskan bahwa kezaliman ialah sifat keangkuhan oleh orang kafir. Kezaliman dalam Surah Al-Anbiya' ayat 13 menjelaskan akibatnya berupa azab bagi orang zalim dan cemooh dari orang-orang yang beriman. Sedangkan pada Surah Al-Ankabut ayat 46 dinyatakan bahwa orang yang zalim ialah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.[butuh rujukan]

Jenis

Berdasarkan pihak yang dirugikan

Berdasarkan pihak yang dirugikannya, kezaliman dibagi menjadi 2 jenis yaitu kezaliman atas diri sendiri dan kezaliman terhadap orang lain. Kezaliman atas diri sendiri berupa berbuat dosa dan maksiat. Sedangkan kezaliman terhadap orang lain ialah tidak menunaikan hak orang lain yang wajib ditunaikan.

Berdasarkan pengampunan

Berdasarkan pengampunannya, kezaliman dibedakan menjadi kezaliman yang tidak diampuni oleh Allah, kezaliman yang dapat diampuni oleh Allah dan kezaliman yang memperoleh balasan karena dituntut oleh pihak yang dizalimi pada Hari Akhir. Kezaliman yang tidak diampuni oleh Allah ialah syirik. Kezaliman yang dapat diampuni oleh Allah ialah kezaliman yang berkaitan dengan hubungan seseorang dengan Allah. Sedangkan kezaliman memperoleh balasan karena dituntut oleh pihak yang dizalimi pada Hari Akhir ialah kezaliman atas orang lain.

Ancaman

Dalam syariat Islam, orang yang tidak berbuat zalim dapat diberi azab bersama orang yang zalim jika tidak memelihara dirinya. Ayat yang menyiratkannya ialah Surah Al-Anfal ayat 25. Keumuman ini berlaku karena pembiaran terhadap perbuatan zalim yang tidak dihentikan.[butuh rujukan]

Doa

Dalam sebuah hadis muttafaq alaih, Muhammad mengajarkan doa kepada Abu Bakar ash-Shiddiq untuk menjawab permintaannya agar diajarkan doa sebelum salam pada saat tasyahud akhir.[1] Pada awal doa yang diajarkan, isinya berupa pernyataan bahwa manusia menzalimi dirinya sendiri dengan kezaliman yang banyak dan hanya Allah yang mampu mengampuni dosa-dosa. Kelanjutan doa ini berisi permintaan ampunan kepada Allah.[2] Akhir doa ini berisi pujian kepada Allah dengan menyebutnya sebagai Yang Maha Pengampun dan Yang Maha Penyayang.[3]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Asy-Sya'rawi 2007, hlm. 498.
  2. ^ Asy-Sya'rawi 2007, hlm. 498-499.
  3. ^ Asy-Sya'rawi 2007, hlm. 499.

Daftar pustaka

  • Asy-Sya'rawi, Muhammad Mutawalli (2007). Anda Bertanya Islam Menjawab. Jakarta: Gema Insani. ISBN 979-561-234-4. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
Kembali kehalaman sebelumnya