Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Teori Dow

Teori Dow atau Dow Theory adalah teori dasar dalam analisis teknikal yang dikembangkan oleh Charles H. Dow (1851-1902), seorang jurnalis sekaligus pendiri dari The Wall Street Journal dan menjadi salah satu pendiri dari Dow Jones and Company.[1] Dow sendiri menuliskan ide-idenya di serangkaian editorial yang ada dalam Wall Street Journal. Setelah kematian Dow, William Peter Hamilton, Robert Rhea dan E. George Schaefer mengorganisir dan secara kolektif merepresentasikan teori-teori Dow, berdasarkan editorial tersebut. Dow sendiri tidak pernah menggunakan istilah atau sebutan teori Dow pada ide-idenya atau mempresentasikannya sebagai sistem perdagangan.

Enam prinsip dasar teori Dow

  1. Pasar mewakili semua berita yang ada
    Pergerakan harga saham cenderung sudah mewakili dan menmpertimbangkan semua informasi ataupun berita yang ada. Begitu suatu berita dirilis, harga saham akan berubah untuk mencerminkan informasi baru tersebut.[2] Dalam hal ini, teori Dow setuju dengan salah satu premis hipotesis pasar efisien.
  2. Pasar memiliki tiga tren
    Dow mendefinisikan tren naik saat ada pergerakan harga beruntun yang membentuk tingkat harga yang lebih tinggi dari harga sebelumnya, begitu pula dengan tren turun adalah saat ada pergerakan harga yang membentuk tingkat harga yang lebih rendah dari harga sebelumnya.[3] Dow membagi tren pasar menjadi tiga:
    (1) “Tren primer”, pergerakan utama atau tren utama dapat berlangsung kurang dari satu tahun hingga beberapa tahun. Pergerakan ini bisa bullish atau bearish.
    (2) “Tren sekunder”, atau reaksi menengah dapat berlangsung dari sepuluh hari hingga tiga bulan dan umumnya menelusuri kembali 33% hingga 66% dari perubahan harga utama sejak pergerakan menengah sebelumnya atau awal pergerakan utama.
    (3) “Tren minor” atau pergerakan minor, di mana jangka waktunya bervariasi menurut beberapa pendapat dari beberapa jam hingga satu bulan atau lebih.
    Ketiga pergerakan ini bisa terjadi secara bersamaan, misalnya, tren minor harian dalam tren sekunder bearish dalam tren utama bullish.
  3. Tren pasar memiliki tiga fase
    Teori Dow menyatakan bahwa tren pasar utama terdiri dari tiga fase: fase akumulasi, fase partisipasi publik (atau penyerapan), dan fase distribusi. Fase akumulasi (fase 1) adalah periode ketika para investor yang “tahu” (disebut investor cerdik) secara aktif membeli (menjual) saham yang berlawanan dengan opini umum pasar. Selama fase ini, harga saham tidak banyak berubah karena para investor ini adalah minoritas yang menuntut (menyerap) saham yang dipasok (dilepas) oleh pasar secara umum. Pada akhirnya, pasar akan mulai bisa membaca aksi dari para investor yang cerdik ini dan perubahan harga yang cepat terjadi (fase 2). Hal ini terjadi ketika para pengikut tren dan investor yang berorientasi pada analisa teknikal lainnya ikut berpartisipasi. Fase ini berlanjut hingga spekulasi merajalela. Pada titik ini, investor yang cerdik mulai mendistribusikan kepemilikan mereka ke pasar (fase 3). Fase distribusi ini biasanya ditandai dengan banyaknya berita bagus di mana-mana setelah tren bullish panjang, ataupun berita menakutkan di mana-mana setelah tren bearish panjang.[4]
  4. Rata-rata mengkonfirmasi satu sama lain
    Pada masa Dow, AS adalah kekuatan industri yang sedang berkembang. AS memiliki pabrik-pabrik di pusat-pusat populasi yang tersebar di seluruh negeri. Pabrik-pabrik tersebut harus mengirimkan barang mereka ke pasar, biasanya dengan kereta api. Rata-rata saham pertama Dow adalah indeks perusahaan industri (manufaktur) dan perusahaan kereta api. Bagi Dow, pasar bullish di sektor industri tidak dapat terjadi kecuali jika rata-rata saham kereta api juga menguat, biasanya terlebih dahulu. Menurut logika ini, jika laba perusahaan manufaktur meningkat, berarti mereka memproduksi lebih banyak. Jika mereka memproduksi lebih banyak, maka mereka harus mengirimkan lebih banyak barang ke konsumen. Oleh karena itu, jika seorang investor mencari tanda-tanda kesehatan pada perusahaan manufaktur, ia harus melihat kinerja perusahaan yang mengirimkan hasil produksi mereka ke pasar, yaitu perusahaan kereta api. Kedua rata-rata tersebut harus bergerak ke arah yang sama. Ketika performa kedua rata-rata tersebut berbeda, ini adalah peringatan bahwa perubahan sedang terjadi. Majalah Barron's dan The Wall Street Journal masih mempublikasikan kinerja harian Dow Jones Transportation Average dalam bentuk grafik. Indeks ini berisi perusahaan kereta api, perusahaan pelayaran, dan maskapai penerbangan utama di AS.
  5. Tren dikonfirmasi oleh volume
    Dow percaya bahwa volume mengkonfirmasi tren harga.[5] Ketika harga bergerak dengan volume rendah, mungkin ada banyak penjelasan berbeda mengenai tren tersebut bukanlah tren sebenarnya. Misalnya, penjual yang terlalu agresif. Namun, ketika pergerakan harga disertai dengan volume yang tinggi, Dow percaya bahwa hal ini merepresentasikan pandangan pasar yang “sebenarnya”. Jika banyak partisipan aktif dalam sekuritas tertentu, dan harga bergerak secara signifikan ke satu arah, Dow berpendapat bahwa ini adalah arah di mana pasar mengantisipasi pergerakan lanjutan. Baginya, ini adalah sinyal bahwa sebuah tren sedang berkembang.
  6. Tren tetap ada hingga sinyal definitif membuktikan bahwa tren tersebut telah berakhir
    Dow percaya bahwa tren tetap ada meskipun ada “kebisingan pasar”. Pasar mungkin untuk sementara bergerak ke arah yang berlawanan dengan tren, tetapi mereka akan segera melanjutkan pergerakan sebelumnya. Tren harus diberi manfaat dari keraguan selama pembalikan ini. Menentukan apakah pembalikan arah adalah awal dari tren baru atau pergerakan sementara dalam tren saat ini tidaklah mudah. Para ahli Teori Dow sering tidak setuju dalam penentuan ini. Alat analisis teknikal mencoba menjelaskan hal ini, namun dapat ditafsirkan secara berbeda oleh investor yang berbeda.

Referensi

  1. ^ Murphy 1999, hlm. 23.
  2. ^ Murphy 1999, hlm. 25.
  3. ^ Murphy 1999, hlm. 25-26.
  4. ^ Murphy 1999, hlm. 26.
  5. ^ Murphy 1999, hlm. 27.

Daftar Pustaka

  • Murphy, John J. (1999), Technical Analysis of the Financial Markets, Prentice Hall Press, ISBN 0735200661
  • Peterson, Scott (1999), The Wall Street Journal,Technically, A Challenge for Blue Chips, vol. 250 (dipublikasikan November 23, 2007)

Pranala Luar

Kembali kehalaman sebelumnya