Pulau Atauro![]() Pulau Atauro adalah sebuah pulau berukuran kecil di Timor Leste yang berbatasan langsung dengan kepulauan di Indonesia. Luas Pulau Atauro sekitar 140 km2. Bentang alam di Pulau Atauro meliputi pegunungan terjal, kawasan hutan, lereng berumput dan pantai. Pulau Atauro pernah menjadi lokasi pelarian Pemerintah Timor Portugis pada tahun 1975 akibat konflik bersenjata di Timor Portugis di Pulau Timor. Pulau Atauro telah dijadikan sebagai salah satu ekowisata oleh penduduknya sendiri. Kondisi geografi dan administrasi![]() Pulau Atauro merupakan pulau berukuran kecil dengan luas sekitar 140 km2.[1] Panjang Pulau Atauro adalah 22 km dengan lebar antara 5–10 km.[2] Pulau Atauro merupakan wilayah kepulauan Timor Leste yang terpisah dari darat utama Timor Leste di Pulau Timor.[3] Pulau Atauro berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.[4] Jarak Pulau Atauro dengan dataran utama Timor Leste di Pulau Timor lebih jauh dibandingkan dengan jaraknya dari wilayah Indonesia.[5] Pulau Atauro berjarak sekitar 23,5 km dari utara Pulau Timor. Sedangkan letak Pulau Atauro hanya berjarak sejauh sejauh 13 km dari arah barat daya Pulau Liran dan sejuah 21,5 km dari Pulau Wetar dengan arah yang sama. Sementara itu, letak Pulau Atauro berjarak sejauh 38 km dari arah timur Pulau Alor.[2] Karena kondisi tersebut, laut teritorial Pulau Atauro di Selat Wetar mengalami perpotongan batas dengan laut teritorial dari wilayah kepulauan Indonesia.[6] Bentang alam![]() Bentang alam di Pulau Atauro meliputi pegunungan yang terjal, hutan, dan lereng berumput. Garis pantai di Pulau Atauro meliputi tebing yang menjorok hingga pantai yang landai. Di sekeliling Pulau Atauro terdapat terumbu karang.[7] Pegunungan terjal di Pulau Atauro merupakan akibat dari keberadaan Gunung Manucoco dengan ketinggian puncak sekitar 970 meter.[8] Kawasan hutan terbentuk di sekeliling lereng Gunung Manucoco dengan luas sekitar 40 km2.[9] PemerintahanPada tahun 1942, pasukan Jepang menguasai wilayah Timor Portugis dan mengusir Pemerintah Timor Portugis dengan bantuan para pemuda muslim yang merupakan penduduk lokal di Timor Portugis. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II akibat pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, kekuasaan di Timor Portugis dikembalikan kepada Portugal termasuk Pulau Atauro. Para pemuda muslim yang turut membantu pasukan Jepang dalam pengusiran Pemerintah Timor Portugis selama Perang Dunia II ditangkap dan dipenjarakan. Sebagian besar dari pemuda muslim dipenjara seumur hidup. Salah satu lokasi pemenjaraannya ialah di Pulau Atauro.[10] Pada tahun 1975, Pemerintah Timor Portugis yang lama melarikan diri ke Pulau Atauro. Pelarian ini terjadi karena mereka kalah dalam perebutan kekuasaan oleh Pemerintah Timor Portugis yang baru dan yang mendukung paham komunisme dalam pemerintahan di Pulau Timor. Kondisi ini menimbulkan konflik bersenjata di Timor Portugis pada tahun tersebut dan mengakibatkan integrasi Timor Portugis ke dalam wilayah Indonesia menjadi Provinsi Timor Timur.[11] Dalam masa pemerintahan Indonesia, Pulau Atauro dinamai Pulau Kambing.[12] Penamaan ini diberikan karena penduduk di Pulau Atauro mengadakan peternakan dengan kambing sebagai ternak utamanya.[13] Setelah Timor Leste merdeka dari Indonesia, Pulau Atauro menjadi bagian dari Timor Leste.[14] PariwisataDi Pulau Atauro terdapat terumbu karang yang menjadi habitat dari beragam jenis ikan dan biota laut.[15] Karena itu, Pulau Atauro telah dijadikan sebagai salah satu ekowisata oleh penduduknya sendiri.[7] Di Pulau Atauro telah disediakan lokasi untuk berenang, selam, selam permukaan, dan memancing.[16] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
|