Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pengepungan Tha'if

Pengepungan Tha'if[1] terjadi pada 630 M, saat kaum Muslimin yang dipimpinan Rasulullah mengasingkan dan mengepung kota Tha'if, yang dikuasai oleh suku Hawazin dan Tsaqif, yang dikalahkan dalam pertempuran Hunain. Penduduk Tha'if berhasil bertahan dari pengepungan ini, setelah Rasulullah memutuskan untuk mundur. Suku Tsaqif baru masuk Islam menyatakan kesetiaannya pada Muhammad setelah Ekspedisi Tabuk (630 M).[2] Salah seorang kepala suku Tha'if Urwah bin Mas'ud tidak ada pada saat pengepungan ini, dan nantinya ia-lah yang memimpin kaumnya masuk Islam.

Pertempuran

Sedikit sekali yang diketahui mengenai jalannya pengepungan ini. Namun, dalam pengepungan ini diketahui bahwa Abu Sufyan, yang bertempur di pihak muslim, kehilangan salah satu matanya. Ketika Muhammad bertanya kepadanya "Yang manakah yang engkau lebih inginkan, sebuah mata di surga, atau aku berdoa kepada Allah agar matamu dikembalikan sekarang?" Abu Sufyan menjawab ia lebih memilih sebuah mata di surga. Nantinya, ia kehilangan matanya yang lain pada Pertempuran Yarmuk (636 M).

Hasil

Sekalipun pengepungan ini berakhir dengan kegagalan, tak berapa lama setelah pengepungan ini para penduduk Tha'if (Bani Tsaqif) akhirnya masuk Islam, tepatnya setelah ekspedisi Tabuk.[2] Atas perintah Nabi Muhammad, maka berhala Al-Laata kemudian dihancurkan oleh utusan kaum Muslimin, yaitu Abu Sufyan bin Harb dan Mughirah bin Syu'bah.[3]

Dalam pengislaman Bani Tsaqif setelah ekspedisi Tabuk pada 9 H, Nabi mengutus pasukan yang dipimpin Khalid bin Al-Walid. Setibanya di sana, Al-Mughirah bin Syu'bah mengambil cangkul dan berkata kepada rekan-rekannya, "Demi Allah, aku benar-benar akan membuat kalian tertawa karena perbuatan orang-orang Tsaqif." Kemudian dia merobohkan berhala Lata dengan dua buah cangkul hingga roboh.

Penduduk Tha'if yang menonton serasa bergetar hatinya. Mereka berkata,"Semoga Allah mengutuk Al-Mughirah. Dia tentu akan dicekik penjaga berhala." Al-Mughirah melompat ke arah mereka seraya berkata, "Semoga Allah memburukan rupa kalian. Berhala ini hanyalah tumpukan batu dan lumpur yang hina." Kemudian dia menghancurkan pintu tempat penyimpanan barang, naik ke atas pagamya, yang diikuti rekan-rekannya, lalu mereka merobohkan pagar-pagar itu hingga semuanya rata dengan tanah. Bahkan mereka juga menggali semua bangunan yang ada hingga ke fondasinya dan mengeluarkan perhiasan kain-kain yang disimpan di tempat penyimpanannya. Orang-orang Bani Tsaqif diam terpaku. Kemudian Khalid binAl-Walid dan rekan-rekannya kembali ke Madinah dan menyerahkan semua barang yang diambil dari berhala Lata dan menyerahkannya kepada Nabi.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Mengenang Pengepungan Thaif yang Sulit". Republika Online. 2020-06-23. Diakses tanggal 2021-05-01.
  2. ^ a b The Year of Deputations and Abu Bakr's Leadership of the Pilgrimage
  3. ^ Moenawar Chalil, K.H. Kelengkapan Tarikh (Edisi Lux Jilid 3). Gema Insani. hlm. 139-149. ISBN 9789795617129, 9795617125.
  4. ^ Syaikh, Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri (2012). Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-602-98968-3-1
Kembali kehalaman sebelumnya