Populasi marga Pakpahan juga menyebar kedaerah barat Danau Toba seperti Janji Raja, Paranginan, Lintong Ni Huta, Dolok Sanggul, hingga ke Pakkat dan Sidikalang, Tetapi didaerah tersebut Keturunan Toga Pakpahan ini memakai marga persatuan leluhurnya, yaitu Samosir, sehingga disana mereka memakai marga Samosir Pakpahan.
Partungkot Bosi yang keturunannya terbagi menjadi 4 yaitu Ompu Begu Oloan, Ompu Tarose, Ompu Totap, dan Ompu Halani;
Ompu Mogot Laut yang menikah dengan Boru Sihombing dan menetap di Lintong Nihuta serta keturunannya terbagi menjadi 3 yaitu Ompu Toga Hombing, Ompu Batu Singa, dan Ompu Bista;
Ompu Tumanggo Raja yang menikah dengan Boru Manalu Sigukguhi dan memiliki 2 putra yaitu:
Ompu Babiat yang menikah dengan Boru Purba dan memiliki 2 orang putra yaitu:
Datu Galoga yang menikah dengan Boru Purba dan menetap di Sirisirisi;
Datu Tallaham yang menikah dengan Boru Simamora dan menetap di Batu Najagar serta memiliki 7 orang putra yaitu:
Raja Lumbanbosi Pakpahan menikah dengan Boru Manurung dan memiliki seorang putra bernama Raja Bonaniaek. Raja Bonaniaek menikah dengan Boru Sirait dan memiliki seorang putra bernama Raja Mobe. Raja Mobe menikah dengan Boru Sitorus dan memiliki seorang putra bernama Raja Jumollang. Raja Jumollang menikah dengan Boru Manurung dan memiliki seorang putra bernama Raja Hinerean. Raja Hinerean menikah dengan putri dari pamannya (pariban) Siboru Patar Uluan boru Manurung dan memiliki 7 orang putra, yaitu:[2]
Raja Singal (Keturunannya bermarga Pakpahan Lumbanbosi) yang menikah dengan Boru Gultom dan menetap di Huta Pakpahan serta memiliki 2 orang putra dan seorang putri yaitu:
Guru Manguntalas yang menikah dengan Boru Hutapea dan memiliki 2 orang putra yaitu:
Ompu Tarturi yang menikah dan memiliki 2 orang putra yaitu:
Ompu Sodang
Ompu Soagohan
Raja Ampamanjar menikah dengan Boru Simanjuntak dan memiliki 3 orang putra yaitu:
Raja Siahaan
Ompu Sangkunak
Guru Bandaulu yang menikah dengan Boru Siahaan dan menetap di Balige serta kemudian memiliki 2 orang putra yaitu:
Sementara 5 boru (putri) dari Raja Hinerean yang salah satunya merupakan putri dari Ompu Sotindion Sitinjak yakni:
Siboru Simoingoing yang merupakan putri dari Ompu Sotindion Sitinjak yang diberikan kepada Raja Hinerean dalam ketika mereka melakukan pertukaran anak, yang mana Raja Hinerean sendiri memberikan putranya yaitu Raja Parsuratan kepada Ompu Sotindion. Siboru Simoingoing sendiri menikah dengan marga Purba Parhorbo Parhoda-hoda;
Siboru Lean Panarusan yang menikah dengan marga Sitorus Pane;
Keturunan Raja Lumbanbosi mengikat janji (Padan) dengan keturunan Toga Sitinjak, sehingga antara marga Pakpahan Lumbanbosi dan marga Sitinjak tidak boleh saling menikahi.
Keturunan Buntu Raja Pakpahan mengikat janji (Padan) dengan keturunan Alogolaut Sianturi, sehingga antara keturunan Buntu Raja Pakpahan Lumbanbosi dan keturunan Alogo Laut Sianturi Simataniari tidak boleh saling menikahi.
Sigodang Pohul Pakpahan menikah dengan Boru Sitindaon dan memiliki seorang putra bernama Parbona Raja. Parbona Raja menikah dan memiliki 2 orang putra yaitu:
Dalam silsilah versi ini, Hutaraja, Lumbanbosi, dan Sigodangpohul berada dalam satu generasi (sundut) silsilah (tarombo). Dalam versi ini, keturunan Hutaraja membentuk marga baru, yaitu Pakpahan Simora melalui keturunannya yang bernama Baginda Mora. Namun, sebagian keturunan Pakpahan Sigodangpohul bermarga Pakpahan Hutanamora.
Dalam versi ini, Hutanamora Pakpahan kemudian menikah dengan Boru Simbolon dan memiliki seorang putra, yaitu Parbona Raja. Parbona Raja Pakpahan menikah dengan Boru Sigalingging dan kemudian memiliki 3 putra, yaitu:
1. Ampanulampak yang menikah dengan Boru Hutajulu (Keturunannya bermarga Pakpahan Hutanamora);
3. Porhas Manjunging menikah dengan Boru Sitompul (Keturunannya bermarga Pakpahan Hutanamora).
Catatan:
Dalam silsilah versi ini, garis silsilah Hutanamora ini berbeda dengan garis silsilah Pakpahan Hutaraja, Pakpahan Lumbanbosi dan Pakpahan Sigodang Pohul. Sehingga versi silsilah ini hanya diakui oleh kelompok marga Pakpahan Hutanamora saja.
Mars Toga Pakpahan
Ciptaan: Yunus Pakpahan
Amang Raja dohot Inang Soripada, denggan ma tapaihut-ihut, i ma tarombo ni ompunta Toga Pakpahan i.
Di Onan Runggu do huta ni ompui da, huta nauli huta pamomparan i, nanigabehon ni boru ni rajai Raja Sitindaon i.
Toga Pakpahan 3(tolu) ma anakna, da siangkangan ma i da Hutaraja, sipaidua ma i si Lumbanbosi, Sigodangpohul ma siampudan na i.
Reff 1:
Godang do naung gabe uluan di tonga ni negaranta on, nang songon i angka pangula di huria na bolon i. Nang pangusaha tung torop do tarbarita di liat portibion.
Musik Interlude
Dibahen i tu hita angka pinomparna, ingot ma hita di tona ni ompu i da, sisada roha tu dolok tu toruan, marsianjuan di angka na humurang.
Sisada lulu jala sisada hata, sisada anak jala sisada boru, marsiurupan di angka na humurang, jala hora sama dihamu.
Reff 1
Reff 2:
Mauliate ma di Tuhan di Debata na sangap i, dipasupasu saluhut na pinompar ni Toga Pakpahan i, Mauliate ma Tuhan, Mauliate di sude denggan basaM.
Penyebaran
Penyebaran Pakpahan Hutaraja
Keturunan Hutaraja bermukim di Huta Pakpahan, Onan Runggu. Salah satu keturunannya dari Datu Ramot menetap di Janji Raja, kemudian hari menyebar ke Dolok Sanggul, Batunajagar Sijamapolang, Huta Ri, Jabijabi, Sihikkit, Bonan Dolok, Banuarea, Sidikalang, kemudian sebagian ke Pagaran hingga ke Pangaribuan.
Penyebaran Pakpahan Lumbanbosi
Jori Batak
Keturunan Jori Batak bermukim di Huta Pakpahan, Onan Runggu. Kemudian menyebar ke Dolok Sanggul hingga ke Pakkat.
Raja Singal
Keturunan Raja Singal bermukim di Huta Pakpahan, Onan Runggu. Kemudian menyebar ke Uluan, Laguboti, Balige, sebagian ke Siborongborong.
Buntu Raja
Suatu ketika berangkatlah Buntu Raja bersama adiknya Namora Soritaon meninggalkan orangtuanya dan para saudaranya meninggalkan Huta Pakpahan, Onan Runggu. Alasannya kerena mereka berdua kecewa dengan para saudara-saudaranya karena daging elang yang besar, di waktu itu mereka berdua sedang mengambil ikan di danau, setalah pulang ke rumah, dilihatlah para saudara-saudaranya yang lain sedang bersukacita dan bersenang-senang memakan daging elang tersebut, sakit hatilah mereka berdua.
Kemudian berangkatlah mereka berdua ke arah selatan menuju bukit Dolok Tolong yang di Balige, kemudian berkelana hingga ke bukit Dolok Matutung yang di Pangaribuan.
Di waktu perjalanan mereka sambil berburu rusa supaya ada makanan mereka, setelah mendapat tanah yang lembab berair, mereka tinggal di lereng gunung sambil membuka ladang persawahan yang bertangga-tangga. Karena sempitnya area tanah, sehingga kecil dibuat pematang sawah tersebut supaya bisa ditanam banyak padi, dan hanya kambing yg bisa berjalan di pematang sawah tersebut, oleh karena itu makanya kampung tersebut dinamai Taga Hambing.
Karena sempitnya lahan tersebut, kemudian Ompu Buntu Raja melanjutkan perjalanan lagi, hingga sampai ke Lintong Nihuta sambil menunjukan kedatuannya, di situ dia bertemu dengan Boru Purba dan kemudian menetap di kampung tersebut. Tetapi kemudian hari keturunannya menyebar ke Dolok Sanggul, ada yang ke Pakkat, dan ada juga ke Dairi (Berampu, Lae Parira).
Raja Namora Soritaon
Seteleh menetap di Lobu Tangga Hambing, kemudian membuka perkampungan baru ke daerah sekitar bernama Sidagal, Parsorminan kemudian menyebar ke Pahae, hingga ke tanah Angkola yaitu dari Sipirok ke Panggulangan, Sitorbis, Aek Balangka hingga ke Padang Sidimpuan.
Pulo Nagodang
Keturunan Pulo Nagodang di Huta Pakpahan, Onan Runggu.Kemudian hari menyebar ke Pakkat dan ke Pangaribuan.
Parsuratan
Keturunan Parsuratan bermukim di Huta Sitinjak, Onan Runggu.
Portibi Raja
Keturunan Portibi Raja bermukim di Huta Pakpahan, Onan Runggu.
Penyebaran Pakpahan Sigodangpohul
Menetap di Huta Pakpahan, kemudian hari menyebar ke Janji Raja, Pakkat, Barus, hingga ke Sibolga.
Penyebaran Hutanamora
Keturunan Hutanamora bermukim di Huta Pakpahan,Onan Runggu. Akibat bencana kekeringan di Onan Runggu pada saat itu kemudian keturunan Hutanamora berkelana mencari permukiman baru, dimulai dari Sigaol, lalu ke Parsoburan, hingga ke Pangaribuan, di Pangaribuan mereka melawan penduduk asli bermarga Pangaribuan, dan dimenangkan oleh keturunan Hutanamora, sehingga penduduk bermarga Pangaribuan pergi dan kemudian keturunan Hutanamora menetap dan bermukim di daerah tersebut. Saat ini nama kampung tersebut dinamai desa Pakpahan, Pangaribuan.
Turunan Marga
Keturunan Pakpahan terdiri dari beberapa marga, yakni: