MetroTV
PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) adalah sebuah jaringan televisi swasta berita yang berkedudukan di Indonesia. Saluran ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. Pada awalnya didirikan sebagai perusahaan patungan antara Media Group dan Bimantara Citra, sejak Oktober 2003 Metro TV seluruhnya dimiliki oleh Media Group; yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post. Sejarah![]() PT Media Televisi Indonesia mendapat izin siaran No. 800/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999,[4] setelah memenangkan seleksi pendirian televisi yang diumumkan Departemen Penerangan di tanggal 12 Oktober 1999 bersama 4 perusahaan televisi baru lainnya (DVN TV, PRTV, Trans TV dan GIB). Saat itu, namanya sempat disebutkan di berbagai media massa sebagai MTI TV (Media Televisi Indonesia) dengan cakupan siaran terbatas di Jakarta.[5][6] MetroTV awalnya dirintis oleh dua orang: Surya Paloh, pemilik Media Indonesia Group (kelompok usaha yang juga memiliki surat kabar Media Indonesia), dan Sumita Tobing (seorang eksekutif pertelevisian yang pernah bekerja di TVRI dan SCTV). Sumita-lah yang mendapatkan izin bagi mendirikan Metro TV, namun kemudian ia mengundurkan diri karena adanya niat Paloh untuk melakukan kerjasama dengan Bimantara Citra yang merupakan perusahaan Cendana.[7] Walaupun demikian, rencana Paloh untuk mendirikan televisi berita tetap berlanjut, dan setelah direncanakan pada April, Juni dan Desember 2000,[8] MetroTV memulai uji coba siarannya pada 25 Oktober 2000[butuh rujukan] dengan merelai acara-acara dari CNN International[butuh rujukan]. Pada tanggal 18 November 2000, Metro TV menyiarkan acara perkenalannya, Preview Night, yang menampilkan cuplikan-cuplikan acara yang akan ditayangkan nantinya, disertai penandatanganan prasasti peresmian oleh Presiden Abdurrahman Wahid.[9] Acara tersebut, termasuk siaran pra-perdananya yang dilakukan dalam waktu 7 hari selanjutnya, berlangsung selama 4 jam.[10] Minggu berikutnya, pada 25 November 2000, Metro TV memulai siaran nasionalnya, mulanya di 7 kota besar di seluruh Indonesia selama 20 jam sehari.[11][12] Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai HUT Metro TV hingga saat ini. Acara pertama pada tanggal 25 November 2000, pukul 12.00 WIB adalah siaran langsung dari Aceh dan Timor Timur (sekarang Timor Leste), dan wawancara bersama Amien Rais, yang dibawakan oleh Deti Supandi. Paloh kemudian tetap melanjutkan rencana kerjasamanya dengan Bimantara, perusahaan yang dimiliki oleh Bambang Trihatmodjo. Paloh dan Bambang Tri memang dikenal sudah bersahabat sejak lama, dan mereka juga berasal dari partai yang sama, yaitu Golkar.[13] Kerjasama ini diwujudkan lewat penyuntikan dana dari Bimantara ke Metro TV selama beberapa kali, yaitu Rp 400 miliar, Rp 125 miliar dan pinjaman modal Rp 80 miliar. Bimantara juga mendapat 25% saham MetroTV, yang menurut perjanjian keduanya, boleh dibeli lagi oleh Paloh sebelum jatuh tempo pada Desember 2003. Metro TV saat itu ditargetkan menjadi pelengkap dari RCTI milik Bimantara yang selama ini fokus ke tayangan hiburan. Modal awal yang dikeluarkan dalam pendirian Metro TV adalah Rp 200 miliar.[11] Pada awal bersiaran, Metro TV mengudara selama 12 jam, yang kemudian pada tanggal 1 April 2001, diperpanjang menjadi 24 jam, menjadikannya televisi berita pertama di Indonesia, sekaligus yang pertama bersiaran 24 jam. Kala itu persentase pembagian programnya meliputi 70% berita dan 30% informasi lainnya,[14] yang diproduksi sekitar 220 orang (180 reporter dan 40 kameramen).[12] Seiring perkembangan dan kebutuhan, Metro TV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi. Pada tahun 2001, Metro TV ikut berpartisipasi dalam siaran langsung dari BBC World (sekarang BBC News) bertajuk "What The World Thinks About America" yang turut disiarkan puluhan stasiun televisi di seluruh dunia.[15] Seiring waktu, kepemilikan di Bimantara berubah dari sebelumnya dikuasai Bambang Tri menjadi oleh Hary Tanoesoedibjo. Pada Juni 2003, Bimantara memutuskan untuk menjual 25% sahamnya di Metro TV kepada PT Centralindo Pancasakti Cellular. Selain menjual sahamnya, piutang Rp 80 miliar Bimantara juga dijual ke Metro TV. Penjualan ini didasarkan oleh Metro TV yang tidak mendapatkan keuntungan dan terus merugi.[2][16] Walaupun memang tidak ada catatan bahwa Paloh memiliki saham di Centralindo, namun dalam konferensi pers, Paloh menyatakan ia berada di belakang PT Centralindo, sehingga kemungkinan ada semacam kesepakatan antara Paloh dan Centralindo (atau pemegang saham lama). Penjualan itu menyebabkan 100% saham Metro TV dipegang oleh Surya Paloh sampai sekarang. Pasca akuisisi itu, ditargetkan Metro TV mendapat titik impas-nya pada 2010. Pendapatannya pada Juli 2005 diperkirakan 70% dari acara berita, sedangkan sisanya dari acara bersponsor.[17] Di tahun 2004, MetroTV melakukan perjanjian pertukaran berita dengan beberapa TV asing seperti Channel News Asia, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice of America (VOA), China Central Television Asia (CCTV), dan ABS-CBN Filipina. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan MetroTV bisa mendapatkan berita yang cepat dan akurat dari Asia, dan di sisi lain, TV asing bisa mendapatkan berita secara cepat dari Indonesia dengan merelai siaran Metro TV setiap saat. Pada masa itu pula, porsi pemrograman berubah menjadi berita 60:40 hiburan di hari kerja (sebaliknya; hiburan 60:40 berita di akhir pekan).[18] Pada tahun ini, Metro TV diperkirakan sudah dapat dinikmati di 16 kota di Indonesia.[14] Pada bulan Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (Metro TV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara terbaik dan berkualitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal dengan gambar dan suara yang lebih tajam, bersih, dan jernih serta teknologi yang lebih canggih dari televisi analog, tanpa membutuhkan biaya seperti televisi berlangganan. Yang paling utama dan terpenting masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam waktu dekat ini.[19] Pada 30 September 2019, Media Group meluncurkan sebuah konten digital yaitu Podme.id, yang berguna sebagai pendamping MetroTV dalam jurnalistik.[20] Memasuki tahun 2020, sejak awal kemunculan pandemi COVID-19 di Indonesia, acara unggulan Channel Japan yang memberikan wawasan tentang Jepang dan sekitarnya dihentikan pada awal April 2020. Di tahun yang sama, Media Group, meresmikan saluran televisi digital baru yang berafiliasi dengan MetroTV, yang bernama Magna Channel[21] pada tanggal 16 Juli 2020, diikuti dengan perayaan ulang tahun MetroTV yang ke-20 pada 25 November 2020. Di tanggal 27 April 2021, Media Group juga meluncurkan ulang radio daring yang bernama MG Radio Network.[22] Untuk menjangkau ranah terestrial, pada tanggal 1 Agustus 2021 MG Radio Network resmi mengakuisisi saham UFM. Pada tanggal 10 November 2021, siaran MG Radio Network resmi meluncurkan dan mengudara untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya pada frekuensi 94.7 FM.[23] Pada tanggal 16 Agustus 2021, Metro Globe Network diluncurkan sebagai kanal berita berbahasa Inggris, sebagai pendamping MetroTV.[24] dan diluncurkan pada 23 November tahun yang sama di Jakarta dalam acara Launching Metro Globe Network dan bersiaran selama 18-jam setiap hari pukul 06:00-00:00 WIB dalam multi-platform.[25] Memasuki tahun 2023, media sosial resmi BN Channel, Podme.id, Metro Globe Network dinyatakan sudah tidak terawat, dan dikabarkan sudah berhenti melakukan postingan setia hari terhitung pada awal Ramadhan 2023. Pada Mei 2023, acara berita Metro Malam pun dihentikan, beserta dengan operasional MG Radio Network, berhenti melakukan siaran, dan digantikan dengan acara MetroTV yang didengarkan oleh telinga pada tahun tersebut. Dikabarkan bahwa Media Group, yang memiliki MetroTV sudah melakukan PHK besar-besaran pada Mei 2023, yang berujung pada seretnya pendapatan iklan yang tayang di MetroTV, dimulai dengan hengkangnya brand ternama seperti Telkomsel, Bank BNI, Bank BCA, pipa Pralon, Fujifilm, Astra International, Mitsubishi Motors, XLSmart, dan brand ternama seperti Gudang Garam. Memasuki tahun 2024, menurut rating peringkat stasiun TV di Indonesia, MetroTV akhirnya menjadi sebuah stasiun TV dengan peringkat yang paling terbawah, yaitu di posisi 17-19. Pada tahun 2025, MetroTV akhirnya bekerja sama dengan Pantai Indah Kapuk Dua, untuk menyajikan program-program untuk bulan Ramadhan pada Maret 2025, yang dimulai dengan kemunculan Adzan Maghrib yang berlatar di PIK 2, Tangerang, Banten, dan diikuti dengan program unggulan Khazanah Islam. Tanggal 21 Maret 2025, sebuah acara unggulan baru, Meet Nite Live, mulai tayang yang bermaksud untuk mendongkrak MetroTV supaya lebih berjaya lagi sejak terpuruk pada tahun 2023.[26] Lima tahun kemudian, acara unggulan kerjasama MetroTV bersama dengan VOA, Dunia Kita berhenti tayang pada April 2025, dikarenakan imbas keadaan MetroTV yang semakin memburuk sejak PHK pada Mei 2023 silam.
PeloporDibandingkan dengan jaringan televisi lain yang lebih berkonsep hiburan, MetroTV sudah dicanangkan untuk menjadi televisi berita 24 jam pertama di Indonesia. Konsepnya mencontoh televisi berita Amerika Serikat, CNN dengan titik berat program berita (hard dan soft news), gelar wicara, ulasan terkini, dan dokumenter, meskipun awalnya juga menargetkan program berita yang dikemas sebagai hiburan seperti infotainment.[27][28] Program berita yang ditayangkan, termasuk Headline News (program berita satu jam sekali yang berisi rangkuman berita dan ditujukan untuk pemirsa yang sibuk, dicontoh dari CNN);[29][30] Breaking News (program berita khusus yang bisa tayang kapan saja dan kemudian diikuti berbagai stasiun TV lain); Metro Xin Wen (program berita berbahasa Mandarin pertama di Indonesia); dan Indonesia Now (siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia yang dapat disaksikan dari seluruh dunia). Selain kepeloporannya dalam televisi berita, Metro TV juga merupakan televisi pertama yang menerapkan sistem digital dalam penyiarannya dan memiliki 6 peralatan satelit bergerak yang juga menggunakan teknologi digital, serta ikut mempelopori penggunaan virtual studio set (desain grafis 3 dimensi).[18] Metro TV juga merupakan pelopor dari program hitung cepat pada Pemilihan Presiden 2004 melalui The Election Channel yang dicanangkan Saiful Mujani pada September 2003 dan kelak diikuti berbagai televisi berita lainnya. Istilah "hitung cepat" tersebut berasal dari tim redaksi MetroTV.[31] Surya Paloh disebutkan memiliki visi besar dalam pendirian MetroTV: menghadirkan citra berbeda di televisi, yang pada saat itu didominasi program sinetron dan kekerasan. Demi membantu siarannya, Paloh saat itu merekrut beberapa wartawan dan jurnalis senior, seperti Desi Anwar, Andy F. Noya dan Zsa Zsa Yusharyahya.[11] Pada saat Metro TV "lahir", banyak orang yang meramalkan bahwa stasiun televisi ini tidak berumur panjang, karena masyarakat Indonesia pada saat itu lebih menyukai stasiun televisi hiburan. Namun karena Metro TV menyisipkan acara dokumenter ilmu pengetahuan (misalnya Beyond 2000, Beyond Health, True Action Adventures in 20th Century, dan sebagainya) juga acara hiburan berupa Metro Showcase dan sebagainya, ramalan itupun kandas. Hingga saat ini, Metro TV masih dianggap sebagai salah satu jaringan televisi yang memiliki pembawa acara berita terbanyak di Indonesia. Namun, dalam perkembangannya, Metro TV kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya, meski tetap dalam koridor berita. Salah satunya adalah e-Lifestyle, yakni program gelar wicara yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi. IdentitasLogoPada tanggal 20 Mei 2010 (dalam acara "Bangkit Bangsaku"), Metro TV memperkenalkan logo barunya, yang tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Quick Express yang memberikan kesan modern, segar dan futuristik dibanding logo lama yang kapital seluruhnya. Font tersebut juga memiliki citra dinamis, cepat, kredibel dan akurat. Sedangkan untuk kepala elang didesain agar lebih muda, dinamis dan hidup. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari kebanyakan stasiun/jaringan televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/kiri atas. Hal ini dilakukan demi memanjakan mata pemirsa Metro TV, dimana penempatan logo sebelumnya dapat dirasa "mengganggu".[32] Adapun logo tersebut merupakan hasil rancangan agensi penjenamaan DM ID Holland dan Link and Beyond dan didesain selama 4 bulan. Dengan perubahan logo ini, diharapkan Metro TV dapat membangun citra baru yang membantu memajukan kehidupan bangsa lewat tayangannya yang bermutu dan mencerdaskan, demi meningkatkan martabat bangsa Indonesia. Perubahan logo tersebut merupakan hasil analisis akan kondisi perusahaan selama ini, yang dirasa butuh penyegaran setelah 10 tahun beroperasi dan mulai mendapat pesaing baru (terutama dari tvOne). Metro TV selama ini dirasa memiliki citra yang kaku dan kurang dilirik pemirsa muda. Logo lama juga dianggap terlalu umum dan kurang mencerminkan kepribadian yang ingin ditampilkan, karena didesain dengan sederhana (seperti kepala elang yang diambil dari clip art). Selain perubahan logo, juga dilakukan perubahan grafis (dari warna gelap menjadi warna-warna muda), identitas korporat (seperti seragam) dan slogan baru, Knowledge to Elevate sebagai tekad baru Metro TV untuk mencerdaskan bangsa lewat program-programnya.[32] Komposisi dari logo Metro TV merupakan kombinasi dari tipografi dan gambar, di mana tipografi ada dalam bentuk huruf M-E-T-R-T-V dan visual lingkaran elips emas bergambar burung elang yang menggantikan huruf O. Khusus logo lingkaran dan kepala elang juga digunakan sebagai ikon Metro TV. Makna dari komponen-komponen logo tersebut, yaitu:
Sejak 17 Oktober 2016, logo tersebut kini ditempatkan di sebelah newsticker di pojok kanan paling bawah. Pada tahun 2019, warna pada logo on air Metro TV berubah dari biru dengan latar belakang putih menjadi putih dengan latar belakang biru untuk siaran Prime Time setiap hari dari pukul 16.00-21.00 WIB. Dan sejak 25 November 2020, bertepatan dengan hari jadinya yang ke-20, Metro TV kembali memperbarui logo on air-nya di pojok kanan bawah dengan menyisakan lambang elang yang sudah digunakan dari tahun 2010, tetapi dengan menambahkan tulisan "METRO TV" dibawahnya pada saat itu. Tahun berikutnya, kata "METRO TV" dihilangkan, menyisakan ikon elang saja sampai saat ini.
Perkembangan sloganSlogan utama
Slogan spesial HUT
Slogan spesial Natal dan Tahun Baru
Slogan spesial Ramadhan
AcaraPenyiarJaringan siaranTerestrialHingga tahun 2020, Metro TV didukung oleh 54 stasiun pemancar,[34] seluruhnya dimiliki oleh MetroTV. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar Metro TV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Komdigi.[35]
SatelitSatelit-satelit yang digunakan oleh MetroTV:[43]
Ketersediaan di ponsel dan tablet PCMetroTV News juga tersedia di iOS (App Store) dan Android (Google Play) yang dapat diunduh secara gratis. ManajemenDaftar direktur utama
Direksi saat iniStruktur dewan direksi MetroTV saat ini adalah sebagai berikut:
Insiden dan KontroversiPeristiwa penyanderaan kru Metro TVPada 18 Februari 2005, Meutya Hafid dan rekannya, juru kamera, Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Iraq. Kontak terakhir Metro TV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Sebelum ke Iraq, Meutya juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh. Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni Don Bosco Selamun (Pemimpin Redaksi Metro TV 2003-2005) dan Marty Natalegawa (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).[44] Berjilbab saat membawakan beritaMetro TV pernah dikecam karena melarang salah satu presenternya, Sandrina Malakiano, mengenakan jilbab pada saat siaran, meskipun Sandrina sudah memperjuangkannya selama berbulan-bulan dengan mengajak jajaran pimpinan level atas Metro TV untuk berdiskusi panjang.[45] Larangan inilah yang menyebabkan Sandrina keluar dari MetroTV pada Mei 2006.[46] Menurut pihak MetroTV, mereka hanya akan mengizinkan presenternya berjilbab di depan kamera ketika Ramadan atau hari-hari besar Islam. NetralitasSecara umum, netralitas Metro TV sering kali dipertanyakan, salah satunya oleh KPI karena dianggap memberikan porsi pemberitaan mengenai Partai Nasdem lebih banyak dibanding partai lain. Pada pemilihan umum Presiden 2014, Metro TV memperoleh kritikan tajam karena memberikan porsi berita lebih banyak kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla ketimbang pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.[47] Kritikan yang sama juga dilontarkan kepada 4 jaringan televisi lainnya.[48] KPI secara pribadi juga menyorot Metro TV dan tvOne karena dianggap tidak berimbang dalam pemberitaan seputar Pilpres 2014.[49] Pelanggaran IklanPada masa kampanye pada Pemilu 2014, Metro TV beserta 10 stasiun televisi lainnya ditegur oleh KPI perihal pelanggaran ketentuan iklan kampanye partai politik.[50] Konten tidak layak siar dan ketidakakuratan informasiPada program Breaking News, Metro TV ditegur oleh KPI karena menyampaikan informasi yang tidak akurat tentang "Ledakan di Palmerah" saat Serangan Jakarta 2016. KPI juga menyoroti video amatir yang menampilkan visualisasi mayat yang tergeletak di dekat pos polisi Sarinah yang merupakan lokasi kejadian tanpa disamarkan.[51] Lihat pulaReferensi
Pranala luar |