Merah Putih: One for All
Merah Putih: One for All adalah film petualangan animasi tahun 2025 yang disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takari, dan diproduksi oleh Perfiki Kreasindo.[2] Bertemakan Hari Kemerdekaan Indonesia, film ini menceritakan sekelompok anak yang bertualang mencari bendera Merah Putih yang hilang agar dapat digunakan dalam perayaan kemerdekaan desa mereka.[3] Merah Putih: One for All ditayangkan pada 14 Agustus 2025, 3 hari sebelum peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.[4] Film ini menuai kontroversi dan banyak dikritik bahkan sebelum pemutaran perdananya karena kualitas animasinya yang buruk, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang produksinya.[5] Film ini menjadi sorotan karena dianggap visual animasinya yang terkesan kaku dan digarap dengan tergesa-gesa.[6] SinopsisFilm "Merah Putih One For All" mengisahkan tentang sekelompok delapan anak yang membentuk "Tim Merah Putih" di sebuah desa. Mereka ditugaskan untuk menjaga Bendera Pusaka yang akan dikibarkan dalam upacara Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. Tiga hari menjelang upacara, bendera tersebut tiba-tiba hilang dari gudang besar yang terdapat senjata juga. Kedelapan anak yang berasal dari berbagai suku dan budaya di Indonesia, seperti Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan keturunan Tionghoa, kemudian bersatu untuk menemukan dan menyelamatkan bendera tersebut. Dalam perjalanan mereka, anak-anak ini harus menghadapi berbagai rintangan, seperti menembus sungai, hutan, dan badai, serta menyelamatkan burung beo. Mereka juga harus mengatasi perbedaan latar belakang dan ego masing-masing. Dengan semangat persatuan, keberanian, dan cinta Tanah Air, mereka berhasil menunjukkan bahwa keberagaman bukan penghalang, melainkan sumber kekuatan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mengibarkan bendera Merah Putih pada Hari Kemerdekaan.[7][8][5][9] KontroversiKualitas produksiMerah Putih: One For All dikritik karena kualitas produksinya dinilai sangat jauh di bawah Jumbo, bahkan daripada animasi Keluarga Somat sekalipun.[10] Film ini banyak dikritik bahkan sebelum pemutaran perdananya karena kualitas animasinya yang buruk, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang produksinya.[5] Penggunaan asetSejumlah warganet mengepos perbandingan karakter di film tersebut dengan model 3D yang dijual di Reallusion. Beberapa karakter terlihat mirip dengan aset buatan desainer luar negeri, seperti Jayden karya Junaid Miran, Tommy dari Chihuahua Studios, serta Ned dan Francis yang langsung tersedia di Reallusion.[11][10] Penampakan senjata apiPada pratonton film ini, terdapat adegan ketika anak-anak berada di gudang senjata api dan menampilkan AK-47 yang mengakibatkan kritik dari warganet.[12][13] Isu pembiayaan film dari pemerintahPemerintah ikut terseret dalam isu pembiayaan untuk film animasi tersebut. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar mengungkapkan lewat media sosial bahwa pihak Ekraf sempat menerima perwakilan tim produksi Perfiki Kreasindo, serta ada dialog antara dua pihak soal karakter dan pratonton. Menurutnya, pemerintah tidak mendanai film ini.[10][14] Batal tayang di beberapa bioskopPada tanggal 14 Agustus 2025, yaitu hari penayangan perdana film ini, bioskop Cinépolis melalui akun Instagram-nya mengumumkan bahwa film Merah Putih: One for All tidak jadi tayang di seluruh jaringan bioskop tersebut.[15] Jaringan bioskop lainnya seperti CGV, terpantau belum menyediakan tempat bagi penayangan film ini.[15] Namun, beberapa bioskop XXI di Jabodetabek masih menayangkan film Merah Putih: One for All pada hari pertamanya.[15] Referensi
|