PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, beroperasi sebagai Cineplex 21 Group, adalah sebuah perusahaan pengelola jaringan bioskop asal Indonesia. Perusahaan ini dikenal sebagai pelopor jaringan multipleks di Indonesia. Cineplex 21 Group memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tanggal 21 Agustus 1987. Perusahaan ini didirikan oleh Sudwikatmono yang bekerja sama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana. Bioskop Cineplex 21 umumnya terletak di pusat perbelanjaan, pasar raya, dan toko serba ada, namun ada pula beberapa lokasi yang berdiri sendiri. Mereka menayangkan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama. Penayangan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital, THX, dan Dolby Atmos. Cineplex 21 Group resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2023.[1]
Hingga tahun 2025, Cineplex 21 Group memiliki 260 bioskop dengan total 1.353 layar di 81 kota dan kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia, menjadikannya sebagai jaringan bioskop terbesar di negara tersebut. Mereka adalah satu dari "Tiga Besar" jaringan bioskop Indonesia, bersama dengan CGV Cinemas Indonesia dan Cinépolis Indonesia. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membagi jaringan bioskopnya menjadi 4 merek terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, The Premiere, dan IMAX untuk target pasar berbeda.[2]
Sejarah
Iklan untuk pembukaan kembali bioskop Kartika Chandra (sekarang Hollywood XXI) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta pada tahun 1986
Pada tahun 1986, Sudwikatmono, sepupu Presiden Soeharto, bekerja sama dengan Benny Suherman untuk merenovasi bioskop Kartika Chandra di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Bioskop yang awalnya hanya terdiri atas 1 teater tersebut dipecah menjadi 3 teater, suatu konsep yang dikenal dengan nama multipleks. Tujuan pemecahan adalah agar bioskop dapat menambahkan lebih banyak variasi film. Saat ini, bioskop tersebut masih dikelola oleh Cineplex 21 Group sebagai Hollywood XXI.[3]
Pada tanggal 21 Agustus 1987, Sudwikatmono, dibantu oleh produser film Raam Punjabi, membuka bioskop bermerek Studio 21 pertama di Jalan MH Thamrin Kav.21. Nama "21" diambil dari nomor kaveling Jalan MH Thamrin di lokasi Studio 21 pertama dibangun. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa nama itu sesungguhnya merupakan akronim dari Su-Dwi-kat-Mono. Studio 21 terdiri atas 4 teater dan menetapkan tarif tiket yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bioskop-bioskop independen yang saat itu merajai Indonesia; pada bulan pertama pembukaan, mereka menetapkan tarif sebesar Rp7.500, atau setara dengan Rp117.000 pada tahun 2022. Saat ini, Gedung Studio 21 pertama tersebut sudah berubah menjadi gedung pencakar langit Sinarmas Land Plaza.[4][5]
Pada tanggal 16 September 1988, Sudwikatmono mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Subentra Nusantara untuk mengelola Studio 21. Pada tanggal 15 Juli 1999, dia melepaskan kepemilikan jaringan Studio 21 kepada Benny Suherman dan Harris Lesmana. Perusahaan tersebut lantas berganti nama menjadi PT Nusantara Sejahtera Raya.[6]
Cineplex 21 Group awalnya menggunakan merek Cinema 21 untuk keseluruhan bioskop mereka.[7] Pada tahun 2004, mereka meluncurkan merek kedua bernama Cinema XXI dan memposisikan Cinema 21 sebagai merek kelas dua; bioskop-bioskop yang masih menyandang nama Cinema 21 hanya menayangkan film-film Indonesia dan tidak memiliki fitur naratama seperti The Premiere. Saat ini, Cineplex 21 sedang dalam proses memensiunkan merek Cinema 21; mereka sudah tidak meluncurkan bioskop baru bertajuk Cinema 21 sejak tahun 2010-an, sementara sisa bioskop yang masih beroperasi satu persatu ditutup atau diubah menjadi Cinema XXI.[8]
Sebagian besar bioskop-bioskop Cineplex 21 terletak di pusat perbelanjaan, pasar raya, atau toko serba ada, di mana mereka berperan sebagai salah satu penyewa besar. Meski begitu, mereka juga mengoperasikan sejumlah bioskop yang berdiri sendiri, tanpa disangga oleh usaha lain. Contoh bioskop ini antara lain adalah Hollywood XXI, Djakarta XXI, dan Metropole XXI di Jakarta,[9] Empire XXI di Yogyakarta,[10] dan Grand Kota Bintang XXI di Bekasi.[11]
Cinema 21
Logo Cinema 21Salah satu cabang Cinema 21 di Blok M Square, Jakarta Selatan. Tampak bagian dalam bioskop sudah dibuat mirip dengan Cinema XXI.
Saat ini, Cinema 21 hanya tersisa 7 cabang saja, sedangkan bioskop-bioskop baru yang akan terus dibuka di waktu mendatang hanyalah yang bermerek Cinema XXI. Cinema 21 umumnya dilengkapi oleh tata suara Dolby Digital. Beberapa gerai Cinema 21 terdahulu, seperti Hollywood KC 21, Megaria 21, Mega 21, Puri 21, Anggrek 21, Citra 21, GM 21, Atrium 21, Arion 21, dan Setiabudi 21, menggunakan tata suara THX.
Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza IndonesiaEntertainment X'nter pada hari Rabu, 7 Januari 2004, dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater naratama The Premiere. Diberikan nama Studio XXI, bioskop ini merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya. Tanggal 30 Juni 2014 adalah hari terakhir beroperasinya Cinema XXI di tempat ini.[12]
Perbedaan paling mencolok antara Cinema XXI dengan Cinema 21 adalah rancangan interior tepasnya yang lebih "mewah", dengan dinding, lantai, langit-langit, dan bahkan lampu yang berwarna krem dan keemasan. Selain itu, beberapa gerai Cinema XXI juga menyediakan fasilitas seperti permainan arkade dan ruang merokok. Semenjak Cinema 21 mulai dipensiunkan oleh Cineplex 21, cabang-cabang merek tersebut yang masih berdiri juga diubah standarnya sehingga mendekati Cinema XXI, meskipun belum berganti nama.[13][14]
Cinema XXI awalnya menggunakan audio suara berbasis Dolby Digital. Di tengah maraknya perkembangan teknologi ruang dimensi tiga (3D) pada tahun 2008, Cinema XXI mulai mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D untuk mengakomodasi film-film 3D. Pada November 2013, Cineplex 21 mulai memperkenalkan teknologi Dolby Atmos, dimulai dari Studio 1 di Epicentrum XXI, sebelum dikembangkan di lebih dari 40 cabang Cinema XXI di kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Semarang, dan Makassar.[15]
Per tahun 2025, terdapat 253 cabang Cinema XXI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan dibukanya Maleo Town Square XXI di Mamuju pada tanggal 5 Desember 2024, hanya 3 provinsi yang belum dijangkau oleh jaringan bioskop ini, yakni Aceh, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.[16][17]
Pada tahun 2002, Cineplex 21 memperkenalkan sebuah layanan naratama bernama The Premiere di Senayan 21 (sekarang Senayan XXI).[18] Layanan ini berkonsep teater eksekutif layaknya kelas bisnis di pesawat. Teater The Premiere memiliki luas yang sama dengan teater reguler, namun menyediakan jumlah kursi yang jauh lebih sedikit (umumnya kurang dari 50, sementara teater reguler terdiri atas ratusan kursi) untuk memaksimalkan kenyamanan dan kebebasan pribadi penonton. Kursi menggunakan sofa empuk dan dilengkapi oleh selimut. Meskipun awalnya hanya menayangkan film-film Hollywood, sejak 2008, bioskop The Premiere mulai memutar film Indonesia yang laris di pasaran. Film Indonesia pertama yang ditayangkan di bioskop The Premiere adalah Ayat-Ayat Cinta. Sejak saat itu, bioskop The Premiere tidak hanya menayangkan film Hollywood saja, tetapi juga menayangkan film dari negara lain termasuk Indonesia yang berpotensi meraup banyak penonton.[19]
Pada tanggal 1 Mei 2009, The Premiere membuka cabang pertama mereka di luar Jakarta, tepatnya di Cihampelas Walk, Bandung. Setahun kemudian, mereka membuka cabang Jawa Timur pertama di Surabaya di Grand City Surabaya. Saat ini, The Premiere dapat ditemukan di 21 provinsi di Indonesia.[20]
Per tahun 2025, terdapat 82 cabang The Premiere di Indonesia.
Pada tahun 2012, Cineplex 21 Group memperkenalkan teknologi IMAX dengan pembukaan merek IMAX pertama di Gandaria City pada tanggal 4 Mei 2012. Film pertama yang diputar oleh teater ini adalah The Avengers. Bioskop IMAX Gandaria City memiliki layar dengan luas 11 x 20 meter dan kapasitas 391 kursi.[21] Studio IMAX yang kedua dibuka setahun kemudian, berlokasi di Mal Kelapa Gading pada 24 April 2013 dengan film Iron Man 3.[22] Bioskop IMAX Kelapa Gading memiliki layar yang lebih besar dari IMAX Gandaria City dan juga kapasitas tempat duduk yang lebih banyak, dengan 539 kursi. Layaknya The Premiere, IMAX awalnya hanya memutar film-film Hollywood saja, namun per tahun 2022 mulai menayangkan film domestik, dimulai dengan Pengabdi Setan 2: Communion pada tanggal 4 Agustus 2022.[23]
Per tahun 2025, terdapat 18 cabang IMAX di Indonesia.
Cineplex 21 Group menetapkan tarif tiket yang berbeda-beda untuk tiap bioskop yang mereka kelola, tergantung dengan hari penayangan, jenis, dan lokasi bioskop. Terdapat tiga skema besar tarif, yakni hari Senin hingga Kamis, hari Jumat dan H-1 hari libur, serta hari Sabtu, Minggu, dan hari libur. Film konser umumnya menetapkan tarif khusus yang jauh lebih tinggi karena harus membayar pajak hiburan kepada Pemerintah Indonesia.[31] Mengecualikan film konser, per tahun 2025, tarif Cinema 21 berkisar antara Rp25.000 hingga Rp50.000, tarif Cinema XXI berkisar antara Rp20.000 hingga Rp75.000, tarif The Premiere berkisar antara Rp60.000 hingga Rp300.000, dan tarif IMAX berkisar antara Rp35.000 hingga Rp90.000. Tarif tiket terendah, Rp20.000, ditetapkan oleh Citiplaza Bondowoso XXI, Green Walk Mall XXI, Pekanbaru Xchange XXI, Transmart Jember XXI, Transmart Kupang XXI, dan Transmart Ngagel XXI pada hari Senin hingga hari Kamis. Tarif tiket tertinggi, Rp300.000, ditetapkan oleh Plaza Senayan Premiere dan Pondok Indah 2 Premiere pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur.[32][33]
Mobile Ticketing
Untuk melengkapi kenyamanan para penonton, pihak Cineplex 21 meluncurkan sistem mobile ticketing (m.tix) untuk pemesanan tiket melalui aplikasi di ponsel Android dan iOS serta situs web.
m.tix tersedia di semua bioskop Cinema XXI dan Cinema 21. Penonton dapat langsung menggunakan fasilitas ini di ponsel masing-masing tanpa harus mengantri di loket bioskop. Pembayaran dapat dilakukan dengan m.tix Point, Sakuku, Gopay, Livin' by Mandiri, Allo Bank, serta pembayaran debit lainnya dengan biaya admin sebesar Rp3.500 per tiket.
Selain untuk pemesanan tiket, m.tix juga bisa digunakan untuk pemesanan makanan, minuman, serta camilan lewat layanan M-Food.
Selain dengan m.tix, Cineplex 21 juga bekerjasama dengan aplikasi Tix ID dalam penjualan tiket secara daring. Penonton yang ingin membeli melalui Tix ID dapat melakukan pembayaran dengan dompet digital Dana dan kartu debit yang telah ditautkan di dalam aplikasi dengan biaya admin sebesar Rp4.000 per tiket.