Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Litham

Litham
Tuareg pria memakai litham
Jenispenutup_mulut
Bahanpakaian
Tempat asalAfrika Utara
PemanufakturMasyarakat Tuareg, dan Sanhaja

Litham (Arab: لِثَام, romanisasi: lithām; kadang diucapkan lifam) adalah penutup mulut yang secara tradisional digunakan oleh suku Tuareg dan para nomaden di Afrika Barat dan Utara, terutama dipakai oleh kaum pria.[1]

Peran dan Makna

Litham berfungsi sebagai pelindung dari debu dan suhu ekstrem yang menjadi ciri khas lingkungan gurun. Dalam kasus perseteruan berdarah, litham juga berperan untuk melindungi pemakainya dari kekerasan dengan membuatnya sulit dikenali. Penggunaan litham tidak dianggap sebagai kewajiban agama, meskipun konon dipercaya memiliki perlindungan magis terhadap kekuatan jahat.[1]

Sejarah dan Praktik

Dalam ukiran batu purba di Afrika, menggambarkan wajah manusia dnegan mata tetapi tanpa mulut atau hidung. Hal ini menunjukkan bahwa asal-usul litham tidak hanya ada di zaman pra-Islam, tetapi bahkan ada sejak zaman pra-sejarah. Litham umumnya dipakai oleh suku Berber Sanhaja di Afrika Barat Laut. Penggunaannya oleh kaum Almoravid—yang berasal dari klan Sanhaja—memberinya makna politik selama penaklukan mereka pada abad ke-11 dan ke-12. Praktik ini membuat Almoravid mendapat julukan merendahkan "al-mulaththamun" (orang-orang yang tertutup).[2]

Dinasti Almohad yang menggantikan Aloravid sebagai kekuatan dominan di Afrika Utara, menentang penggunaan litham dengan alasan bahwa pria dilarang meniru pakaian perempuan. Namun, mereka tidak pernah berhasil sepenuhnya dalam melakukan pelarangan penggunaannya.[3]

Di kalangan suku Tuareg, pria memakai litham—disebut juga tagelmust, sedangkan perempuan mengenakan cadar. Anak laki-laki Tuareg mulai mengenakan litham saat memasuki masa pubertas, dan cadar ini dianggap sebagai tanda kedewasaan. Bagi mereka, tidak pantas bagi seorang pria untuk tampil tanpa cadar di hadapan orang yang lebih tua, terutama dari keluarga istrinya.[3] Litham Tuareg dibuat dari beberapa potong kain Sudan yang dijahit menjadi satu hingga membentuk lembaran sepanjang sekitar empat yard.[4]

Tagelmust, Afrwal atau Litham

Tagelmust dipakai oleh tiga pria Tuareg

Tagelmust (juga dikenal sebagai cheich, cheche, dan litham ) adalah bentuk litham yang terbuat dari kain katun berwarna indigo menyerupai kombinasi antara kerudung dan sorban. Kain ini panjangnya bisa mencapai lebih dari 10 meter (33 kaki). Tagelmust dikenakan oleh pria Tuareg Berber, Hausa dari wilayah Sahel Utara, dan Songhai. Saat ini, berbagai warna lain telah digunakan, sementara kain berwarna indigo biasanya disimpan untuk acara-acara khusus.[5]

Tagelmust menutupi bagian kepala dan membantu pemakainya menghindari menghirup pasir yang terbawa angin di wilayah Gurun Sahara.[6] Banyak pemakainya percaya bahwa pewarna indigo memiliki manfaat kesehatan dan estetika. Zat warna indigo yang menyerap ke dalam kulit juga dianggap melindungi tubuh dan menjadi tanda kemakmuran.[7] Karena keterbatasan air, kain tagelmust sering kali diwarnai dengan cara dipukul menggunakan serbuk indigo kering, bukan direndam dalam cairan pewarna. Akibatnya, warna biru dari pewarna itu sering kali menempel permanen pada kulit pemakainya sehingga suku Tuareg sering disebut sebagai "orang-orang biru dari gurun"[8]

Di antara suku Tuareg, pria yang mengenakan tagelmust disebut "Kel Tagelmust" atau "orang-orang bertudung." Tagelmust hanya dikenakan oleh pria dewasa dan dilepas hanya di hadapan keluarga dekat. Para pria Tuareg merasa malu jika harus memperlihatkan mulut atau hidung mereka. Selain sebagai perlindungan, cara membungkus dan melipat tagelmust juga menunjukkan asal-usul klan dan daerah pemakainya. Semakin gelap warna kainnya, semakin kaya orang yang mengenakanannya.[9]

Cara Memakai Tagelmust, Afrwal atau Litham

Tagelmust yang dipakai seorang pria

Setiap suku nomaden memiliki cara sendiri dalam mengenakan tagelmust atau afrwal atau litham. Ada yang melilitkannya dengan gaya yang unik disesuaikan dengan bentuk kepala, aktivitas sehari-hari, serta panjang kain yang mereka gunakan. Setiap anggota suku dapat dikenali dari cara khas mereka mengenakan tagelmust. Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat hiasan kepala tagelmust atau afrwal atau litham:[10]

  • Langkah 1: Buat simpul sederhana sekitar 30 cm dari ujung kain. Panjang ini hanyalah perkiraan, jadi coba terlebih dahulu untuk menemukan panjang yang nyaman bagi Anda sebelum membuat simpul. Pastikan simpul ini mudah dibuka nantinya.
  • Langkah 2: Letakan kain di kepala dengan simpul menghadap ke belakang leher. Sisakan sisa kain menggantung ke depan.
  • Langkah 3: Putar bagian depan kain dengan lembut. Caranya dengan pegang ujung kain yang menggantung ke depan dan berikan sedikit putaran. Ini akan membantu Tagelmust tetap terpasang di kepala. Pastikan tidak terlalu kencang agar tetap nyaman saat digunakan dalam waktu yang lama.
  • Langkah 4: Lilitkan kain di kepala. Bisa satu atau dua kali lilian, tergantung panjang kain yang digunakan. Suku nomaden asli biasanya melilitkannya hingga lima kali jika kainnya cukup panjang. Tagelmust standar biasanya cukup dua kali lilitan.
  • Langkah 5: Setelah melilitkan kain, selipkan ujungnya di antara lapisan kain yang sudah terbentuk agar terkunci dengan erat.
  • Langkah 6: Kembali ke simpul yang telah dibuat sebelumnya di tengkuk leher, lalu buka simpulnya dengan hati-hati. Ini akan membantu transisi yang mulus ke tahap berikutnya.
  • Langkah 7: Setelah simpul pertama dibuka, lilitkan sisa kain di sekitar wajah hingga menutupi hidung. Langkah ini memiliki fungsi praktis dan estetika, melindungi wajah dari sinar matahari gurun serta memberikan tampilan khas penuh misteri yang sudah dikenal sejak zaman dahulu.
  • Langkah 8: Langkah terakhir untuk menyelesaikan proses pelilitan adalah dengan menyelipkan ujung kain ke dalam lapisan yang sudah terbentuk di sekitar wajah. Pastikan arah selipan mengarah ke belakang, agar angin dan debu dari gurun tidak masuk ke dalam lapisan Tagelmust.

Dalam Sastra dan Folklor

Sejumlah legenda diciptakan untuk menjelaskan kebiasaan pria mengenakan cadar. Salah satunya menceritakan bahwa jika seseorang gugur dalam pertempuran dan kehilangan litham-nya, teman-temannya tidak akan mengenalinya hingga cadar tersebut dikembalikan ke wajahnya.[11][12]

Kata litham dan turunannya banyak digunakan dalam sastra Arab, terutama dalam puisi yang sering memainkan makna ganda antara "cadar" dan kata kerja "lathama" yang berarti "mencium". Dalam kisah Seribu Satu Malam, perempuan menggunakan litham untuk menyamar sebagai pria.[13] Dalam kamus klasik Lisan al-Arab karya Ibn Manzur, lifam dianggap sebagai kata terpisah dan dijelaskan sebagai penutup mulut yang dikenakan oleh perempuan.[14]

Referensi

  1. ^ a b Björkman, W. "Lit̲h̲ām". Encyclopaedia of Islam New Edition Online (EI-2 English) (dalam bahasa Inggris). Brill.
  2. ^ Esposito, John L. EspositoJohn L. (2009). Murābiṭūn (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. doi:10.1093/acref/9780195305135.001.0001/acref-9780195305135-e-1210. ISBN 978-0-19-530513-5.
  3. ^ a b Fromherz, Allen FromherzAllen (2008-01-01). Twareg (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. doi:10.1093/acref/9780195176322.001.0001/acref-9780195176322-e-1626. ISBN 978-0-19-517632-2.
  4. ^ Porch, Douglas (2005-06-22). The Conquest of the Sahara (dalam bahasa Inggris). Macmillan. ISBN 978-0-374-12879-1.
  5. ^ "Head wrap (tagelmust)". collections.rom.on.ca (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-24.
  6. ^ "The Sahara: Dry but never boring - CNN.com". edition.cnn.com. Diakses tanggal 2025-03-24.
  7. ^ Balfour-Paul, Jenny (1997). Indigo in the Arab World (dalam bahasa Inggris). Psychology Press. ISBN 978-0-7007-0373-9.
  8. ^ "Tuareg presented in Culture section". web.archive.org. 2014-02-03. Diakses tanggal 2025-03-24.
  9. ^ "Indigenous Peoples of the World - The Tuareg". web.archive.org. 2007-07-19. Diakses tanggal 2025-03-24.
  10. ^ "Mini-Guide : Wear Your Tagelmust In 8 Easy Steps". DUNZ (dalam bahasa Inggris). 2023-10-19. Diakses tanggal 2025-03-24.
  11. ^ Dariyanto, Erwin. "Sejarah Cadar dan Beda Pendapat Ulama soal Hukum Memakainya". detiknews. Diakses tanggal 2025-03-24.
  12. ^ "Tagelmust : Story Of The Ancient Scarf Of Nomads". DUNZ (dalam bahasa Inggris). 2023-10-19. Diakses tanggal 2025-03-24.
  13. ^ The Thousand and One Nights; Or, The Arabian Nights' Entertainments (dalam bahasa Inggris). J. Murray. 1847.
  14. ^ Manzur, Ibn (1990). Lisan al-'Arab (dalam bahasa Arab). Dar Sader, Beirut.
Kembali kehalaman sebelumnya