Johor Darul Ta'zim Football Club (bahasa Melayu: Kelab Bola Sepak Johor Darul Ta'zim), atau hanya JDT, adalah klub sepak bola profesional yang berbasis di Johor Bahru, Johor, Malaysia, yang berkompetisi di Liga Super Malaysia, kasta tertinggi sepak bola Malaysia. Didirikan pada tahun 1972 sebagai PKENJ FC, klub ini berganti nama menjadi Johor FC pada tahun 1996, sebelum mengadopsi nama saat ini pada tahun 2013.[3] Johor Darul Ta'zim dimiliki oleh Tunku Ismail Idris, Putra Mahkota Johor.
Pada tahun 2014, JDT memenangkan kehormatan besar pertamanya dengan memenangkan liga nasional selama musim pertama di bawah manajer asal Kroasia, Bojan Hodak. Di bawah asuhan Mario Gómez dari Argentina, mereka memenangkan Piala AFC 2015 dan Liga Super 2015. Dengan memenangkan Piala AFC, JDT menjadi tim Malaysia kedua sejak 1967 yang memasuki final kompetisi kontinental utama, dan klub Malaysia pertama yang memenangkan gelar kontinental. Antara tahun 2014 dan 2025, JDT memenangkan sebelas gelar liga berturut-turut. Sebelum pencapaian ini, tidak ada tim Malaysia yang pernah memenangkan kejuaraan liga lebih dari dua kali berturut-turut sejak sistem liga pertama kali diperkenalkan di Malaysia pada tahun 1982.
Sejak tahun 2012, JDT dikenal dengan julukan baru mereka, Harimau Selatan, menggantikan julukan lamanya Jengking ("Kalajengking"). Julukan baru ini didasarkan pada lambang Dewan Negara Bagian Johor.[4] Kandang tim ini adalah Stadion Sultan Ibrahim berkapasitas 40.000. Menurut laporan Statista dari tahun 2016, JDT adalah klub Liga Super Malaysia yang paling banyak didukung dan klub sepak bola kedua yang paling banyak didukung di Malaysia setelah Manchester United.[5]
Kepemilikan klub
Menjelang musim 2016, JDT secara resmi berada di bawah kepemilikan Tunku Ismail Sultan Ibrahim dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Johor FA tertanggal 10 Januari 2016. Kemudian diklarifikasi bahwa JDT berubah menjadi klub profesional, menjadi entitas yang terpisah dari Johor FA yang menyelenggarakan program pengembangan sepak bola di negara bagian Johor. Sebagai pemilik JDT, Tunku Ismail terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan dan manajemen klub, dibandingkan dengan perannya sebelumnya sebagai bagian dari Johor FA.[6] Sehari kemudian, mantan penyerang Johor yang merupakan bagian dari tim yang juara di dua kompetisi dalam satu musimpada tahun 1991, Alistair Edwards, ditunjuk sebagai Direktur Olahraga JDT untuk membantu Tunku Ismail.[7] Langkah itu dilihat sebagai bagian dari proses privatisasi dan inisiatif strategis tentang bagaimana klub sepak bola Malaysia harus dijalankan dan dikelola secara profesional termasuk pengembangan usia muda di wilayah tersebut.[8][9]
Pada 12 Januari 2016, Sultan Johor, Sultan Ibrahim Almarhum Sultan Iskandar, memberikan RM50 juta sebagai hadiah untuk klub. Setelah kesuksesan yang diraih di musim 2015, ketika JDT memenangkan Liga Super Malaysia, Piala Sumbangsih, dan Piala AFC, Sultan Ibrahim memberikan hadiah tersebut karena dia puas dengan bagaimana sepak bola di Johor telah menyatukan warga Johor dan mengharumkan nama negara bagian.[10]
Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan di media sosial klub pada awal Desember 2016, pemegang saham Meioritas di klub adalah Tunku Ismail sendiri, yang memegang 70% saham klub.[11] 30% lagi dari Royal Football Fund, yang berinvestasi di beberapa klub sepak bola di seluruh dunia.
Yayasan JDT
Yayasan JDT didaftarkan pada 9 Agustus 2016. Yayasan dibentuk dengan tujuan untuk mengumpulkan dana dan mendistribusikan bantuan untuk pengembangan klub.
Beberapa hari sebelum final Piala FA Malaysia 2016, JDT mengumumkan pembentukan Yayasan JDT dan akan diluncurkan secara resmi pada September 2016 sebagai platform bagi pendukung JDT untuk lebih terlibat dalam masa depan tim dan pengembangan program sepak bola JDT. Ketua Dewan Pembina Yayasan JDT, Datuk Hasni Mohammad, mengatakan bahwa hal itu akan memberikan kesempatan bagi pendukung JDT untuk benar-benar mempunyai "suara" di klub sepak bola.[12][13]
Dengan berdirinya Yayasan JDT, pendukung dapat menjadi pemegang saham klub dan mengirim perwakilan untuk melakukan pertemuan dengan pejabat klub untuk memahami arah dan rencana klub termasuk laporan keuangan bulanan yang akan dirilis untuk menginformasikan kepada pendukung mengenai pengeluaran dan biaya lainnya. Setelah beberapa kali tertunda, Yayasan JDT diperkenalkan pada pertengahan Januari 2017.[14]
Peluncuran Kartu Anggota yayasan dilaksanakan di Persada International Convention Center di Johor Bahru pada 7 Desember 2016.[15]
Pengangkatan Tunku Tun Aminah sebagai Presiden JDT
Pada 27 Juli 2016, Tunku Tun Aminah binti Sultan Ibrahim, saudara perempuan Tunku Ismail Sultan Ibrahim, diangkat sebagai Presiden Johor DT.[16] Selain berfokus pada pengembangan usia muda dan menarik pemuda ke dalam kegiatan olahraga dan gaya hidup aktif, ia juga mempertimbangkan pembentukan tim sepak bola wanita JDT dalam waktu dekat.[17][18]
Boys of Straits (sebelumnya dikenal sebagai Southern Trooper) adalah nama pendukung Johor Darul Ta'zim. Warna utama pendukung biasanya biru dengan syal merah dan spanduk, seperti warna seragam tim. Suporter selalu membawa drum dan bendera warna-warni besar ke stadion.
Dikenal dengan nyanyian dan permainan drum yang konstan sepanjangan pertandingan, mereka secara konsisten membangun semangat kebersamaan dan persahabatan di antara pendukung baik di kandang dan tandang.
Inter Johor Firm dibentuk untuk mendukung Johor Darul Ta'zim. Tujuan awal dari pembentukan IJF adalah untuk melindungi pendukung JDT lainnya saat pertandingan tandang. Tetapi ketika anggota kelompok tersebut semakin banyak, kelompok ini terlibat skandal hooliganisme. Pada akhir 2014, IJF secara resmi dilarang oleh presiden klub untuk memasuki pertandingan kandang maupun tandang.[19]
Sejak saat itu, rivalitas terus berkembang dan memanas.[21]
Felda United
Dimulai pada tahun 2013, dengan kebangkitan dan kemunculan JDT sebagai salah satu kekuatan sepak bola Malaysia untuk memperebutkan gelar liga dan piala domestik lainnya, Felda United menjadi salah satu rival utama JDT. Antara 2013 dan 2016, kedua belah pihak bertemu sebanyak 12 kali, dengan JDT menang enam kali, Felda United tiga kali, dan tiga pertandingan berakhir seri.[22]
2016: Penentuan gelar
Saat musim 2016, persaingan menjadi sangat kompetitif dan intens antara kedua klub. Mereka bersaing untuk mendapatkan gelar liga. Pada minggu ke-18 (24 Agustus 2016), kedua belah pihak bertemu dengan tajuk "Top of the Table Clash" (pertandingan papan atas), dengan JDT sebagai pemuncak klasemen dan tersisa empat pertandingan lagi. Felda United bertekad untuk menghentikan JDT untuk meraih tiga gelar liga dalam tiga musim berturut-turut.[23][24][25] Bermain di kandang Felda United, JDT berhasil menang 3-2 dalam pertandingan penentuan gelar.[26]
^"Roster". Johor Darul Ta'zim F.C. Diakses tanggal 3 Juli 2023.
^"Diaz just 'disappears'". New Straits Times. 28 Februari 2018. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 16 Juli 2022. Diakses tanggal 16 Juli 2022.
^"Rabih the Lion of Lebanon". The Star (dalam bahasa Inggris). 29 Juli 2020. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 26 September 2022. Diakses tanggal 16 Juli 2022.
^Azharie, Farah (16 Oktober 2022). "Domination dilemma in M-League". New Straits Times. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 26 November 2022. Diakses tanggal 26 November 2022.