Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Jabir bin Abdullah

Jabir bin Abdullah
Informasi pribadi
AgamaIslam
PasanganSuhaimah binti Mas'ud[1]
Orang tuaAbdullah bin Amru bin Haram

Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram al-Anshari (bahasa Arab: جابر بن عبدالله بن عمرو بن حرام الأنصاري) adalah salah satu sahabat Nabi dan salah satu dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadis.[2][3]

Kehidupan

Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram adalah Sahabat Nabi dari kaum Anshar dari Bani Ghanm bin Ka'ab bin Salamah bagian dari kabilah Bani Khazraj.[2][4] Ayah Jabir, Abdullah bin Amru bin Haram, juga termasuk Sahabat Nabi yang terbunuh di Pertempuran Uhud,[5] dan ibunya bernama Nusaibah binti Uqbah[2] dan pendapat lain mengatakan namanya Anisah binti Uqbah bin Adi al-Anshariyyah.[6] Kunyahnya adalah Abu Abdullah, dan dikatakan Abu Abdurrahman, dan dikatakan Abu Muhammad.[2] Jabir memeluk Islam sejak kecil ketika dia mengikuti Bai'at 'Aqabah Kedua dengan ayahnya.[4][5]

Jabir mengikuti delapan belas peperangan bersama Nabi, dan Nabi pernah menjenguknya ketika ia sakit tidak sadar, lalu Nabi berwudhu dan menyiramkan air bekas wudhunya kepada Jabi hingga ia tersadar. Ketika persiapan Khandaq, Jabir bin Abdullah melihat nabi yang benar-benar tersiksa karena lapar. Lalu Jabir menyembelih seekor hewan dan istrinya menanak satu sha' tepung gandum. Setelah masak, Jabir membisiki Nabi secara pelan-pelan agar datang ke rumahnya bersama beberapa sahabat saja. Tetapi beliau justru berdiri di hadapan semua orang yang sedang menggali parit yang jumlahnya ada seribu orang, lalu mereka melahap makanan yang tak seberapa banyak itu hingga mereka kenyang. Bahkan masih ada sisa dagingnya, begitu pula adonan tepung untuk roti.[7]

Setelah Perjanjian Hudaibiyah, Jabir bin Abdullah berkata, "Kami keluar dalam sebuah ekspedisi. Jumlah kami 300 orang, yang dikomandoi oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Kami kehabisan bekal yang hanya diberi nabi sekantung kurma, maka selama tiga bulan kami makan dedaunan. Lalu ada seekor binatang laut, yang disebut ikan paus, terdampar di pantai, maka Kami tinggal setengah bulan di sana dengan memakan dagingnya. Abu Ubaidah menancapkan ftulang nrsuk ikan itu, lalu seorang penunggang unta lewat di bawahnya. Bahkan, lima orang bisa duduk di lubang matanya. Kami makan ikan itu dan mengambil minyaknya hingga tubuh kami sehat dan gernuk."[8]

Hadis yang diriwayatkannya dari Nabi hampir mencapai 1.540 hadis. Di samping itu, ia juga mempunyai kelompok pengajian di masjid.[9] Ia berada di dalam pasukan Khalid pada saat mengepung Damaskus.[10]

Abu Bakar Al Madani berkata,"Jabir tidak pernah mernakai kain yang panjangnya melebihi mata kaki. Dia biasa mengenakan imamah putih, dan aku melihatnya menjulur ke belakang."[10]

Jabir juga ikut dalam Perang Shifin di barisan Ali bin Abu Thalib. Jabir bin Abdillah berkata,"Kami datang menjenguk al-Hasan di hari beliau wafat. Saat itu keributan hampir saja terjadi antara al-Husain bin Ali dan Marwan bin al-Hakam. Al-Hasan telah mewasiatkan kepada saudaranya agar dikebumikan bersama Nabi. Jika dikhawatirkan akan menimbulkan pertumpahan darah dan keributan hendaklah jenazahnya dikebumikan di Baqi' saja, maka al-Husain pun melakukannya."[11]

Kematian

Pada akhir usianya, ia kehilangan penglihatan. la kemudian mencukur janggut dan kumisnya serta mencelup pakaiannya dengan warna kuning. la orang yang terakhir wafat di antara orang-orang yang ikut Baiat Aqabah, pada pada 78 H di usia 94.[9][10]

Referensi

  1. ^ https://artikel.alfurqongresik.com/suhaimah-binti-masud-radhiallahu-anha/
  2. ^ a b c d (Arab) Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah oleh Ibnu Hajar al-'Asqalani – Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram (1) Diarsipkan 10 يوليو 2017 di Wayback Machine. [pranala nonaktif]
  3. ^ Devi, Setya (2023). "Kisah Abdullah Bin Amr Bin Hiram, Jasadnya Utuh Setelah Dimakamkan 40 Tahun".
  4. ^ a b (Arab) Usdul Ghabah fi Ma'rifat ash-Shahabah oleh Ibnu al-Atsir al-Jazari – Jabir bin Abdullah bin Haram Diarsipkan 13 أغسطس 2017 di Wayback Machine. [pranala nonaktif]
  5. ^ a b (Arab) Siyar A'lam an-Nubala – Jabir bin Abdullah Diarsipkan 31 يناير 2018 di Wayback Machine.
  6. ^ (Arab) Tahdzib al-Kamal oleh al-Mizzi – Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram bin Tsa'labah (1) Diarsipkan 11 فبراير 2020 di Wayback Machine.
  7. ^ Al-Mubarakfuri, Shafiyyurrahman (2012). Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-602-98968-3-1
  8. ^ Tabhari, Imam (2012). Terjemah Tarikh ath-Thabari. Jakarta: Pustaka Azzam. ISBN 978-602-8439-68-8
  9. ^ a b Muhammad Raji Hassan, Kinas (2012). Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi. Jakarta: Penerbit Zaman. ISBN 978-979-024-295-1
  10. ^ a b c Dzahabi, Imam (2017). Terjemah Siyar A'lam an-Nubala. Jakarta: Pustaka Azzam. ISBN 978-602-236-270-8
  11. ^ Katsir, Ibnu (2012). Terjemah Al Bidayah wa an-Nihayah. Jakarta: Pustaka Azzam. ISBN 978-602-236-044-5
Kembali kehalaman sebelumnya