Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Ismael Thomas

Ismail Thomas
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Masa jabatan
1 Oktober 2019 – 15 Agustus 2023
Pengganti
Andhika Hasan
Sebelum
Daerah pemilihanKalimantan Timur
Bupati Kutai Barat ke-2
Masa jabatan
2006–2016
WakilDidik Effendi
Sebelum
Pendahulu
Rama A. Asia
Pengganti
F.X. Yapan
Sebelum
Wakil Bupati Kutai Barat ke-1
Masa jabatan
2001–2006
BupatiRama Alexander Asia
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, jabatan baru
Pengganti
Didik Effendi
Sebelum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Barat
Masa jabatan
2000–2001
Informasi pribadi
Lahir31 Januari 1955 (umur 70)
Linggang Melapeh, Linggang Bigung, Kutai Barat Kalimantan Timur, Indonesia
Partai politik  PDI-P
Suami/istri
Lucia Mayo
(m. 1980)
Anak2
AlmamaterUniversitas 17 Agustus 1945 Samarinda
STIH Jakarta
Universitas Mulawarman
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ismail Thomas (lahir 31 Januari 1955) adalah seorang mantan politikus Indonesia dari Partai PDI Perjuangan. Pada bulan Agustus 2023 Kejaksaan Agung (Kejagung) RI menetapkan dia sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemalsuan dokumen perusahaan tambang, dan kemudian dipecat sebagai anggota legislatif DPR-RI yang pernah diembannya sejak 2019 mewakili daerah pemilihan Kalimantan Timur. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Bupati Kutai Barat dari 2006 hingga 2016. Ismael merupakan mantan kader yang telah dipecat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan tidak lagi duduk di Komisi VII.[1]

Kehidupan awal

Thomas lahir di Linggang Melapeh, Linggang Bigung, Kutai (sekarang Kutai Barat) pada 31 Januari 1955 dari pasangan Yohannes Benedictus Leneq dan Albina Rentik. Kedua orang tuanya merupakan petani tradisional.[2]

Ismail Thomas Menikah dengan seorang Istri bernama Lucia Mayo memiliki 2 orang putra yang bernama Alexander Edmond dan Frederick Edwin.

Pendidikan

Pendidikannya pada tingkat dasar ditempuh di SD Katolik Linggang Melapeh yang biasa dikenal dengan Sekolah Rakyat dari 1960 hingga 1967. Pada tahun 1968, Thomas melanjutkan pendidikan ke SLTP Katolik Barong Tongkok yang berada di Kecamatan Barong Tongkok. Thomas Muda kemudian pindah ke Barong Tongkok dan tinggal di kediaman Bapak Babaq (alm). Thomas menyelesaikan pendidikan SMP-nya pada tahun 1971 dengan predikat juara dua. Ia terkalahkan oleh temannya yang kemudian hari menjadi istrinya, yaitu Lucia Mayo.

Thomas melanjutkan pendidikannya di SLTA Katolik WR Soepratman Samarinda dari 1971 hingga 1974, hal ini dikarenakan pada saat itu belum ada SMA di Kutai Barat.[3] Tahun pertama ia tinggal bersama salah satu keluarganya yang menetap di Samarinda, barulah kemudian pada tahun kedua pindah ke asrama karena ingin mandiri. Pada akhir 1973, Thomas hampir dikeluarkan dari asrama karena tidak mampu membayar uang asrama. Namun, setelah berusaha membujuk pengurus asrama dan mengatakan bahwa dia bersedia keluar selama satu tahun untuk mencari biaya dan meminta untuk kemudian bisa diterima kembali untuk meneruskan pendidikan, akhirnya meluluhkan hati pengurus asrama. Thomas pun tetap bisa tinggal di asrama dan menamatkan pendidikannya di jenjang SMA.

Pada tahun 1983, ia menerima gelar D-3 dari Jurusan Hukum, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selanjutnya, ia menyelesaikan pendidikan S-1 Hukum di STIH Jakarta pada 2003 dan S-2 Administrasi Publik di Universitas Mulawarman.[4]

Karier dan organisasi

1990–2001: Karier di bidang tambang

Thomas menjadi seorang Supervisor Transportasi di PT Kelian Equatorial Mining, perusahaan tambang emas dari Australia yang wilayah operasinya di Kecamatan Linggang Bigung.

1999–2000: Bergabung dengan PDI-P

Pada 1999, Thomas mengawali pengalaman politiknya di PDI Perjuangan (PDI-P) dan pada tahun 2000 dipercayakan kader dan simpatisan serta pengurus PDI-P se-Kutai Barat sebagai Ketua DPC PDI-P Kutai Barat hingga tahun 2005 (yang masa jabatan diperpanjang hingga 2007)

2000–2006: Anggota DPRD dan WakilBupati Kutai Barat

Kariernya sebagai Anggota DPRD Kabupaten Kutai Barat hanya sempat ia laksanakan setahun sejak tahun 2000–2001. Ia lalu dipercayakan oleh PDI-P untuk maju sebagai Wakil Bupati Kutai Barat mendampingi Rama A. Asia pada periode pertama 2001–2006.

2006–2016: Bupati Kutai Barat

Ismael Thomas sebagai Bupati Kutai Barat
Perbedaan pandangan politik serta arah kebijakan membuat Ismail Thomas untuk mencalonkan diri menjadi Bupati pada 2005, berkompetisi dengan Rama A. Asia. Ismail Thomas, berpasangan dengan Didik Effendi dari Partai Amanat Nasional, berhasil meraih suara sebanyak 27.668 (34,39%). Ia mengalahkan Pasangan Kubar Bersatu (Rama A. Asia–Enciq Mugnidin) yang hanya memperoleh suara sebanyak 22.849 (28,37%). Pada 2011, Ismail Thomas mencalonkan kembali sebagai Bupati dan berhasil memenangkan Pilkada.

2019–2023: Anggota DPR-RI

Setelah tidak lagi menjabat sebagai Bupati, Ismael Thomas mencalonkan diri sebagai calon Anggota DPR-RI pada pemilihan legislatif 2019 dari daerah pemilihan Kalimantan Timur. Ia terpilih menjadi Anggota DPR-RI dan bertugas di Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan. Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi Ismail Thomas dipecat dari kedudukannya sebagai kader PDI Perjuangan.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan proses pemecatan Ismail Thomas dari partai sedang dalam proses. Ismail merupakan anggota DPR dari Fraksi PDIP yang menjadi tersangka korupsi tambang.
"Sudah berproses," kata Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Kamis, 17 Agustus 2023. Hasto tak banyak komentar perihal detail waktu resmi pemecatan Ismail Thomas. Dia mengatakan bahwa tanggal resmi pemecatan akan terjadi saat surat Pergantian Antar Waktu dikirimkan ke DPR. Dia mengatakan bahwa kader PDIP yang terjerat perkara hukum dan ditetapkan tersangka harus mengundurkan diri. "Atau dipecat dari organisasi partai," ujarnya. (https://nasional.tempo.co/amp/1760901/pdip-proses-pemecatan-ismail-thomas-yang-jadi-tersangka-korupsi-tambang)

Korupsi

Pada Agustus 2023, Kejaksaan Agung Republik Indonesia menetapkan Ismail Thomas, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dan mantan Bupati Kutai Barat periode 2006–2016, sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi.

Ismail Thomas diduga memalsukan dokumen perizinan pertambangan yang berkaitan dengan PT Sendawar Jaya. Pemalsuan ini dilakukan untuk mendukung gugatan perdata yang diajukan oleh PT Sendawar Jaya terhadap PT Gunung Bara Utama dan Kejaksaan Agung terkait kepemilikan lahan tambang batu bara seluas 5.350 hektare di Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Dalam proses hukum tersebut, Ismail Thomas diduga meminta Christianus Benny, mantan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur, untuk melegalisasi dokumen-dokumen perizinan tambang, meskipun yang bersangkutan tidak memiliki kewenangan untuk itu.

Dokumen-dokumen yang dipalsukan antara lain:

  • Salinan Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP) Nomor: 503/378/Distambling-TU.P/V/2008 tanggal 19 Mei 2008.
  • Salinan Surat Keputusan Bupati Kutai Barat Nomor: 545/K.501.a/2008 tanggal 19 Juni 2008.
  • Salinan Surat Keputusan Bupati Kutai Barat Nomor: 545/K.781c/2008 tanggal 9 September 2008.
  • Surat Keterangan Registrasi Nomor: 180/542.4/XII/2016 tanggal 22 Desember 2016.

Gugatan perdata yang diajukan PT Sendawar Jaya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Juli 2022 menghasilkan putusan pada 14 Juni 2023 yang menyatakan PT Sendawar Jaya sebagai pemilik sah atas lahan tambang tersebut. Namun, Kejaksaan Agung mengajukan banding, dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta membatalkan putusan tersebut setelah ditemukan bahwa dokumen-dokumen yang digunakan dalam gugatan tersebut adalah palsu.

Atas perbuatannya, Ismail Thomas dijerat dengan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Kehidupan pribadi

Pada 12 April 1980, Thomas menikahi Lucia Mayo, gadis yang menjadi pesaingnya di sekolah.[4] Mereka menyelenggarakan pemberkatan pernikahan di Gereja Kristus Raja, Barong Tongkok. Dari pernikahannya, lahir dua orang putra bernama Alexander Edmond (lahir 1982) dan Frederick Edwin (lahir 1985). Pasangan tersebut juga mengangkat seorang anak perempuan bernama Siti Nurhaliza.

Referensi

  1. ^ Putri, Cantika Adinda (30 Oktober 2019). "Catat! Ini Daftar Anggota DPR RI di Komisi I Hingga Komisi XI". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 30 September 2021.
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2012-02-07. Diakses tanggal 2012-01-29.
  3. ^ Kubar Pemkab, (2010), Profil Kutai Barat dan Biografi Singkat Bupati dan Wakil Bupati Tanaa Purai Ngeriman Millenium III, Halaman 122.
  4. ^ a b Kubar Pemkab, (2010), Profil Kutai Barat dan Biografi Singkat Bupati dan Wakil Bupati Tanaa Purai Ngeriman Millenium III, Halaman 124.
  5. ^ http://gerbangkaltim.com/hasil-quick-countpasangan-ismael-thomas-didik-effendi-unggul.html[pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Jabatan baru
Wakil Bupati Kutai Barat
2001–2006
Diteruskan oleh:
Didik Effendi
Didahului oleh:
Rama Alexander Asia
Bupati Kutai Barat
2006–2016
Diteruskan oleh:
F.X. Yapan


Kembali kehalaman sebelumnya