Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Interjeksi

Interjeksi atau kata seru adalah kata yang mengungkapkan perasaan dan maksud seseorang, misalnya ah dan aduh, atau melambangkan tiruan bunyi, misalnya meong. Bentuk ini biasanya tak dapat diberi afiks dan tidak memiliki dukungan sintaksis dengan bentuk lain. Secara struktural, interjeksi tidak mempunyai jalinan dengan unsur kalimat lain. Oleh karena itu, pengetikan setelah kata interjeksi harus dibubuhi koma[1]

Interjeksi berdasarkan perasaan yang diungkapkan terbagi menjadi 10:[2]

  1. Interjeksi Harapan; insyaallah
  2. Interjeksi Kekaguman dan Kepuasan; aduhai, amboi, asyik
  3. Interjeksi Kekesalan; sialan, buset
  4. Interjeksi keheranan; aduh, loh, duilah, eh, ah
  5. Interjeksi kekagetan; astaga, astaghfirullah, masyaallah
  6. Interjeksi kejijikan; bah, cih, idih, ih, cis
  7. Interjeksi ajakan; ayo, mari
  8. Interjeksi kesyukuran; alhamdulillah, syukur
  9. Interjeksi panggilan; hai, halo, eh, he
  10. Interjeksi simpulan; nah

Dari beberapa contoh interjeksi, berdasarkan asalnya terbagi menjadi 2 macam, yaitu Interjeksi asli dan serapan.

Pranala luar

  1. ^ [Salinan] SK tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembahan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek. 2021. hlm. 33. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  2. ^ Moeliono, Anton M., dkk. (2016). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta. hlm. 400. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Lokasi tanpa penerbit (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
Kembali kehalaman sebelumnya