Holika
Holika (Dewanagari: होलिका; IAST: Holikā ), yang memiliki nama lain Singika (Dewanagari: सिंहिका; IAST: Siṃhikā ) adalah nama seorang asuri atau raksasa wanita dalam mitologi Hindu. Kisahnya tercatat dalam pustaka Purana sebagai adik perempuan dari asura Hiranyakasipu dan Hiranyaksa, dan bibi bagi Prahlada, raja asura.[1] Dalam legenda Hindu dikisahkan bahwa dia membantu kakaknya untuk membunuh Prahlada dengan cara memangku keponakannya tersebut dalam kobaran api unggun. Namun, atas perlindungan dari Wisnu, Prahlada tetap selamat sedangkan Holika tewas terbakar. Kisah ini dperingati sebagai festival Holika Dahan (pembakaran Holika), dan menjadi lambang kemenangan darma melawan adarma. Holika identik dengan penyulutan api unggun pada malam sebelum Hari Raya Holi, festival.[2] LegendaDalam pustaka Purana dikisahkan bahwa asura Hiranyakasipu menaklukkan tiga dunia (alam bawah, Bumi, dan surga) berkat anugerah dari Dewa Brahma.[3] Dia menghukum siapa pun yang membangkang dan mengingkarinya sebagai penguasa dunia. Putranya yang bernama Prahlada memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengannya akibat asuhan dan ajaran Waisnawa dari Begawan Narada. Sebagai penganut Waisnawa yang taat, Prahlada memuja dan memuliakan Wisnu, dewa yang dibenci oleh Hiranyakasipu karena telah membunuh Hiranyaksa, saudaranya. Hiranyakasipu melakukan percobaan pembunuhan beberapa kali terhadap putranya sendiri―karena pembangkangan yang dilakukan putranya―tetapi selalu digagalkan oleh Wisnu. Akhirnya Holika menawarkan diri kepada Hiranyakasipu untuk terlibat dalam usaha pembunuhan Prahlada. Menurut kitab Wisnupurana, Holika memperoleh anugerah bahwa tubuhnya tidak akan terbakar oleh api. Hiranyakasipu pun menyusun rencana untuk membakar Prahlada hidup-hidup di pangkuan Holika. Saat api unggun berkobar, Prahlada merapalkan nama-nama suci Wisnu. Akibatnya, tubuh Prahlada tidak terbakar sedikit pun, sedangkan Holika terbakar sampai menjadi abu.[4][5] Dalam versi lain, dikisahkan bahwa Hiranyakasipu menyuruh Holika untuk mengenakan kain anti-api saat memangku Prahlada. Namun saat api unggun dinyalakan dan berkobar sangat cepat, kain tersebut lepas lalu menyelimuti Prahlada. AKibatnya, Holika tewas terbakar hidup-hidup, sementara Prahlada selamat dari kobaran api.[6][7] Hari peringatan![]() Menurut sejumlah tradisi Hindu, Holika Dahana[8][9] atau Holika Dahan (dalam rumpun bahasa Indo-Arya) dirayakan sebagai peringatan atas kisah kematian Holika dan selamatnya Prahlada. Pada malam sebelum festival Holi, masyarakat di India Utara menyulut api unggun untuk memperingati legenda tersebut. Tanggalnya bertepatan dengan hari raya Kama Dahanam yang dirayakan di India Selatan, yaitu peringatan atas kisah terbakarnya Kamadewa menjadi abu akibat api kemarahan Dewa Siwa.[10] Lihat pulaReferesi
|