Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Geo Dipa Energi

PT Geo Dipa Energi (Persero)
Jenis perusahaan
Badan usaha milik negara
IndustriPanas bumi
Didirikan5 Juli 2002; 23 tahun lalu (2002-07-05)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Yudistian Yunis
(Direktur Utama)
Heri Setiawan
(Komisaris Utama)
JasaEksplorasi dan eksploitasi panas bumi
PendapatanRp 880,369 miliar (2020)[1]
Rp 196,579 miliar (2020)[1]
Total asetRp 4,805 triliun (2020)[1]
Total ekuitasRp 3,826 triliun (2020)[1]
PemilikPemerintah Indonesia
Karyawan
329 (2020)[1]
Situs webwww.geodipa.co.id

PT Geo Dipa Energi (Persero) adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi panas bumi. Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini mengoperasikan empat Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), yakni WKP Dieng, WKP Patuha, WKP Candi Umbul Telomoyo, dan WKP Arjuno Welirang.[1]

Berbeda dengan mayoritas BUMN di Indonesia, perusahaan ini tidak berada di bawah pembinaan Danantara, tetapi berada di bawah pembinaan Kementerian Keuangan.

Sejarah

Perusahaan ini didirikan oleh Pertamina dan PLN pada bulan Juli 2002 untuk mengelola WKP Dieng dan WKP Patuha sesuai penugasan dari pemerintah Indonesia. Perusahaan ini kemudian mulai mengoperasikan Unit 1 PLTP Dieng yang berkapasitas 60 MW. Pada tahun 2011, Pertamina menyerahkan 66,67% saham perusahaan ini ke pemerintah Indonesia, sehingga perusahaan ini resmi menyandang status persero.[2]

Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai membangun Unit 1 PLTP Patuha dengan dukungan pendanaan dari BNI dan BRI.[1][3] Pada tahun 2014, Unit 1 PLTP Patuha akhirnya mulai dioperasikan dengan kapasitas sebesar 60 MW.[4] Pada tahun 2015, perusahaan ini mendapat tambahan modal dari pemerintah sebesar Rp 607 miliar untuk mengembangkan Unit 2 PLTP Dieng.[5] Pada tahun 2017, perusahaan ini mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengelola WKP Candi Umbul Telomoyo dan WKP Arjuno Welirang.[6]

Pada tahun 2020, perusahaan ini kembali mendapat tambahan modal dari pemerintah sebesar Rp 700 miliar untuk mengembangkan Unit 2 PLTP Patuha.[7] Pada tahun 2020 juga, perusahaan ini melayangkan gugatan ke pengadilan BANI dengan alasan Bumigas menolak melakukan penambangan.[8]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). Geo Dipa Energi (Persero). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2023-03-11. Diakses tanggal 25 September 2021.
  2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 62 tahun 2011" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 6 Oktober 2023.
  3. ^ "Jejak Langkah Geo Dipa Energi". geodipa.co.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-23. Diakses tanggal 16 Juni 2020.
  4. ^ Abdussalam, Muhamad Syarif (11 November 2016). "PLTP Patuha Unit 1 Berkapasitas 60 Megawatt di Pasirjambu Mulai Dioperasikan". Tribunnews. Diakses tanggal 9 Mei 2025.
  5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 63 tahun 2015" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 6 Oktober 2023.
  6. ^ Fajriah, Lily Rusna (17 Juni 2017). "Geo Dipa Energi Ekspansi Tambah WKP di Jawa Tengah dan Jawa Timur". Sindonews. Diakses tanggal 9 Mei 2025.
  7. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 52 tahun 2020" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 6 Oktober 2023.
  8. ^ "Tanggapan Geo Dipa atas Pelaporan Deputi Pencegahan KPK". detikcom. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-10-19. Diakses tanggal 2020-02-29.


Kembali kehalaman sebelumnya