Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Fleischatlas

Fleischatlas – Daten und Fakten über Tiere als Nahrungsmittel
Atlas Daging – Angka dan Fakta Tentang Hewan yang Kita Makan
Sampul Fleischatlas
Judul asliDer Fleischatlas
NegaraJerman
BahasaBahasa Inggris
Bahasa Jerman
SubjekProduksi daging
Peternakan intensif
Lingkungan hidup
PenerbitHeinrich Böll Foundation dan Friends of the Earth Europe
Tanggal terbit
Januari 2014
Jenis mediaDaring dan cetak
Halaman68

Der Fleischatlas adalah laporan tahunan yang diterbitkan oleh Yayasan Heinrich Böll dan Friends of the Earth Eropa, mengenai metode dan dampak peternakan industri dan industri daging.[1] Fleischatlas pertama kali diterbitkan pada tanggal 7 Januari 2014.[2] Barbara Unmuessig, presiden yayasan tersebut, mengatakan bahwa tujuan laporan tersebut adalah untuk memberi tahu konsumen tentang konsekuensi produksi daging yang semakin terindustrialisasi. [1]

Ringkasan

Ringkasan

Menurut laporan tersebut, berdasarkan angka dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, produksi satu kilogram (2 pon 3 oz) daging sapi membutuhkan 15.455 liter (4.083 US gal) air, keju 5.000 liter, beras 3.400 liter, dan wortel 131 liter.[3]

Lebih dari 75 kg (165 pon) daging dikonsumsi di Amerika Serikat per orang per tahun, 60 kg di Jerman, 38 kg di Tiongkok, dan di bawah 20 kg di Afrika.[1]

Babi dapat mencapai berat yang diinginkan menggunakan 10–15 persen lebih sedikit pakan jika mereka diberi antibiotik, namun penggunaan antibiotik secara berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan munculnya bakteri yang resistan terhadap antibiotik, yang disebut "bakteri super." [3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Damien McGuinness, "'Meat Atlas' charts a changing world of meat eaters", BBC News, 9 January 2014.
  2. ^ "Fleischatlas 2013". Goodreads (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-04-29.
  3. ^ a b Mona Chalabi, "Meat atlas shows Latin America has become a soybean empire", The Guardian, 9 January 2014.

Bacaan lebih lanjut

Templat:Food industry criticism

Kembali kehalaman sebelumnya