Dimsum
![]() Dimsum terdiri dari berbagai macam penganan kecil-kecil yang biasanya dimakan bersama teh.[2] Orang Guangzhou (Kanton) sendiri sangat mementingkan acara minum teh yang disebut yamcha (Hanzi: 飲茶, Pinyin: yincha). Pada awalnya bahan pembuatan dimsum hanya berupa perpaduan sayur, daging, dan rempah. Saat ini para chef mulai berinovasi dalam membuat dimsum yang lebih bervariasi. [3] SejarahDim sum adalah bagian dari tradisi camilan Tiongkok yang berasal dari Dinasti Song (960–1279), ketika koki kerajaan menciptakan berbagai hidangan seperti burung pegar cincang, lidah burung lark, serta makanan penutup dari susu kukus dan pasta kacang.[4] Guangzhou mengalami peningkatan perjalanan komersial pada abad ke-10.[5] Pada saat itu, para pelancong sering mengunjungi rumah teh untuk menikmati hidangan dalam porsi kecil yang disajikan dengan teh, yang disebut yum cha atau "makan teh."[6][7] Yum cha mencakup dua konsep terkait. Yang pertama, 一盅兩件, secara harfiah berarti "satu cangkir, dua potong," merujuk pada kebiasaan menyajikan dua makanan kecil—gurih atau manis—untuk menemani teh. Yang kedua, 點心 (dim sum), secara harfiah berarti "menyentuh hati" dan digunakan untuk menyebut makanan kecil yang disajikan bersama teh. Perkembangan Dimsum di IndonesiaDimsum mengalami perkembangan sejak tahun 1990-an di Indonesia, di mana Dimsum pertama kali diperkenalkan oleh restoran asal Tiongkok yang berada di Kota Bandung. Pada awalnya, restoran ini hanya menyajikan masakan Tiongkok. Namun, seiring waktu, dimsum menjadi makanan yang mulai populer di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada masa sekarang, di mana banyak sekali restoran yang menyediakan berbagai jenis dimsum. Bahkan, jenis dimsum di Indonesia sudah menyatu dan beradaptasi dengan bahan-bahan lain seperti mentai dan keju. Hal ini menunjukkan bahwa dimsum memang menjadi makanan istimewa yang menjadi favorit banyak orang di Indonesia.[8]
Beberapa makanan dimsumPranala luar
|