Candi Arjuna
Candi Arjuna adalah sebuah bangunan candi Hindu yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia.
Seperti umumnya candi-candi di Dieng, masyarakat memberikan nama tokoh pewayangan Mahabarata sebagai nama candi. Selain itu, tempat tersebut menjadi sebagai tuan rumah Dieng Cunture Festival.[1] ArsitekturCandi Arjuna menghadap ke barat, di mana terdapat tangga menuju pintu masuk yang berada di bagian barat. Kemudian, ada delapan anak tangga menuju bagian pintu candi dan di bagian pinggir tangga terdapat penil dengan ujung berkepala naga. Bagian pintu candi memiliki bilik penampil selebar satu meter. Di atas pintu ada ukiran kalamakara. Lalu, di bagian atap dari ruang penampil berbentuk lancip seperti rumah limasan pada umumnya.[2] Di samping ruang penampil ada bilik penampil yang berada di kedua sisi bagian depan candi. Biasanya, ada arca di bagian bilik penampil. Di atas bilik penampil juga ada ukiran kalamakara tanpa rahang yang terlihat melotot. Di bagian samping bilik penampil terdapat bingkai dengan ukiran bunga kertas khas India, sedangkan pada bagian bawah bingkai terdapat ukiran kepala naga. Di bagian utara, timur, dan selatan dinding candi terdapat relung yang biasanya digunakan untuk meletakkan arca. Di atas relung ini juga terdapat ukiran kalamakara. Lalu, di bagian sekitar relung teradapat bingkai yang mengelilingi relung. Bagian samping relung terdapat ukiran berbentuk bunga kertas. Kemudian, bagian bawah relung terbingkai dengan ukiran naga dengan mulut menganga. Setelah itu, di bawah relung, terdapat jalawara yang terletak di tengah bagian bawah candi.[2] Bagian atap candi memiliki bentuk seperti piramida yang mengerucut tetapi lebih tinggi, dan semakin ke atas ukurannya semakin kecil. Terdapat tiga tingkat, di mana setiap tingkat memiliki bilik penampil dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan bilik penampil di bagian dinding candi. Semakin ke atas, bilik penampil juga semakin kecil, berada tepat di tengah-tengah setiap sisi candi. Di setiap sudut bagian atap candi terdapat hiasan yang memiliki bentuk mahkota bulat dengan ujung runcing. Namun, saat ini hiasan di setiap ujung atap banyak yang sudah rusak.[2] Di bagian dalam candi ini terdapat ruang untuk menaruh sesaji atau biasa disebut dengan yoni. Yoni tersebut berbentuk segi empat dengan bentuk mirip seperti meja, di mana di bagian atas lebih menjorok keluar. Di bagian atas terdapat lubang yang juga berbentuk segi empat, di mana lubang ini berfungsi untuk menampung air dari atap candi. Apabila air di lubang ini sudah penuh, air akan mengalir melalui jalur yang sudah disediakan, menuju bagian lingga yang kemudian dialirkan ke bagian luar candi.[2] Di kelompok candi Arjuna ada bekas-bekas pondasi, bangunan-bangunan, dan benda-benda yang bernilai sejarah kepurbakalaan. Salah satu di antaranya ditemukan di belakang Candi Puntadewa, seperti periuk bundar berkaki. Di kompleks ini juga pernah ada yang menemukan inskripsi berangka tahun saka 731 atau 809 M.[3] Pemeliharaan dan PemanfaatanLingkungan sekitar candi juga kurang mendukung pemeliharaan. Lahan sudah lama digarap penduduk untuk lahan pertanian tanaman kentang, sayur-mayur, dan bunga-bungaan. Saat ini, para wisatawan yang mengunjungi Candi Arjuna atau juga candi-candi lain tak akan menjumpai arca atau patung yang biasa dijumpai di dalam candi. Sebagian besar arca-arca tersebut tersimpan di Museum Kailasa.[4] Biasanya pengunjung yang datang akan dibagikan kain sebagai bentuk ciri khas wisatawan, orang-orang akan memakainya dengan mengikatkan kain di pinggang. Kain tersebut dibagikan dan dikembalikan di pintu masuk dan keluar. [5] Mulai tahun 2010, kompleks Candi Arjuna digunakan untuk pengembangan wisata yang dikemas oleh Dinas Pariwisata Banjarnegara dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Perayaan ini dinamakan Dieng Culture Festival. Selain itu, acara tahunan lain yang dilaksanakan bersamaan dengan perayaan ini adalah Jazz Atas Awan.[6] Galeri
Rujukan
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Candi Arjuna.
|