Baget
Baget[1] (bahasa Prancis: baguette, bahasa Prancis: [baɡɛt] ( Baget rata-rata memiliki berat 250 gram. Tekstur luarnya keras dan renyah, tetapi bagian dalamnya putih dan lembut. Ketika baget ditekan, ia akan kembali ke bentuk semulanya. Hal ini juga bisa dilakukan untuk menguji apakah roti masih dalam keadaan baik atau tidak.[2] ![]() Kata baguette secara sederhana berarti "tongkat" atau "batang", seperti dalam baguette magique (tongkat ajaib), baguette chinoise (sumpit), atau baguette de direction (tongkat konduktor). Baguette pertama kali tercatat sebagai jenis roti pada tahun 1920. Roti ini menjadi simbol budaya di Prancis, selain anggur wine, dan keju.[3] Sejarah BagetLoic Bienassis, dari Institut Sejarah dan Budaya Pangan Eropa yang terlibat dalam penyusunan dokumen UNESCO, menjelaskan bahwa pada awalnya, baguette dianggap sebagai produk mewah, sementara kelas pekerja lebih memilih roti pedesaan yang lebih mudah disimpan. Namun, pada 1960-an dan 70-an, konsumsi baguette semakin meluas hingga mengalahkan roti pedesaan. Meskipun demikian, sejarah awal baguette masih cukup kabur. Beberapa pihak mengklaim bahwa roti panjang ini sudah ada sejak abad ke-18, sementara yang lain berpendapat bahwa pengenalan oven uap oleh tukang roti Austria, August Zang, pada 1830-an menandai lahirnya bentuk modern baguette. Salah satu cerita populer mengisahkan bahwa Napoleon memerintahkan agar roti dibuat dalam bentuk tongkat tipis agar lebih mudah dibawa oleh tentara. Selain itu, ada pula kaitan antara sejarah baguette dan pembangunan metro Paris pada akhir abad ke-19. Terdapat juga pendapat bahwa baguette lebih mudah dirobek dan dibagikan, mengurangi kemungkinan terjadinya pertengkaran di kalangan pekerja serta mengurangi kebutuhan akan pisau. Pada awal 2021, Prancis mengajukan baguette sebagai warisan budaya UNESCO. Dominique Anract, presiden federasi roti Prancis, menyatakan bahwa pengakuan ini adalah bentuk penghargaan bagi komunitas pembuat roti dan koki patisserie. Baguette, menurutnya, terbuat dari tepung, air, garam, ragi, dan tentu saja keahlian para artisan pembuatnya.[4] VariasiBaget memiliki beberapa variasi seperti:
Baget dibuat hanya dari tepung, air, ragi dan garam, tanpa adanya tambahan bahan lain seperti telur, susu dan lemak.[5] Baguette mengandung lebih banyak serat dibandingkan roti tawar gaya Amerika Serikat. Roti ini juga memiliki indeks glikemik dan kandungan lemak yang rendah, menjadikannya aman bagi penderita diabetes. Indeks glikemik menunjukkan seberapa cepat makanan dapat meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, kandungan nutrisi tinggi dalam baguette bermanfaat untuk menjaga berat badan. Namun, belakangan ini, ahli gizi khawatir dengan kadar garam dalam baguette yang cukup tinggi. Sebagai respons, Departemen Kesehatan Prancis meminta produsen baguette untuk mengurangi kadar garam hingga 25 persen. [6] Referensi
Pranala luar
|