AnarkisAnarkis adalah istilah untuk orang-orang yang menganut paham "anarkisme". Anarki adalah bentuk masyarakat tanpa penguasa. Sebagai jenis masyarakat tanpa negara, anarki sering dikontraskan dengan negara, yaitu pemerintahan terpusat yang mengklaim monopoli kekerasan atas suatu wilayah permanen. Lebih dari sekadar ketiadaan pemerintahan, anarki dapat secara lebih tepat merujuk pada masyarakat yang tidak memiliki bentuk otoritas atau hierarki apa pun. Meskipun dipandang positif oleh kaum anarkis, pendukung utama anarki, anarki dipandang negatif oleh para pendukung statisme, yang melihatnya sebagai bentuk kekacauan sosial. Kata "anarki" pertama kali didefinisikan oleh filsafat Yunani Kuno, yang memahaminya sebagai bentuk demokrasi langsung yang korup, di mana mayoritas orang secara eksklusif mengejar kepentingan mereka sendiri. Penggunaan kata ini masuk ke dalam bahasa Latin selama Abad Pertengahan, sebelum konsep anarki dan demokrasi dipisahkan satu sama lain setelah Revolusi Atlantik. Selama Abad Pencerahan, para filsuf mulai memandang anarki dalam konteks "keadaan alamiah", sebuah eksperimen pemikiran yang digunakan untuk membenarkan berbagai bentuk pemerintahan hierarkis. Menjelang akhir abad ke-18, beberapa filsuf mulai membela anarki, menganggapnya sebagai alternatif yang lebih baik daripada bentuk-bentuk tirani yang ada. Hal ini meletakkan dasar bagi perkembangan anarkisme, yang menganjurkan terciptanya anarki melalui desentralisasi dan federalisme. EtimologiKata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) dan anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang disisipi n dengan archos/archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan. Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Meskipun anarki secara khusus merepresentasikan masyarakat tanpa penguasa, secara lebih umum anarki dapat merujuk pada masyarakat tanpa negara, atau masyarakat tanpa pemerintahan. Dengan demikian, anarki didefinisikan secara kontras langsung dengan Negara, sebuah institusi yang mengklaim monopoli kekerasan atas suatu wilayah tertentu. Anarkis seperti Errico Malatesta juga mendefinisikan anarki secara lebih tepat sebagai masyarakat tanpa otoritas, atau hierarki. Anarki sering didefinisikan secara sinonim dengan kekacauan atau ketidakteraturan sosial, yang mencerminkan keadaan alamiah sebagaimana digambarkan oleh Thomas Hobbes. Dengan definisi ini, anarki tidak hanya merepresentasikan ketiadaan pemerintahan tetapi juga ketiadaan tata kelola. Hubungan antara anarki dan kekacauan ini biasanya mengasumsikan bahwa, tanpa pemerintahan, tidak ada sarana tata kelola dan dengan demikian ketidakteraturan merupakan akibat yang tak terelakkan dari anarki. Sosiolog Francis Dupuis-Déri menggambarkan kekacauan sebagai "bentuk anarki yang merosot", di mana tidak hanya terdapat ketiadaan penguasa, tetapi juga ketiadaan organisasi politik apa pun. Ia membandingkan "kekuasaan semua" di bawah anarki dengan "kekuasaan tak seorang pun" di bawah kekacauan. Sejak konsepsinya, anarki telah digunakan dalam arti positif dan negatif, masing-masing menggambarkan masyarakat bebas tanpa paksaan atau keadaan kacau. Pluralitas pandanganDi seluruh dunia, jumlah anarkis cukup banyak karena keberadaan mereka sudah lebih dua abad. Pluralitas pandangan tak bisa dihindari. Meski demikian, garis merah anarkisme konsisten dan prinsip terfundamentalnya transparan. Maka ia mudah ditelusuri, sebab hakikat anarki itu cuma menyangkut empat garis merah berikut.
Dari awal hingga kiniPada empat garis merah itulah anarki berkiprah sejak lahir sampai saat ini. Dimulai sekitar akhir abad XVII oleh kaum buruh di berbagai negara Eropa semisal Rusia dan Spanyol, anarkisme menyebar ke Asia dan AS. Tokoh-tokoh anarkis awal yang terkenal adalah Max Stirner (1806-1856), Pierre-Joseph Proudhon (1809-1865), Mikhail Bakunin (1814-1876), Peter Kropotkin (1842-1921). Mereka tokoh-tokoh anarkis awal yang bukan hanya teoretis tetapi berupaya mewujudnyatakan paham anarkisme dengan program-program yang sistemik. PelanjutSetelah tokoh-tokoh tersebut tiada, anarkisme seolah-olah koma. Tapi tidak mati. Secara sporadis, terdapat banyak figur yang coba mengembangkan anarkisme di berbagai negara. Di AS bisa dijumpai Emma Goldman dan Alexander Berkman. Mereka berdua akhirnya dibuang pemerintah AS karena dianggap mengganggu stabilitas AS – yang konon the land of the free. Di samping mereka, ada pula Voltairine de Cleyre, yang terkenal dengan puisi-puisi anarkisnya. Di Italia, gerakan anarkisme telah melahirkan cukup banyak penulis anarkis seperti Errico Malatesta, Luigi Galleani, Camillo Berneri, dan lain-lain. Dari Rusia, Leo Tolstoi dikenal sebagai penulis anarkisme religius. Karya-karyanya memengaruhi banyak manusia kualitas unggul semisal Mahatma Gandhi dan Dorothy Day, tokoh Catholic Worker Group. Filsafat mulur-mungkret Ki Ageng Suryamentaram dan Saminisme sekitar Blora mungkin mendapat ilham dari kenyentrikan anarkisme. Di Indonesia, tokoh-tokoh anarkisme religius dan sindikalis banyak bermunculan di pulau jawa (Surabaya,Bandung,Jakarta,Solo) dan beberapa yang terkenal berani berekspresi dalam sebuah perlawanan terselubung maupun frontal ada di kota Yogyakarta. Keyakinan anarkisSejumlah karya pikir para humanis dewasa ini semisal Noam Chomsky, Colin Ward, O'Hara dan Murray Bookchin, mengandung prinsip garis merah anarkisme. Bahkan mereka acapkali didaftar sebagai kaum anarkis. Muara dari deret panjang karya tulis dan berbagai kegiatan lain kaum anarkis adalah empat garis merah di atas. Untuk mengontrol konsistensi garis merah tersebut, berikut ini empat contoh keyakinan kaum anarkis.
Menentang Tujuh IsmeAkibat logis sikap anarki di atas, maka ia menentang tujuh isme dan kondisi yang merecoki cita-citanya, sebagai berikut.
Bacaan lanjut
|