Rex E. Lee
Rex Edwin Lee (27 Februari 1935 – 11 Maret 1996) adalah seorang pengacara dan akademisi Amerika Serikat, yang menjabat sebagai Jaksa Agung Muda ke-37 dari tahun 1981 hingga 1985. Ia bertanggung jawab membawa kantor jaksa agung muda ke pusat perumusan kebijakan hukum di Amerika Serikat.[butuh rujukan] Selama masa jabatannya, Lee menangani 59 kasus di hadapan Mahkamah Agung Amerika Serikat. Lee merupakan anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan juga seorang alumni dari Universitas Brigham Young (BYU) dan Fakultas Hukum Universitas Chicago. Ia menjabat sebagai Presiden BYU dari tahun 1989 hingga 1995, dan dari tahun 1971 hingga 1975 ia menjadi dekan pertama dari Fakultas Hukum J. Reuben Clark (JRCLS) di BYU. Latar belakang dan pendidikanLee lahir pada tanggal 27 Februari 1935 di Los Angeles, California. Ibunya bernama Mabel (née Whiting) dan ayahnya bernama Rex E. Lee.[1][2] Sebagaimana yang diinformasikan dalam berita duka di majalah American Rifleman, ayah Lee ditembak dan dibunuh saat berburu pada bulan November 1934.[3] Lalu, Ibunya menikah lagi dengan Wilford Shumway.[4] Lee melakukan pelayanan bagi Gereja Marmon di Penginjilan Meksiko dan diangkat sebagai wakil penasihat bagi pemimpin penginjilan.[2] Lee pertama kali bertemu calon istrinya bernama Janet Griffin (ayahnya adalah Atase Keuangan pada Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kota Meksiko) saat berada di Meksiko. Ketika kembali dari penginjilan dan mendaftar di Universitas Brigham Young, Lee bertemu kembali dengan Janet. Lalu, mereka menikah pada tanggal 7 Juli 1958 di Arizona.[5] [2] Lee dan Griffin memiliki tujuh orang anak.[1] Lee terpilih menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa di Univesitas Brigham Young.[6] Lalu, ia masuk Sekolah Hukum Universitas Chicago setelah lulus pada tahun 1960 dan menjadi editor pada jurnal hukum University of Chicago Law Review . Lee lulus dari Universitas Chicago pada tahun 1963 dan menduduki peringkat pertama di kelasnya.[7] Awal karier dan Pendidikan di bidang hukumLee bekerja kepada Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat bernama Byron White sebagai panitera hukum pada tahun 1963 sampai tahun 1964 setelah lulus dari sekolah hukum.[8] Lalu, Dia tergabung dalam praktik hukum swasta pada kantor hukum Jenings, Strouss & Salmon di Phoenix, Arizona.[9] Hanya butuh empat tahun saja setelah lulus dari sekolah hukum, Lee sudah menangani kasus pertamanya di hadapan Mahkamah Agung Amerika Serikat meskipun faktanya ia belum menyampaikan bukti apa pun di pengadilan negeri.[10] Lee keluar dari praktik hukum swasta pada tahun 1972 dan menjadi dekan perintis di Sekolah Hukum J. Reuben Clark di Universitas Brigham Young.[11] Ia bertanggung jawab penuh terhadap pencarian anggota pada kelas piagamnya.[12][13] Cendekiawan dan Advokat Mahkamah AgungAwal pelayanan publik Lee adalah sebagai Asisten Jaksa Agung atas undangan Jaksa Agung Edward H. Levi yang bertanggung jawab pada Hukum Sipil di Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada tahun 1975 sampai 1976.[14][15] Lee menulis A Lawyer Looks at the Equal Rights Amendment (Pengacara Memeriksa Amendemen Kesetaraan Hak) pada tahun 1980 yang di dalamnya ia menganalisis argumen-argumen yang menentang Amendemen Kesetaraan Hak .[16] Jabatan Lee sebagai Jaksa Agung Muda Amerika Serikat dimulai pada tahun 1981 sampai 1985 di bawah kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan .[4] Lee menangani beberapa kasus dalam sidang peradilan di Mahkamah Agung.[17] Selama kepemimpinan presiden pertama Reagan, Lee memenangkan 23 dari 30 kasus yang ia tangani saat menjabat sebagai Jaksa Agung Muda.[18] Meskipun terbaring di ranjang rumah sakit, Lee tengah menyiapkan diri untuk menangani kasusnya yang ke-60 di Mahkamah Agung sebelum ia meninggal.[12] Hakim Anggota White mengatakan bahwa Lee adalah "lambang integritas".[18] Pada suatu saat, ketika dikritik karena memiliki pandangan yang berbeda dan bertentangan dengan pemerintahan dimana ia bertugas, Lee menanggapi: "Saya adalah jaksa agung muda, bukan penyebar pamflet negara." [18] Lee mempergunakan kesempatan dalam bekerja di sidang peradilan Mahkamah Agung. Putranya yang bernama Mike Lee mengenal ayahnya, Lee sebagai orang yang sangat energik dan antusias dalam membela kasus.[19] Lee mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Jaksa Agung Muda pada bulan Juni 1985 di tengah kritikan pada dirinya sebagai orang yang progresif.[20][21] Pada tahun 1986, Lee didiagnosis menderita kanker pankreas .[22] Lee berhasil pulih sekitar satu tahun setelah menjalani pengobatan dan terapi kanker. Lalu, ia diangkat sebagai presiden Universitas Brigham Young ke-10.[23][24] Menurut informasi yang beredar, Lee menerima tawaran atas permintaan universitas untuk menjabat sebagai presiden dengan syarat bahwa dia masih bisa menangani kasus dalam sidang peradilan di Mahkamah Agung di waktu senggangnya. sebelum meninggal, Lee berhasil menangani sembilan kasus. Kepemimpinan di Universitas Brigham YoungPembuatan kriteria yang tepat pada persyaratan pekerjaan dan kebebasan akademis menjadi tanggung jawa Lee sebagai presiden UBY, khususnya dalam hal pendidikan agama. Lee berkeyakinan bahwa pemahaman agama di kelas tidak menghambat kebebasan akademis dan justru sebalikya.[25] Penyederhanaan persyaratan kelulusan juga dikelolah Lee agar para mahasiswa dapat lulus lebih cepat. Jam kredit pada persyaratan utama dikurangi menjadi 60 jam kredit sehingga mendorong kelulusan dalam waktu empat tahun atau delapan semester.[26] Selain itu, kegiatan ibadah mingguan di universitas juga diadakan kembali.[27] Kepengurusannya bertanggung jawab atas perluasan ukuran kampus dan kehormatan universitas.[24] Lee mengeluarkan keputusan pada tahun 1993 bahwa UBY menawarkan biaya kuliah yang lebih rendah pada semester musim panas untuk meningkatkan jumlah pendaftaran mahasiswa.[28] Sistem kehadiran rutin di gereja juga Lee masukkan dalam peraturan sebagai persyaratan untuk masuk ke UBY (meskipun kehadiran rutin di gereja tidak dijelaskan). Ia menyatakan bahwa peraturan tersebut tidak digunakan untuk memaksa mahasiswa agar hadir di gereja. Namun, bagi orang yang paling cocok dengan lingkungan UBY pasti berkata, "Dengan senang hati dapat bergabung dalam kegiatan gereja".[25] Kontrovesi muncul di lingkungan UBY pada tahun 1993 dan 1994 saat dua profesor diberhentikan. Perdebatan pun muncul atas peristiwa ini, ada yang mengatakan bahwa mereka dipecat karena memiliki pemikiran yang terbuka (dukungan atas gerakan Pro-hak reproduksi menjadi salah satunya) yang tidak sejalan dengan prinsip Gereja Mormon. Namun, pernyataan itu dibantah oleh biro universitas dan mengatakan bahwa hal itu semata-mata dikarenakan oleh kinerja akademis.[25] Atas pernyataan itu, timbullah tuduhan kepada UBY bahwa UBY bersifat "anti-feminis". Namun, Lee membantah tuduhan itu dan ia menegaskan bahwa feminis sangat diterima di kampus UBY.[25] Menyangkut hal negatif yang beredar di lingkungan UBY, Lee memberikan ruang "tanya jawab" bagi fakultas, mahasiswa, dan staf serta menambahkan fasilitas fisik universitas. Selain itu, pengadaan kegiatan ibadah di universitas sangat ditekankan oleh Lee serta dorongan semangat belajar kepada mahasiswa juga disampaikannya.[29] Dalam menggapai akreditas, Lee berusaha mengumpulkan dana sebesar Rp4.125.000.000.000 pada tahun 1994 sehingga ia membentuk komite dan mengelar "Kampanye Modal Penerangan Jalan" untuk mengumpulkan dananya demi kepentingan UBY dan UBY di Hawaii. Kampanye tersebut selesai pada bulan Desember 1999 dan dana sebesar Rp6.600.000.000.000 berhasil terkumpul.[30][31] Lee tengah berjuang melawan penyakit limfoma dan gangguan saraf tepi sebelum jabatannya sebagai presiden UBY berakhir.[32] Jabatan Lee sebagai presiden UBY dimulai pada tanggal 1 Juli 1989 sampai 31 Desember 1995. Lee meninggal pada usia 61 tahun dan ia pergi saat masa pengundurannya sebagai presiden UBY kurang dari tiga bulan.[4] Semua proses kegiatan belajar mengajar di UBY dihentikan selama dua jam saat acara pemakaman Lee agar para mahasiswa dapat menghadiri acara tersebut.[33] PeninggalanAda 59 kasus yang berhasil Lee tangani dalam sidang peradilan di Mahkamah Agung selama ia berkarier.[32] Calon Hakim Anggota Mahkamah Agung Samuel Alito menjabat sebagai asisten Jaksa Agung Muda Lee pada tahun 1981 sampai 1985 dan sudah menangani 12 kasus dalam sidang peradilan di Mahkamah Agung. Menurut cendekiawan Rebecca Mae Salokar, jabatan Jaksa Agung dibawa oleh Rex Lee ke kantor kebijakan hukum di Amerika Serikat.[20] Lee mendapatkan kursi kehormatan dari JRCLS atas dedikasinya pada tahun 1998.[34][35] Penghargaan Distinguished Utahn of the Year yang pertama berhasil Lee kantongi.[36] Ia menjadi pelari yang gigih selama hidupnya (dia diangkat menjadi Jaksa Agung Muda dua hari setelah menyelesaikan Maraton Boston). Ia mendapatkan penghormatan dengan diselenggarakannya perlombaan tahunan di UBY dalam kegiatan penggalangan dana penelitian kanker.[37] KeluargaLee dan istri yang dicintainya memiliki tujuh orang anak. Lee mempunya dua putra yang juga terlibat aktif di dunia politik seperti dia. Thomas Rex Lee, hakim Mahkamah Agung Utah pada tahun 2010 hingga 2022. Mike Lee, Senator Amerika Serikat di Utah sejak tahun 2011.[38][39] Lee merupakan sepupu pertama dari politikus Mo Udall dan Stewart Udall .[40] Karya
Lihat juga
Daftar Pustaka
Pranala luar
|