Persaingan Lee–Lin![]() Persaingan Lee–Lin merupakan persaingan antara dua pemain bulu tangkis profesional, Lee Chong Wei dan Lin Dan. Itu dianggap sebagai salah satu persaingan terbesar dalam sejarah bulu tangkis.[1][2] Dari 40 pertemuan, Lin memenangkan pertarungan head to head dengan skor 28–12. Mereka bertemu di final 22 kali, semi-final 15 kali, termasuk dua kali di final Olimpiade dan Kejuaraan Dunia, yang dimenangkan Lin. Lin juga lebih baik dalam 11 pertemuan mereka di final Super Series (termasuk Super Series Premier), 9 di antaranya diambil oleh Lin. Tiap atlet memiliki kesuksesan sendiri. Lee memenangkan 47 gelar Super Series antara 2007–2017 dan berperingkat satu dunia selama 349 minggu, termasuk 199 minggu berturut-turut dari 21 Agustus 2008 hingga 14 Juni 2012.[3][4] Lin mencapai "Super Grand Slam" pada usia 28 tahun dengan memenangkan 9 gelar premier.[5] Pertemuan terakhirnya pada All England Terbuka 2018, yang dimenangkan oleh Lin, sebelum Lee menyatakan pensiun karena kanker hidung. Latar belakangSebagai atlet hebat, mereka terkenal karena gaya bermain khas mereka. Lee terkenal karena kecepatannya yang luar biasa, kehebatan serangan balik, pertahanan berjongkok, pemulihan, permainan net yang menipu, dan jump smash yang curam dan keras. Beberapa orang menganggap smash lintas lapangan sebagai pukulan favorit Lee meskipun sulit untuk dieksekusi. Lin, di sisi lain, terkenal karena kesabarannya, kesadaran taktisnya dalam menyesuaikan diri dengan gaya permainan lawannya, melancarkan serangan besar dan terutama berat secara tiba-tiba, pertahanan geser, dan permainan lapangan serba bisa. Saat atlet generasi sebelumnya seperti Taufik Hidayat dari Indonesia dan Peter Gade dari Denmark melemah, Lee dan Lin terus-menerus menyesuaikan permainan mereka agar lebih sesuai dengan gaya bermain satu sama lain, setelah mencapai level yang jauh melampaui orang lain dan mulai memperkuat duopoli mereka yang bertahan sekitar satu dekade. Selama ini, mereka kerap menyingkirkan pesaing lain sebelum saling berhadapan di final turnamen besar. Hal ini terus terjadi sampai munculnya Chen Long yang memenangkan medali emas Olimpiade dua kali mulai menunjukkan taringnya dan Viktor Axelsen, kedua pemain telah menginjak usia 30 saat kedua pemain ini mulai menujukkan diri. Di negara asalnya, keduanya mengabdi di militer. Lee Chong Wei diberikan pangkat kehormatan Komandan di Komponen Cadangan Angkatan Laut Diraja Malaysia dan Lin Dan menyandang pangkat letnan kolonel di Tentara Pembebasan Rakyat cabang olahraga,[6] telah dipromosi dari letnan komandan dan mayor, mengartikan bahwa keduanya memiliki pangkat yang setara secara militer.[7] Namun Lin Dan menyatakan pada 2015 bahwa ia ingin berhenti berdinas dari Klub Bulutangkis Bayi di TPR karena protokol yang ketat yang menghambatnya melakukan kegiatan komersial.[8] Pada awal karir kedua pemain, setiap kali Lee dan Lin saling berlaga, pendukung kedua kubu selalu terlihat kompetitif dan saling melempar hujatan satu sama lain. Lee Chong Wei kerap menasehati pendukungnya bahwa Lin Dan adalah sahabat pribadinya dan mengharapkan bahwa pemberitahuan fakta ini dapat mengubah pandangan pendukungnya kepada pesaingnya. Seiring waktu, ejekan, kebencian dan hujatan berubah menjadi pujian dan keterpukauan, dan kedua kubu saling memberi rasa hormat karena kedua kubu menyadari bahwa mereka sedang menyaksikan persaingan sekali segenerasi dan saling memberi dukungan sesama lain, bahkan untuk keduanya ketika mereka berlaga di Malaysia atau Tiongkok. Saat Lee Chong Wei kembali bermain setelah ditangguhkan 8 bulan akibat doping untuk mewakili Malaysia di Piala Sudirman 2015 yang diselenggarakan di Dongguan, Tiongkok, pendukung Tiongkok memberikan tepuk tangan yang meriah kepada Lee saat namanya diumumkan untuk melawan pemain Korea Selatan, Lee Dong-keun. Ini menyebabkan komentator bulu tangkis, Gillian Clark, untuk bergurau "Dengarkanlah suara pendukung disini! Itu bukan pemain Tiongkok! Itu Lee Chong Wei!". Pelatih Lee Chong Wei, Tey Seu Bock menyatakan bahwa persaingan Lee-Lin adalah persaingan "edisi terbatas".[9] Namun, hal ini tidak menghentikan beberapa penggemar berat yang mengambil setiap kesempatan yang muncul untuk meremehkan prestasi dan status Lee dengan membandingkan keduanya dan akan menunjukkan fakta bahwa Lee, pemain nomor satu dunia yang abadi, belum pernah memenangkan gelar Olimpiade atau gelar dunia sementara Lin telah memenangkan keduanya berkali-kali. Sayangnya, hal ini biasanya berujung pada perdebatan sengit dari kedua kubu pendukung, terutama di media sosial. Para penggemar yang berkepala dingin akan mencoba menenangkan keadaan dengan mengingatkan bahwa persaingan yang terjadi sekali dalam satu era ini telah memasuki babak terakhirnya dan semua orang harus menghargai apa yang telah ditunjukkan oleh kedua pria ini sepanjang karier mereka daripada berselisih sampai akhir. Selama bertahun-tahun, baik Lee maupun Lin berkali-kali menyebutkan dalam wawancara bahwa mereka tidak akan pernah menjadi seperti sekarang ini tanpa satu sama lain sebagai motivasi mereka. Namun demikian, keduanya menghadiri pernikahan satu sama lain, dan memiliki hobi mengoleksi jam tangan mewah dan mobil sport. HubunganWalaupun Lin Dan kerap dikritik terlihat sombong dan arogan, hubungan kedua pemain terlihat sangat hangat, baik di lapangan ataupun diluar lapangan, dan sering memanfaatkan mereka sendiri untuk memperbaiki kekuatan mereka. Lee Chong Wei menghadiri pernikahan Lin Dan pada 2012 dan pada laga persahabatan, Lee dan Lin kerap berpasangan.[10] Pada Kejuaraan Dunia 2013, Lin sempat berhenti bermain untuk melihat kondisi Lee Chong Wei saat Lee terkena kaki kram. Pada wawancara pasca pertandingan, Lin menyatakan bahwa ia dan Lee tidak lagi lawan yang sama dan mereka selalu mensyukuri setiap kesempatan untuk bermain bersama.[11] Pada 2020 di Facebook Live, Lee Chong Wei menyatakan bahwa Lin Dan adalah seorang pemain legenda, menambahkan bahwa gelar yang diraihnya sudah membuktikan dirinya dan para penggemar bulutangkis perlu memberi hormat atas kariernya. Ia menganggap Lin sebagai pemain bulu tangkis terhebat, dan juga mengakui bahwa obsesinya untuk menjadi lebih baik dari Lin memotivasinya untuk bekerja lebih keras.[12] Lee juga mengatakan bahwa Lin telah memenangkan semua gelar utama dan tidak perlu membuktikan apa pun lagi.[13] PensiunPada 2019, Lee Chong Wei mengumumkan bahwa ia pensiun dari bulu tangkis, anggota media dan pemain memberikan penghormatan kepadanya.[14] Lin Dan yang juga rival sepanjang karir Lee juga ikut memberi hormat dan menulis di Sina Weibo bahwa ia sekarang akan "bertarung sendiri karena ia tidak memiliki pendamping lagi (独自上场没人陪我了)", dan membagikan lagu "Don't Cry, Friend" (朋友别哭).[15] Setahun kemudian, Lin Dan mengumumkan bahwa ia pensiun, mengakhiri persaingan antar kedua pemain hebat dan dua sahabat. Lee juga memberikan penghormatan tulus kepada Lin di Twitter, menulis "Kamu adalah raja tempat kami bertarung dengan bangga".[16] Lihat pulaReferensi
|