Ella Tyree
Ella B. Tyree lahir sekitar tahun 1920[1] adalah seorang teknisi dan peneliti medis asal Amerika Serikat yang dikenal atas penelitiannya mengenai efek radiasi dan pengembangan potensi perawatannya di laboratorium yang bekerja di Health Division di Metallurgical Laboratory, Chicago, selama Proyek Manhattan.[2] Ia memainkan peran penting dalam penelitian efek radiasi pada manusia dengan mengelola peternakan hewan laboratorium yang digunakan untuk eksperimen. PendidikanElla Tyree merupakan lulusan Spelman College, di mana ia mendapatkan pelatihan di bidang biologi. KarierPada tahun 1941, setelah diberlakukannya Executive Order 8802 untuk mencegah diskriminasi dalam praktik perekrutan tenaga kerja, banyak warga kulit hitam Amerika, termasuk Tyree, bekerja dalam proyek pemerintah terkait Proyek Manhattan. Sebagai teknisi laboratorium di Divisi Kesehatan Metallurgical Laboratory, ia mengelola peternakan hewan laboratorium yang digunakan untuk penelitian radiasi. Ella Tyree dikenal atas kontribusinya dalam studi efek sinar Roentgen (X-ray) terhadap proses penyembuhan luka. Penelitian-penelitian ini berfokus pada pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana radiasi memengaruhi jaringan tubuh dan cara-cara untuk mengurangi dampaknya. Pada tahun 1949, ia berpartisipasi dalam tim yang menemukan potensi penggunaan sistein, sebuah asam amino, untuk melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radiasi jika diberikan sebelum paparan.[3] Pada tahun 1949,Tyree bertanggung jawab atas pengelolaan peternakan hewan laboratorium yang menyediakan subjek untuk eksperimen radiasi.[4] Ella Tyree memiliki latar belakang di bidang biologi dan bekerja selama era Proyek Manhattan untuk mendukung penelitian medis dan ilmiah yang berfokus pada efek paparan radiasi dengan mengelola peternakan hewan laboratorium yang digunakan untuk percobaan radiasi guna memahami dampaknya pada tubuh manusia dan mengembangkan metode perlindungan.[5] Tim penelitiannya yang dipimpin oleh Dr. Harvey M. Patt, melaporkan bahwa pengobatan dengan sistein pada tikus sebelum terpapar radiasi dosis mematikan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup hingga 80%. Sistein diyakini mampu mencegah kerusakan pada sel yang terpapar sinar-X jika diberikan secara oral atau injeksi satu jam sebelum paparan radiasi. Meskipun terapi ini tidak efektif setelah paparan, penelitian ini membuka peluang besar untuk membantu pengobatan kanker dengan melindungi jaringan sekitarnya dari kerusakan radiasi saat memberikan dosis radiasi tinggi. Sebagai bagian dari Proyek Manhattan, Ella Tyree bertanggung jawab atas penyediaan hewan laboratorium untuk penelitian radiasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak radiasi pada tubuh manusia, yang menjadi elemen penting dalam pengembangan teknologi nuklir selama Perang Dunia II. WarisanElla Tyree dikenang sebagai salah satu dari banyak pekerja yang berkontribusi pada Proyek Manhattan, sebuah inisiatif besar yang mengubah sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia tidak hanya memainkan peran penting dalam pengembangan pemahaman radiasi tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam pengembangan perlindungan dan teknologi nuklir untuk tujuan medis. Sebagai salah satu ilmuwan wanita yang bekerja selama Proyek Manhattan, ia adalah bagian dari kelompok perintis yang membantu meletakkan dasar untuk kemajuan teknologi dan ilmiah di masa depan.Perannya mencerminkan pentingnya dukungan teknis dalam penelitian ilmiah yang kompleks.Ella B. Tyree adalah bagian dari generasi ilmuwan kulit hitam yang, meskipun menghadapi hambatan diskriminasi selama era Jim Crow, memberikan kontribusi besar terhadap ilmu pengetahuan dalam Proyek Manhattan. Penelitiannya tidak hanya relevan dalam konteks senjata atom tetapi juga berkontribusi pada pengembangan terapi radiasi untuk perawatan kanker.[6] Referensi
|