Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Autoionisasi molekuler

Autoionisasi molekuler (atau ionisasi mandiri) adalah reaksi antara molekul zat yang sama untuk menghasilkan ion. Jika cairan murni terdisosiasi parsial menjadi ion, ia disebut mengalamai ionisasi mandiri (self-ionizing).[1]:163 Bilangan oksidasi pada semua atom dalam reaksi semacam ini tetap tidak berubah. Autoionisasi semacam ini dapat bersifat protik (transfer H+), atau non-protik. Beberapa contohnya sebagai berikut:

Contoh

Pelarut protik

Pelarut protik sering mengalami autoionisasi

2 H2OH3O+ + OH Ionisasi mandiri air merupakan yang telah dipelajari dengan baik, karena implikasinya pada kimia asam-basa larutan berair.
2 NH3NH+4 + NH2[1]:217
2 H2SO4H3SO+4 + HSO4[1]:223
3 HFH2F+ + HF2[1]:221 Di sini, transfer proton antara dua HF bergabung dengan homoasosiasiF dan HF ketiga membentuk HF2.

Pelarut non-protik

2 PF5PF6 + PF+4
2 N2O4NO+ + NO3[1]:217
2 BrF3BrF+2 + BrF4[1]:224

Kimia koordinasi

Autoionisasi tidak terbatas pada cairan atau padatan sederhana. Larutan kompleks logam menunjukkan sifat ini juga. Misalnya, senyawa dari jenis FeX2(terpiridin) adalah tidak stabil terhadap autoionisasi [Fe(terpiridin)2]2+[FeX4]2−.[2]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b c d e f Housecroft C.E.; Sharpe A.G. (2005). Inorganic Chemistry (Edisi 2nd). Pearson. ISBN 0130-39913-2.
  2. ^ Kamata, K.; Suzuki, A.; Nakai, Y.; Nakazawa, H., "Catalytic Hydrosilylation of Alkenes by Iron Complexes Containing Terpyridine Derivatives as Ancillary Ligands", Organometallics 2012, 31, 3825-3828. doi:10.1021/om300279t


Kembali kehalaman sebelumnya