Pagar Ruyung

Pagar Ruyung Dārul Qarār
Pagar Ruyung
Malayapura
1347
Bendera Pagar Ruyung
Cap Mohor Pagar Ruyung
Bendera Cap Mohor
Ibu negaraPagar Ruyung
Bahasa yang umum digunakanMinang, bahasa Melayu, Sanskrit
Agama
Islam Sunni
KerajaanMonarki
Maharajadiraja - Sultan - Yang dipertuan Pagar Ruyung Raja Kecik 
Sejarah 
• Didirikan
1347
Didahului oleh
Fail:Dharmasraya Dharmasraya
Fail:Pagar ruyung Malayapura

Kesultanan Pagar Ruyung (juga Pagarruyung atau Pagaruyung) ialah sebuah Kerajaan Melayu lama yang pernah wujud sebagai pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau. Kerajaan ini meliputi provinsi Sumatera Barat sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini dirujuk daripada Tambo yang ada pada masyarakat Minangkabau, iaitu nama sebuah negeri yang bernama Pagaruyung, Tanjung Emas di Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia,[1] dan juga dapat dirujuk daripada inskripsi cap mohor Sultan Tangkal Alam Bagagar dari Pagar Ruyung,[1] iaitu dalam tulisan Jawi dalam lingkaran yang mana bahagian dalamnya tertulis seperti berikut: Sultan Tangkal Alam Bagagar ibnu Sultan Khalīfatullāh yang mempunyai takhta kerajaan dalam negeri Pagar Ruyung Dārul Qarār Johan Berdaulat Zillullāh fīl 'Ālam.[2] Kerajaan ini runtuh ketika Perang Padri, setelah ditandatanganinya perjanjian antara Kaum Adat dengan pihak Belanda yang menjadikan kawasan Kerajaan Pagar Ruyung berada dalam pengawasan Belanda.[3]

Sebelum kerajaan ini bergabung bersama Malayapura,[4] sebuah kerajaan yang wujud ketika era Prasasti Amoghapasa, disebutkan ia dipimpin oleh Adityawarman, yang mengukuhkan dirinya sebagai penguasa Bhumi Malayu di Suwarnabhumi. Termasuk pula di dalam Malayapura ialah kerajaan Dharmasraya dan beberapa kerajaan atau daerah taklukan Adityawarman yang lain.[5]

Pagar Ruyung masa kini juga turut merujuk kepada sebuah perkampungan di subdaerah Tanjung Emas di Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia.

Sejarah

Pengaruh Hindu-Buddha

Kompleks Batu Bersurat Adityawarman di Pagar Ruyung
Batu bersurat Kerajaan Adityawarman

Pengaruh Hindu-Buddha di bahagian tengah Sumatera muncul kira-kira pada abad ke-13,[6] bermula pada zaman Ekspedisi Pamalayu oleh Kertanagara, dan kemudian pada zaman pemerintahan Adityawarman dan anakandanya Ananggawarman. Pemerintahan Adityawarman dikatakan cukup kuat untuk menguasai wilayah tengah Sumatera dan sekitarnya.[5] Perkara ini dapat dibuktikan dengan gelar Maharajadiraja yang disandang oleh Adityawarman seperti yang terpahat pada bahagian belakang Arca Amoghapasa, yang ditemukan di hulu sungai Batang Hari (kini dalam Kabupaten Dharmasraya).

Tugu Adityawarman di Muzium Negara Indonesia

Daripada prasasti Batusangkar, tersebut bahawa Ananggawarman selaku yuvaraja melakukan upacara ajaran Buddha Vajrayana yang dipanggil hevajra iaitu upacara peralihan kuasa Adityawarman kepada baginda, yang mana tercatat di dalam babad negeri China tahun 1377 tentang ketibaan utusan San-fo-ts'i menghadap Maharaja China yang memohon pengiktirafan sebagai pemerintah di rantau San-fo-ts'i.[7]

Beberapa kawasan pedalaman di tengah Sumatra sehingga kini masih mempunyai pengaruh agama Buddha. Antaranya ialah kawasan Candi Padangroco, kawasan Candi Padanglawas dan kawasan Candi Muara Takus. Kemungkinan kawasan-kawasan tersebut termasuk jajahan takluk Adityawarman.[8] Tercatat juga selain Adityawarman yang menganut ajaran ini pada zaman sebelumnya ialah Kublai Khan dan Kertanegara.[9]

Pengaruh Islam

Perkembangan agama Islam setelah akhir abad ke-14 sedikit banyaknya memberi pengaruh terutama yang berkaitan dengan sistem patrialineal, dan memberikan fenomena yang relatif baru pada masyarakat di pedalaman Minangkabau. Pada awal abad ke-16, Suma Oriental yang ditulis antara tahun 1513 dan 1515, mencatat dari ketiga raja Minangkabau, hanya seorang yang berjaya diislamkan sejak 15 tahun sebelumnya.[10]

Pengaruh Islam di Pagaruyung berkembang kira-kira pada abad ke-16, iaitumelalui para musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka. Salah satu murid ulama Aceh yang terkenal Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Syiah Kuala), iaituSyaikh Burhanuddin Ulakan, adalah ulama yang dianggap pertama-tama menyebarkan agama Islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17, Kerajaan Pagaruyung akhirnya berubah menjadi kesultanan Islam. Raja Islam yang pertama dalam tambo adat Minangkabau disebutkan bernama Sultan Alif.[11]

Dengan masuknya agama Islam, maka aturan adat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam mulai dihilangkan dan hal-hal yang pokok dalam adat diganti dengan aturan agama Islam. Pepatah adat Minangkabau yang terkenal: "Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah", yang artinya adat Minangkabau bersendikan pada agama Islam, sedangkan agama Islam bersendikan pada Al-Qur'an. Namun dalam beberapa hal masih ada beberapa sistem dan cara-cara adat masih dipertahankan dan inilah yang mendorong pecahnya perang saudara yang dikenal dengan nama Perang Padri yang pada awalnya antara Kaum Padri (ulama) dengan Kaum Adat, sebelum Belanda melibatkan diri dalam peperangan ini.[12]

Islam juga membawa pengaruh pada sistem pemerintahan kerajaaan Pagaruyung dengan ditambahnya unsur pemerintahan seperti Tuan Kadi dan beberapa istilah lain yang berhubungan dengan Islam. Penamaan negari Sumpur Kudus yang mengandung kata kudus yang berasal dari kata Quddūs (suci) sebagai tempat kedudukan Rajo Ibadat dan Limo Kaum yang mengandung kata qaum jelas merupakan pengaruh dari bahasa Arab atau Islam. Selain itu dalam perangkat adat juga muncul istilah Imam, Katik (Khatib), Bila (Bilal), Malin (Mu'alim) yang merupakan pengganti dari istilah-istilah yang berbau Hindu dan Buddha yang dipakai sebelumnya misalnya istilah Pandito (pendeta).

Hubungan dengan Belanda dan Inggris

"Terdapat keselarasan yang mengagumkan dalam corak penulisan, bukan saja dalam buku prosa dan puisi, tetapi juga dalam perutusan surat, dan pengalaman saya sendiri telah membuktikan kepada saya bahawa tidak ada masalah dalam menterjemahkan surat daripada raja-raja dari kepulauan Maluku, maupun menterjemahkan surat daripada raja Kedah dan Terengganu di Semenanjung Malaya atau dari Minangkabau di Sumatra". — Pendapat dari William Marsden.

Pada awal abad ke-17, kerajaan ini terpaksa harus mengakui kedaulatan Kesultanan Aceh,[13] dan mengakui para gubernur Aceh yang ditunjuk untuk daerah pesisir pantai barat Sumatra. Namun sekitar tahun 1665, masyarakat Minang di pesisir pantai barat bangkit dan memberontak terhadap gubernur Aceh. Dari surat penguasa Minangkabau yang menyebut dirinya Raja Pagaruyung mengajukan permohonan kepada VOC, dan VOC waktu itu mengambil kesempatan sekaligus untuk menghentikan monopoli Aceh atas emas dan lada.[14] Selanjutnya VOC melalui seorang regentnya di Padang, Jacob Pits yang daerah kekuasaannya meliputi dari Kotawan di selatan sampai ke Barus di utara Padang mengirimkan surat tanggal 9 Oktober 1668 ditujukan kepada Sultan Ahmadsyah, Iskandar Zur-Karnain, Penguasa Minangkabau yang kaya akan emas serta memberitahukan bahawa VOC telah menguasai kawasan pantai pesisir barat sehingga perdagangan emas dapat dialirkan kembali pada pesisir pantai.[15] Menurut catatan Belanda, Sultan Ahmadsyah meninggal dunia tahun 1674[16] dan digantikan oleh anaknya yang bernama Sultan Indermasyah.[17]

Ketika VOC berhasil mengusir Kesultanan Aceh dari pesisir Sumatra Barat tahun 1666,[1] melemahlah pengaruh Aceh pada Pagaruyung. Hubungan antara daerah-daerah rantau dan pesisir dengan pusat Kerajaan Pagaruyung menjadi erat kembali. Saat itu Pagaruyung merupakan salah satu pusat perdagangan di pulau Sumatra, disebabkan adanya produksi emas di sana. Demikianlah hal tersebut menarik perhatian Belanda dan Inggris untuk menjalin hubungan dengan Pagaruyung. Terdapat catatan bahawa tahun 1684, seorang Portugis bernama Tomas Dias melakukan kunjungan ke Pagaruyung atas perintah gubernur jenderal Belanda di Malaka.[18]

Sekitar tahun 1750 kerajaan Pagaruyung mulai tidak menyukai keberadaan VOC di Padang dan pernah berusaha membujuk Inggris yang berada di Bengkulu, bersekutu untuk mengusir Belanda walaupun tidak ditanggapi oleh pihak Inggris.[19] Namun pada tahun 1781 Inggris berhasil menguasai Padang untuk sementara waktu,[20] dan waktu itu datang utusan dari Pagaruyung memberikan ucapan selamat atas keberhasilan Inggris mengusir Belanda dari Padang.[21] Menurut Marsden tanah Minangkabau sejak lama dianggap terkaya dengan emas, dan waktu itu kekuasaan raja Minangkabau disebutnya sudah terbagi atas raja Suruaso dan raja Sungai Tarab dengan kekuasaan yang sama.[21] Sebelumnya pada tahun 1732, regent VOC di Padang telah mencatat bahwa ada seorang ratu bernama Yang Dipertuan Puti Jamilan telah mengirimkan tombak dan pedang berbahan emas, sebagai tanda pengukuhan dirinya sebagai penguasa bumi emas.[22] Walaupun kemudian setelah pihak Belanda maupun Inggris berhasil mencapai kawasan pedalaman Minangkabau, tetapi mereka belum pernah menemukan cadangan emas yang signifikan dari kawasan tersebut.[23]

Sebagai akibat konflik antara Inggeris dan Perancis dalam Perang Napoleon di mana Belanda ada di pihak Perancis, maka Inggris memerangi Belanda dan kembali berhasil menguasai pantai barat Sumatra Barat antara tahun 1795 sampai dengan tahun 1819. Thomas Stamford Raffles mengunjungi Pagaruyung pada tahun 1818, yang sudah mulai dilanda peperangan antara kaum Padri dan kaum Adat. Saat itu Raffles menemukan bahwa ibu kota kerajaan mengalami pembakaran akibat peperangan yang terjadi.[24] Setelah terjadi perdamaian antara Inggris dan Belanda pada tahun 1814, maka Belanda kembali memasuki Padang pada bulan Mei tahun 1819. Belanda memastikan kembali pengaruhnya di pulau Sumatra dan Pagaruyung, dengan ditanda-tanganinya Traktat London pada tahun 1824 dengan Inggris.

Runtuhnya Pagaruyung

"Dari reruntuhan kota (Pagaruyung) ini menjadi bukti bahwa di sini pernah berdiri sebuah peradaban Melayu yang luar biasa, menyaingi Jawa, situs dari banyak bangunan kini tidak ada lagi, hancur kerana perang yang masih berlangsung". — Pendapat dari Thomas Stamford Raffles.

Kekuasaan raja Pagaruyung sudah sangat lemah pada saat-saat menjelang perang Padri, meskipun raja masih tetap dihormati. Daerah-daerah di pesisir barat jatuh ke dalam pengaruh Aceh, sedangkan Inderapura di pesisir selatan praktis menjadi kerajaan merdeka meskipun resminya masih tunduk pada raja Pagaruyung.

Pada awal abad ke-19 pecah konflik antara Kaum Padri dan Kaum Adat. Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara mereka. Seiring itu dibeberapa negeri dalam kerajaan Pagaruyung bergejolak, dan puncaknya Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang Pagaruyung pada tahun 1815. Sultan Arifin Muningsyah terpaksa menyingkir dan melarikan diri dari ibu kota kerajaan ke Lubuk Jambi.[25][26]

kerana terdesak oleh Kaum Padri, keluarga kerajaan Pagaruyung meminta bantuan kepada Belanda, dan sebelumnya mereka telah melakukan diplomasi dengan Inggris sewaktu Raffles mengunjungi Pagaruyung serta menjanjikan bantuan kepada mereka.[1] Pada tanggal 10 Februari 1821[3] Sultan Tangkal Alam Bagagarsyah, iaitukemenakan dari Sultan Arifin Muningsyah yang berada di Padang,[16] beserta 19 orang pemuka adat lainnya menandatangani perjanjian dengan Belanda untuk bekerja sama dalam melawan Kaum Padri. Walaupun sebetulnya Sultan Tangkal Alam Bagagar waktu itu dianggap tidak berhak membuat perjanjian dengan mengatasnamakan kerajaan Pagaruyung.[1] Akibat dari perjanjian ini, Belanda menjadikannya sebagai tanda penyerahan kerajaan Pagaruyung kepada pemerintah Belanda.[12] Kemudian setelah Belanda berhasil merebut Pagaruyung dari Kaum Padri, pada tahun 1824 atas permintaan Letnan Kolonel Raaff, Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Muningsyah kembali ke Pagaruyung, tetapi pada tahun 1825 Sultan Arifin Muningsyah, raja terakhir di Minangkabau ini, wafat dan kemudian dimakamkan di Pagaruyung.[16]

Pasukan-pasukan Belanda dan Padri saling berhadapan di medan perang. Lukisan sekitar tahun 1900.
Pasukan-pasukan Belanda dan Padri saling berhadapan di medan perang. Lukisan sekitar tahun 1900.

Sementara Sultan Tangkal Alam Bagagarsyah pada sisi lain ingin diakui sebagai Raja Pagaruyung, tetapi pemerintah Hindia Belanda dari awal telah membatasi kewenangannya dan hanya mengangkatnya sebagai Regent Tanah Datar.[16] Kemungkinan kerana kebijakan tersebut menimbulkan dorongan pada Sultan Tangkal Alam Bagagar untuk mulai memikirkan bagaimana mengusir Belanda dari negerinya.[1]

Setelah menyelesaikan Perang Diponegoro di Jawa, Belanda kemudian berusaha menaklukkan Kaum Padri dengan kiriman tentara dari Jawa, Madura, Bugis dan Ambon.[27] Namun ambisi kolonial Belanda tampaknya membuat kaum adat dan Kaum Padri berusaha melupakan perbedaan mereka dan bersekutu secara rahasia untuk mengusir Belanda. Pada tanggal 2 Mei 1833 Sultan Tangkal Alam Bagagar ditangkap oleh Letnan Kolonel Elout di Batusangkar atas tuduhan pengkhianatan. Ia dibuang ke Batavia (Jakarta sekarang) sampai akhir hayatnya, dan dimakamkan di pekuburan Mangga Dua.[28]

Setelah kejatuhannya, pengaruh dan prestise kerajaan Pagaruyung tetap tinggi terutama pada kalangan masyarakat Minangkabau yang berada di rantau. Salah satu ahli waris kerajaan Pagaruyung diundang untuk menjadi penguasa di Kuantan.[29] Begitu juga sewaktu Raffles masih bertugas di Semenanjung Malaya, dia berjumpa dengan kerabat Pagaruyung yang berada di Negeri Sembilan, dan Raffles bermaksud mengangkat Yang Dipertuan Ali Alamsyah yang dianggapnya masih keturunan langsung raja Minangkabau sebagai raja di bawah perlindungan Inggris.[1] Sementara setelah berakhirnya Perang Padri, Tuan Gadang di Batipuh meminta pemerintah Hindia Belanda untuk memberikan kedudukan yang lebih tinggi daripada sekadar Regent Tanah Datar yang dipegangnya setelah menggantikan Sultan Tangkal Alam Bagagar, tetapi permintaan ini ditolak oleh Belanda,[30] hal ini nantinya termasuk salah satu pendorong pecahnya pemberontakan tahun 1841 di Batipuh selain masalah cultuurstelsel.[16]

Replika istana

Replika Istana Baso semayaman kerabat Pagaruyung di Batusangkar.

Sebuah replika istana Pagar Ruyung telah dibina pada 1976 bagi menggantikan istana yang asal dan dibuka sebagai muzium. Ia merupakan tarikan pelancong di Sumatra Barat. Namun, istana ini telah dijilat api pada 27 Februari 2007 apabila bumbungnya disambar petir.[31]

Nota

  1. ^ a b c d e f g Amran, Rusli (1981). Sumatra Barat hingga Plakat Panjang. Penerbit Sinar Harapan.
  2. ^ Lihat: Cap mohor Bagagarsyah dari Pagar Ruyung <meta />
  3. ^ a b Stuers, H.J.J.L. (1849). De vestiging en uitbreiding der Nederlanders ter westkust van Sumatra. P.N. van Kampen. Unknown parameter |coauthor= ignored (|author= suggested) (bantuan); Cite has empty unknown parameter: |1= (bantuan)
  4. ^ Casparis, J.G. (1975). Indonesian palaeography: a history of writing in Indonesia from the beginnings to C. A, Part 1500. E. J. Brill. ISBN 978-90-04-04172-1.
  5. ^ a b Casparis, J.G. (1989). "Peranan Adityawarman Putera Melayu di Asia Tenggara". Tamadun Melayu. 3: 918–943.
  6. ^ Mahāwitthayālai Sinlapākō̜n (2003). Sanskrit in Southeast Asia. Sanskrit Studies Centre, Silpakorn University. ISBN 974-641-045-8. Unknown parameter |coauthors= ignored (|author= suggested) (bantuan)
  7. ^ Suleiman, S. (1977). The archaeology and history of West Sumatra. Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional, Departemen P & K.
  8. ^ Muljana, S. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 979-98451-16-3.
  9. ^ Poesponegoro, M.D. (1992). Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuno. Jakarta: PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-408-X. Unknown parameter |coauthors= ignored (|author= suggested) (bantuan)
  10. ^ Cortesão, Armando, (1944), The Suma Oriental of Tomé Pires, London: Hakluyt Society, 2 vols.
  11. ^ Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama Dt
  12. ^ a b Kepper, G., (1900), Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger; 1816-1900, M.M. Cuvee, Den Haag.
  13. ^ Kathirithamby-Wells, J., (1969), Achehnese Control over West Sumatra up to the Treaty of Painan of 1663, JSEAH 10, 3:453-479.
  14. ^ Basel, J.L., (1847), Begin en Voortgang van onzen Handel en Voortgang op Westkust, TNI 9, 2:1-95.
  15. ^ NA, VOC 1277, Mission to Pagaruyung, fols. 1027r-v
  16. ^ a b c d e Dobbin, C.E. (1983). Islamic revivalism in a changing peasant economy: central Sumatra, 1784-1847. Curzon Press. ISBN 0-7007-0155-9. Cite has empty unknown parameter: |coauthors= (bantuan)
  17. ^ SWK 1703 VOC 1664, f. 117-18
  18. ^ Haan, F. de, (1896), Naar midden Sumatra in 1684, Batavia-'s Hage, Albrecht & Co.-M. Nijhoff. 40p. 8vo wrs. Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, Deel 39.
  19. ^ Kato, Tsuyoshi (2005). Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif sejarah. PT Balai Pustaka. ISBN 979-690-360-1.
  20. ^ Raffles, Sophia (1835). "Chapter V". Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles. Volume I. J. Duncan. Cite has empty unknown parameter: |coauthors= (bantuan); |volume= has extra text (bantuan)
  21. ^ a b Marsden, William (1784). The history of Sumatra: containing an account of the government, laws, customs and manners of the native inhabitants, with a description of the natural productions, and a relation of the ancient political state of that island.
  22. ^ Andaya, B.W. (1993). To live as brothers: southeast Sumatra in the seventeenth and eighteenth centuries. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-1489-4.
  23. ^ Miksic, John., (1985), Traditional Sumatran Trade, Bulletin de l'Ecole française d'Extrême-Orient.
  24. ^ Raffles, Sophia (1835). "Chapter XII". Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles. Volume I. J. Duncan. Cite has empty unknown parameter: |coauthors= (bantuan); |volume= has extra text (bantuan)
  25. ^ Francis, E. (1859). Herinneringen uit den Levensloop van een Indisch Ambtenaar van 1815 tot 1851: Medegedeeld in briefen door E. Francis. van Dorp. Cite has empty unknown parameter: |1= (bantuan)
  26. ^ Nain, Sjafnir Aboe, (2004), Memorie Tuanku Imam Bonjol (MTIB), transl., Padang: PPIM.
  27. ^ Teitler, G., (2004), Het einde Padri Oorlog: Het beleg en de vermeestering van Bondjol 1834-1837: Een bronnenpublicatie, Amsterdam: De Bataafsche Leeuw.
  28. ^ Hamka (12 Februari 1975). Pidato Prof. Dr. Hamka dalam upacara pemakaman kembali Sultan Alam Bagagar Syah di Balai Kota Jakarta. Jakarta:Penerbit Pustaka Panjimas.
  29. ^ Anon, (1893), Mededelingen...Kwantan. TBG 36: 325–42.
  30. ^ Radjab, M., (1964). Perang Paderi di Sumatra Barat, 1803-1838. Balai Pustaka. Cite has empty unknown parameter: |coauthors= (bantuan)CS1 maint: extra punctuation (link)
  31. ^ "salinan arkib". Diarkibkan daripada yang asal pada 2007-09-29. Dicapai pada 2007-11-21.

Rujukan

  • Dobbin, Christine (1977). "Economic change in Minangkabau as a factor in the rise of the Padri movement, 1784-1830". Indonesia. 23 (1): 1–38. doi:10.2307/3350883.
  • Miksic, John (2004). "From megaliths to tombstones: the transition from pre-history to early Islamic period in highland West Sumatra". Indonesia and the Malay World. 32 (93). doi:10.1080/1363981042000320134.
  • Drakard, Jane (1999). A Kingdom of Words: Language and Power in Sumatra. Oxford University Press. ISBN 983560035X.

Lihat juga

Rujukan

Read other articles:

This timeline shows the dates (and order of release) of all of the various media relating to Douglas Adams' The Hitchhiker's Guide to the Galaxy series. Where multiple releases/broadcasts occurred, the first one is given. Date Medium Title March 8 – April 12, 1978 Radio series Primary Phase: Fit the First to Fit the Sixth December 24, 1978 Radio series Christmas Special, which became Secondary Phase: Fit the Seventh May 1–9, 1979 Stage show The Hitchhiker's Guide to the Galaxy (ICA) 1979 ...

 

Occidental Petroleum CorporationJenisPublikKode emitenNYSE: OXYKomponen S&P 500IndustriMinyak dan gasDidirikanJuni 1920Kantorpusat5 Greenway Plaza, Suite 110Houston, Texas, 77046TokohkunciStephen I. Chazen(Presiden & CEO hingga 2016)[1]ProdukMinyak bumi, gas alam, petrokimiaProduksi680 ribu barel of ekivalen minyak (4.200.000 GJ) tiap hari (Q4 2015)[2]Pendapatan US$12,699 milliar (2015)[2]Laba bersih -US$7,829 miliar (2015)[2]Total aset US$43,...

 

Kuda Kepang jenis Pegon Jaranan Pegon adalah kesenian Tradisional Jawa yang merupakan Jenis Kuda Lumping dari Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian kuda lumping ini identik dengan kesan klasik seperti menggunakan kostum Pewayangan Hampir mirip dengan Ebeg di Jawa Tengah.[1][2] Jaranan Pegon tidak jauh berbeda dengan jenis kuda lumping lainnya, hanya saja para pemain kuda kepang menggunakan kostum seperti wayang wong, seperti mahkota kuluk, badong, rompi layaknya Gatot Kaca. Selain it...

You can help expand this article with text translated from the corresponding article in German. (August 2021) Click [show] for important translation instructions. View a machine-translated version of the German article. Machine translation, like DeepL or Google Translate, is a useful starting point for translations, but translators must revise errors as necessary and confirm that the translation is accurate, rather than simply copy-pasting machine-translated text into the English Wikiped...

 

Не следует путать с Орденом Святого Георгия. У этого термина существуют и другие значения, см. Георгиевский крест (значения). Знак отличия Военного ордена Девиз «За службу и храбрость» Страна  Российская империя Тип знак отличия Кому вручается нижним чинам Основани�...

 

British band For the 1980s American indie rock band, see The Go Team. The Go! TeamThe Go! Team playing in Stockholm, 2004Background informationOriginBrighton, East Sussex, EnglandGenresIndie rock, indie pop, alternative hip hop, alternative dance, instrumental, plunderphonicsDiscographyThe Go! Team discographyYears active2000–presentLabelscurrent: Memphis Industries, Beatball, Shock, Tearbridge/Avex; previous: Columbia Records, Pickled Egg Records, V:Room/Stubbie, Cooperative, Sub Pop, Secr...

South African-born British actor (1909–1985) Louis HaywardLouis Hayward in Anthony Adverse (1936)BornLouis Charles Hayward(1909-03-19)19 March 1909Johannesburg, South Africa (Transvaal Colony)Died21 February 1985(1985-02-21) (aged 75)Palm Springs, California, U.S.OccupationActorYears active1930–1974Spouses Ida Lupino ​ ​(m. 1938; div. 1945)​ Peggy Morrow Field ​ ​(m. 1946; div. 1950)​...

 

Coq au vin Escargot Masakan Prancis (Cuisine française) adalah jenis masakan yang berasal dari negara Prancis dan berbagai negara lain yang mendapat pengaruh budaya Prancis.[1][2] Masakan Prancis yang terus berevolusi bersamaan dengan perubahan sosial dan politik dipandang sebagai jenis kuliner yang elegan, penuh warna, porsi yang sedikit, kadang-kadang kedaerahan.[1] Selain itu, juga telah dikenal akan kelezatannya dan merupakan golongan kuliner yang rumit dan menant...

 

Part of a series on theCulture of Rwanda History History of Rwanda Timeline Origins of Hutu, Tutsi and Twa Kingdom of Rwanda kings German East Africa Ruanda-Urundi Colonial residents Ruzagayura famine Rwandan Revolution Bugesera invasion Rwandan Civil War Rwandan genocide Initial events Second Congo War People Languages Cuisine Religion Art Literature Music Media Radio Television Cinema Sport Monuments World Heritage Sites Symbols Flag Coat of arms National anthem vte The largest ethnic grou...

Anglican Church of Hong Kong and Macao Hong Kong Sheng Kung HuiAbbreviationHKSKHClassificationProtestant (with various theological and doctrinal identities, including Anglo-Catholic, Liberal and Evangelical)OrientationAnglicanScriptureHoly BibleTheologyAnglican doctrinePolityEpiscopalPrimateArchbishop Andrew ChanAssociationsAnglican CommunionHong Kong Christian CouncilHeadquarters1 Lower Albert Road, Central, Hong KongTerritory Hong Kong MacaoOrigin1843; 181 years ago&#...

 

Current state of telecommunications in India This article is about communications in India. For a more general coverage of media in India, see Media of India. This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article needs to be updated. Please help update this article to reflect recent events or newly available information. (February 2024) This page's infobox may require expansion, ve...

 

2021 studio album by Chris YoungFamous FriendsStudio album by Chris YoungReleasedAugust 6, 2021 (2021-08-06)Recorded2018-2021GenreCountryLength43:18LabelRCA NashvilleProducerCorey CrowderChris DeStefanoMark HolmanChris YoungChris Young chronology Losing Sleep(2017) Famous Friends(2021) Young Love & Saturday Nights(2024) Singles from Famous Friends Raised on CountryReleased: January 28, 2019 DrowningReleased: September 23, 2019 Famous FriendsReleased: November 20, 20...

Game controller by Valve Steam ControllerDeveloperValveTypeGamepadRelease dateNovember 10, 2015 (2015-11-10)DiscontinuedNovember 26, 2019 (2019-11-26)Input 6 axis motion sensing (3 axis accelerometer, 3 axis gyroscope) 2 × clickable analog triggers (LT, RT) 2 × shoulder buttons (LB, RB) 1 × clickable Analog stick(control stick click) 7 × digital buttons(Y, B, A, X, Start, Select, Steam) 2 × rear grip buttons (LG, RG) 1 × clickable touch sensitive direction...

 

Non-consensual fertility treatments Diagram showing steps involved in intracytoplasmic sperm injection. Insemination fraud could occur in the third step. Fertility fraud is the failure on the part of a fertility doctor to obtain consent from a patient before inseminating her with his own sperm. This normally occurs in the context of people using assisted reproductive technology (ART) to address fertility issues. The term is also used in cases where donor eggs are used without consent[1 ...

 

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Oktober 2022. Betadine Nama sistematis (IUPAC) 2-Pyrrolidinone, 1-ethenyl-, homopolymer Data klinis AHFS/Drugs.com International Drug Names Kat. kehamilan ? Status hukum OTC Rute Topikal Pengenal Nomor CAS 25655-41-8 Y Kode ATC D08AG02 D09AA09 (dressing)D11AC06...

Galaxy in the constellation Serpens NGC 5988The spiral galaxy NGC 5988.Observation data (J2000 epoch)ConstellationSerpensRight ascension15h 44m 33.8594s[1]Declination+10° 17′ 35.331″[1]Redshift0.035259[1]Heliocentric radial velocity10,570 ± 4 km/s[1]Distance514.6 ± 36.0 Mly (157.78 ± 11.05 Mpc)[1]Apparent magnitude (V)13.8[1]CharacteristicsTypeScd[1]Size~298,900 ly (91...

 

Delhi TerritoryConstituent territory of British India1803–1832 FlagDelhi Territory as part of North-Western ProvincesCapitalDelhiHistory • Established 1803• Disestablished 1832 Preceded by Succeeded by Mughal Empire Ceded and Conquered Provinces Today part ofPortions in Haryana Delhi The Delhi Territory was an administrative region of British India which comprised Delhi plus Ambala, Gurgaon, Hissar, Karnal and Rohtak districts of Southern Punjab. History A map of British...

 

Richard Donner nel 1979 Richard Donald Donner (nato Richard Donald Schwartzberg; New York, 24 aprile 1930 – Los Angeles, 5 luglio 2021[1]) è stato un regista, produttore cinematografico, produttore televisivo e fumettista statunitense. Ha diretto numerosi blockbuster divenuti film di culto, come Il presagio (1976), Superman (1978), Ladyhawke (1985), I Goonies (1985), la serie di film Arma letale (1987-1998) e S.O.S. fantasmi (1988). Indice 1 Biografia 1.1 Le origini e gli inizi 1.2...

Someone who saws wood, particularly using a pitsaw Sawyers in Japan, circa 1800. Nishiki-e print after Katsushika Hokusai. Sawyer is an occupational term referring to someone who saws wood, particularly using a pitsaw[1] either in a saw pit or with the log on trestles above ground or operates a sawmill. One such job is the occupation of someone who cuts lumber to length for the consumer market, a task now often done by end users or at lumber and home improvement stores.[2] The...

 

مطلق الشليمي معلومات شخصية اسم الولادة مطلق محمد صعصيع الشليمي الميلاد 1937 الكويت - الشامية الوفاة 26 أغسطس 2000 (63 سنة) الكويت سبب الوفاة حادث سيارة مواطنة الكويت  الحياة العملية المهنة سياسي  تعديل مصدري - تعديل   مطلق محمد صعصيع الشليمي الظفيري (1937 - 2000)[1] نائ�...