Valerianus, yang memiliki nama lengkap Publius Licinius Valerianus, adalah seorang Kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 253 hingga 260 Masehi. Ia dikenal sebagai salah satu kaisar yang mengalami masa pemerintahan yang penuh dengan tantangan besar, termasuk ancaman dari luar Kekaisaran Romawi serta krisis internal yang melemahkan stabilitas pemerintahan. Valerianus adalah kaisar pertama dalam sejarah Romawi yang ditangkap hidup-hidup oleh musuh, peristiwa yang menjadi simbol kehancuran otoritas Romawi di abad ke-3 Masehi.
Awal Kehidupan
Valerianus lahir pada awal abad ke-3 Masehi, sekitar tahun 195 M, dalam keluarga bangsawan Romawi yang memiliki pengaruh besar. Walaupun sedikit yang diketahui tentang masa mudanya, catatan sejarah menunjukkan bahwa ia berasal dari golongan senatorial. Valerianus dikenal sebagai seorang pria yang bijaksana, setia kepada tradisi, dan dihormati oleh rekan-rekannya di Senat Romawi.
Pada masa pemerintahan Kaisar Decius (249–251), Valerianus ditunjuk sebagai gubernur dan dipercaya memegang jabatan penting di Kekaisaran. Kesetiaannya kepada negara terlihat ketika ia mendukung Kaisar Gallus (251–253) dalam menghadapi ancaman Goth dan wabah penyakit yang melanda kekaisaran.
Naik Takhta
Setelah kematian Kaisar Gallus dalam sebuah pemberontakan militer, Valerianus diproklamirkan sebagai kaisar oleh pasukannya di Rhine pada tahun 253. Ia segera diakui oleh Senat Romawi dan menjadi pemimpin sah Kekaisaran. Valerianus menunjuk putranya, Gallienus, sebagai rekan kaisar (Caesar) untuk memerintah wilayah barat Kekaisaran, sementara ia memfokuskan perhatiannya pada wilayah timur yang terancam oleh invasi Persia Sassanid dan kekacauan lainnya.
Pemerintahan dan Tantangan
Pemerintahan Valerianus ditandai dengan sejumlah krisis besar:
Wabah Penyakit: Masa pemerintahan Valerianus juga dirusak oleh wabah penyakit yang dikenal sebagai Wabah Cyprianus. Wabah ini menghancurkan populasi Kekaisaran dan melemahkan kemampuan militer serta ekonomi.
Perpecahan Internal: Sementara Valerianus sibuk menghadapi ancaman di timur, kekacauan politik dan militer melanda wilayah barat. Gallienus berjuang mempertahankan kendali atas wilayah yang terancam oleh invasi suku-suku barbar seperti Goth dan Alemanni.
Penangkapan dan Kehinaan
Pada tahun 260, Valerianus memimpin pasukannya untuk menghadapi Shapur I dalam pertempuran di dekat Edessa. Namun, akibat strategi yang buruk dan wabah yang melemahkan pasukannya, Valerianus dikalahkan dan ditangkap hidup-hidup oleh Shapur.
Penangkapan ini menjadi tragedi besar bagi Kekaisaran Romawi. Shapur mempermalukan Valerianus dengan menjadikannya simbol kemenangan Persia. Menurut catatan sejarah, Valerianus diperlakukan sebagai tawanan kehormatan tetapi akhirnya dihukum mati. Beberapa sumber menyebutkan bahwa tubuhnya dikeluarkan dari kulit dan digunakan sebagai trofi.
Warisan dan Dampak
Penangkapan Valerianus merupakan pukulan besar bagi Kekaisaran Romawi. Kejatuhannya menunjukkan kelemahan struktural kekaisaran dan memberikan semangat bagi musuh-musuh Romawi.
Namun, pemerintahannya juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya reformasi militer dan administrasi, yang kemudian dilanjutkan oleh kaisar-kaisar penerusnya. Gallienus, putranya, berjuang keras untuk memulihkan kekaisaran setelah kehancuran ini, meskipun menghadapi tantangan yang tidak kalah besar.[1][2][3]
Kesaksian Sejarah
Kisah Valerianus tertulis dalam berbagai sumber kuno, termasuk karya penulis seperti Lactantius dan Historia Augusta. Namun, banyak detail kehidupannya yang masih diperdebatkan oleh sejarawan modern karena kurangnya bukti yang dapat dipercaya.
Penggambaran dalam fiksi pop
Valerianus muncul dalam novel sejarah karya Harry Sidebottom berjudul Warrior of Rome. Namanya juga muncul dalam buku puisi Anthony Hecht, The Hard Hours, dalam judul Behold the Lilies of the Field.
Referensi
^Lactantius, De Mortibus Persecutorum, v; Wickert, L., "Licinius (Egnatius) 84" in Pauly-Wissowa, Realencyclopädie 13.1 (1926), 488–495; Parker, H., A History of the Roman World A.D. 138 to 337 (London, 1958), 170. From [1].
^Abdolhossein Zarinkoob "Ruzgaran: tarikh-i Iran az aghz ta saqut saltnat Pahlvi" pp. 195