Dalam kimia, istilah pirofosfat merujuk pada oksianionfosforus yang mengandung ikatan P-O-P. Terdapat sejumlah garam pirofosfat, seperti Na2H2P2O7, serta pirofosfat normal. Seringkali pirofosfat disebut difosfat. Pirofosfat induk diturunkan dari netralisasi parsial atau total asam pirofosfat. Garam penting adalah dinatrium pirofosfat dan tetranatrium pirofosfat. Ikatan pirofosfat, seperti yang ditemukan di ATP, sangat penting dalam biokimia.[1]
Pirofosfat dibuat dengan memanaskan fosfat, oleh karena itu dinamakan piro-fosfat (dari bahasa Yunani Kuno: πῦρ, πυρός, translit. pyro, har.'api'[2]). Lebih tepatnya, mereka dihasilkan dengan memanaskan 'asam' fosfat hingga terjadi reaksi kondensasi.[3]
Pirofosfat umumnya berwarna putih atau tidak berwarna. Garam logam alkalinya larut dalam air.[4] Mereka adalah zat pengompleks yang baik untuk ion logam (seperti kalsium dan banyak logam transisi) dan memiliki banyak kegunaan dalam kimia industri. Pirofosfat adalah anggota pertama dari seluruh rangkaian polifosfat[5]
Dalam biokimia
Anion P2O4−7 atau disingkat PPi, merupakan kepanjangan dari inorganik piroposfat. Senyawa ini dibentuk oleh hidrolisis dari ATP menjadi AMP di sel.[6]
Dengan tidak adanya katalisis enzim, reaksi hidrolisis dari polifosfat sederhana seperti pirofosfat, trifosfat linier, ADP, dan ATP biasanya berjalan sangat lambat di semua media yang sangat asam.[7]
PPi terdapat dalam cairan sinovial, plasma darah, dan urin pada level yang cukup untuk menghambat kalsifikasi dan mungkin merupakan penghambat alami terhadap pembentukan hidroksiapatit dalam cairan ekstraseluler (ECF).[8] Sel mungkin dapat menyalurkan PPi intraseluler ke dalam ECF.[9]ANK adalah suatu saluran membran-plasma PPi nonenzimatik yang mendukung tingkat PPi ekstraseluler.[9] Fungsi membran saluran PPi ANK yang rusak dikaitkan dengan rendahnya PPi ekstraseluler serta meningkatnya PPi intraseluler.[8]
^Chi, Andrew; Kemp, Robert G. (2000). "The Primordial High Energy Compound: ATP or Inorganic Pyrophosphate?". The Journal of Biological Chemistry (dalam bahasa Inggris). doi:10.1074/jbc.C000581200.
^Rodriguez L & Orgel LE (1991). "Pyrophosphate formation as the most efficient condensation reaction of activated nucleotides". J Mol Evol. (dalam bahasa Inggris). 32 (2): 101–4. PMID1848905.
^Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A. (1997), Chemistry of the Elements (edisi ke-2), Oxford: Butterworth-Heinemann, ISBN0-7506-3365-4Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Van Wazer JR, Griffith EJ, McCullough JF (Jan 1955). "Structure and Properties of the Condensed Phosphates. VII. Hydrolytic Degradation of Pyro- and Tripolyphosphate". J. Am. Chem. Soc. 77 (2): 287–291. doi:10.1021/ja01607a011.
^ abHo AM, Johnson MD, Kingsley DM (Jul 2000). "Role of the mouse ank gene in control of tissue calcification and arthritis". Science. 289 (5477): 265–70. doi:10.1126/science.289.5477.265. PMID10894769.
^Ryan LM, Kozin F, McCarty DJ (1979). "Quantification of human plasma inorganic pyrophosphate. I. Normal values in osteoarthritis and calcium pyrophosphate dihydrate crystal deposition disease". Arthritis Rheum. 22 (8): 886–91. doi:10.1002/art.1780220812. PMID223577.
^D. J. Jukes, Food Legislation of the UK: A Concise Guide, Elsevier, 2013, hlm. 60–61
^Molins, Ricardo A. (1990). Phosphates in Food (dalam bahasa Inggris). CRC Press. hlm. 115. ISBN9780849345883.
Bacaan lebih lanjut
Schröder HC, Kurz L, Muller WE, Lorenz B (Mar 2000). "Polyphosphate in bone"(PDF). Biochemistry (Moscow). 65 (3): 296–303. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2011-08-25.