Pirofosfat

Pirofosfat
Anion pirofosfat
Nama
Nama lain
Difosfat atau dipolifosfat
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChemSpider
DrugBank
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
  • InChI=1S/H4O7P2/c1-8(2,3)7-9(4,5)6/h(H2,1,2,3)(H2,4,5,6)/p-4 YaY
    Key: XPPKVPWEQAFLFU-UHFFFAOYSA-J YaY
  • InChI=1/H4O7P2/c1-8(2,3)7-9(4,5)6/h(H2,1,2,3)(H2,4,5,6)/p-4
    Key: XPPKVPWEQAFLFU-XBHQNQODAI
  • [O-]P(=O)([O-])OP(=O)([O-])[O-]
Sifat
P2O74−
Massa molar 173,94 g·mol−1
Asam konjugat Asam pirofosfat
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Dalam kimia, istilah pirofosfat merujuk pada oksianion fosforus yang mengandung ikatan P-O-P. Terdapat sejumlah garam pirofosfat, seperti Na2H2P2O7, serta pirofosfat normal. Seringkali pirofosfat disebut difosfat. Pirofosfat induk diturunkan dari netralisasi parsial atau total asam pirofosfat. Garam penting adalah dinatrium pirofosfat dan tetranatrium pirofosfat. Ikatan pirofosfat, seperti yang ditemukan di ATP, sangat penting dalam biokimia.[1]

Pirofosfat dibuat dengan memanaskan fosfat, oleh karena itu dinamakan piro-fosfat (dari bahasa Yunani Kuno: πῦρ, πυρός, translit. pyro, har. 'api'[2]). Lebih tepatnya, mereka dihasilkan dengan memanaskan 'asam' fosfat hingga terjadi reaksi kondensasi.[3]

Pirofosfat umumnya berwarna putih atau tidak berwarna. Garam logam alkalinya larut dalam air.[4] Mereka adalah zat pengompleks yang baik untuk ion logam (seperti kalsium dan banyak logam transisi) dan memiliki banyak kegunaan dalam kimia industri. Pirofosfat adalah anggota pertama dari seluruh rangkaian polifosfat[5]

Dalam biokimia

Anion P2O4−7 atau disingkat PPi, merupakan kepanjangan dari inorganik piroposfat. Senyawa ini dibentuk oleh hidrolisis dari ATP menjadi AMP di sel.[6]

ATP → AMP + PPi

Anion pirofosfat memiliki struktur P2O4−7, dan merupakan anhidrida asam dari fosfat. Itu tidak stabil dalam larutan berair dan hidrolisis menjadi fosfat anorganik:[6]

P2O4−7 + H2O → 2 HPO2−4

atau dalam notasi singkat biologis:[6]

PPi + H2O → 2 Pi + 2 H+

Dengan tidak adanya katalisis enzim, reaksi hidrolisis dari polifosfat sederhana seperti pirofosfat, trifosfat linier, ADP, dan ATP biasanya berjalan sangat lambat di semua media yang sangat asam.[7]

PPi terdapat dalam cairan sinovial, plasma darah, dan urin pada level yang cukup untuk menghambat kalsifikasi dan mungkin merupakan penghambat alami terhadap pembentukan hidroksiapatit dalam cairan ekstraseluler (ECF).[8] Sel mungkin dapat menyalurkan PPi intraseluler ke dalam ECF.[9] ANK adalah suatu saluran membran-plasma PPi nonenzimatik yang mendukung tingkat PPi ekstraseluler.[9] Fungsi membran saluran PPi ANK yang rusak dikaitkan dengan rendahnya PPi ekstraseluler serta meningkatnya PPi intraseluler.[8]

Konsentrasi plasma pirofosfat anorganik memiliki kisaran referensi 0.58–3.78 µM (selang kepercayaan 95%).[10]

Terpena

Isopentenil pirofosfat berubah menjadi geranil pirofosfat, prekursor hingga puluhan ribu terpena dan terpenoid.[11]

Isopentenil pirofosfat (IPP) and dimetilalil pirofosfat (DMAPP) mengkondensasi untuk menghasilkan geranil profosfat, prekursor bagi semua terpena dan terpenoid.

Sebagai aditif makanan

Berbagai difosfat digunakan sebagai pengemulsi, stabilisator, pengatur keasaman, bahan pengembang, sekuestran, dan agen retensi air dalam pengolahan makanan.[12] Mereka diklasifikasikan dalam skema nomor E di bawah E450:[13]

E450(a): dinatrium dihidrogen difosfat; trinatrium difosfat; tetranatrium difosfat (TSPP); tetrakalium pirofosfat
E450(b): pentanatrium dan pentakalium trifosfat
E450(c): natrium dan kalium polifosfat

Secara khusus, berbagai formulasi difosfat digunakan untuk menstabilkan krim kocok.[14]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Chi, Andrew; Kemp, Robert G. (2000). "The Primordial High Energy Compound: ATP or Inorganic Pyrophosphate?". The Journal of Biological Chemistry (dalam bahasa Inggris). doi:10.1074/jbc.C000581200. 
  2. ^ Bailly, Anatole. "Greek-french dictionary online". www.tabularium.be. Diakses tanggal 12 Maret 2019. 
  3. ^ Rodriguez L & Orgel LE (1991). "Pyrophosphate formation as the most efficient condensation reaction of activated nucleotides". J Mol Evol. (dalam bahasa Inggris). 32 (2): 101–4. PMID 1848905. 
  4. ^ C. Michael Hogan. 2011. Phosphate. Encyclopedia of Earth. Topic ed. Andy Jorgensen. Ed.-in-Chief C.J.Cleveland. National Council for Science and the Environment. Washington DC
  5. ^ Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A. (1997), Chemistry of the Elements (edisi ke-2), Oxford: Butterworth-Heinemann, ISBN 0-7506-3365-4 
  6. ^ a b c Yi YJ, Sutovsky M, Kennedy C, Sutovsky P. (2012). "Identification of the inorganic pyrophosphate metabolizing, ATP substituting pathway in mammalian spermatozoa". PLoS One (dalam bahasa Inggris). 7 (4): e34524. doi:10.1371/journal.pone.0034524. PMC 3317647alt=Dapat diakses gratis. PMID 22485177. 
  7. ^ Van Wazer JR, Griffith EJ, McCullough JF (Jan 1955). "Structure and Properties of the Condensed Phosphates. VII. Hydrolytic Degradation of Pyro- and Tripolyphosphate". J. Am. Chem. Soc. 77 (2): 287–291. doi:10.1021/ja01607a011. 
  8. ^ a b Ho AM, Johnson MD, Kingsley DM (Jul 2000). "Role of the mouse ank gene in control of tissue calcification and arthritis". Science. 289 (5477): 265–70. doi:10.1126/science.289.5477.265. PMID 10894769. 
  9. ^ a b Rutsch F, Vaingankar S, Johnson K, Goldfine I, Maddux B, Schauerte P, Kalhoff H, Sano K, Boisvert WA, Superti-Furga A, Terkeltaub R (Feb 2001). "PC-1 nucleoside triphosphate pyrophosphohydrolase deficiency in idiopathic infantile arterial calcification". Am J Pathol. 158 (2): 543–54. doi:10.1016/S0002-9440(10)63996-X. PMC 1850320alt=Dapat diakses gratis. PMID 11159191. 
  10. ^ Ryan LM, Kozin F, McCarty DJ (1979). "Quantification of human plasma inorganic pyrophosphate. I. Normal values in osteoarthritis and calcium pyrophosphate dihydrate crystal deposition disease". Arthritis Rheum. 22 (8): 886–91. doi:10.1002/art.1780220812. PMID 223577. 
  11. ^ Eberhard Breitmaier (2006). "Hemi‐ and Monoterpenes". Terpenes: Flavors, Fragrances, Pharmaca, Pheromones. doi:10.1002/9783527609949.ch2. 
  12. ^ Codex Alimentarius 1A, 2nd ed, 1995, hlm. 71, 82, 91
  13. ^ D. J. Jukes, Food Legislation of the UK: A Concise Guide, Elsevier, 2013, hlm. 60–61
  14. ^ Molins, Ricardo A. (1990). Phosphates in Food (dalam bahasa Inggris). CRC Press. hlm. 115. ISBN 9780849345883. 

Bacaan lebih lanjut

  • Schröder HC, Kurz L, Muller WE, Lorenz B (Mar 2000). "Polyphosphate in bone" (PDF). Biochemistry (Moscow). 65 (3): 296–303. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-08-25. 

Pranala luar