Injil Matius dimulai dengan suatu daftar "silsilah", yang merunut garis keturunan Yesus melalui Yusuf, "ayah"-nya, sebagaimana kebiasaan Yahudi ketika itu (Matius 1:16). Walaupun Yusuf bukan merupakan ayah Yesus secara biologis (Matius 1:20), ia tetap merupakan ayah Yesus secara hukum.[1]
Bagian silsilah YesusKristus bermula dari Abraham yang dipilih secara khusus oleh Allah supaya oleh Abraham "semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat".[2] Keturunan ini kemudian berlanjut melalui tokoh-tokoh penting Perjanjian Lama yaitu Ishak, Yakub dan Yehuda. Urutan silsilah yang sama muncul enam kali pada tempat berbeda dalam Perjanjian Lama dan Alkitab Ibrani.
Bacaan ini juga menyebut "saudara-saudara laki-laki" Yehuda yang sebenarnya tidak termasuk ke dalam silsilah. Robert H. Gundry menyatakan bahwa mereka dimasukkan karena penulis Injil Matius berupaya menunjukkan umat Allah sebagai suatu persaudaraan.[3] Harold Fowler berpendapat bahwa meskipun saudara-saudara dari Ishak dan Yakub tidak termasuk ke dalam janji kedatangan Mesias, kedua belas bersaudara termasuk Yehuda merupakan leluhur dari suku-suku yang secara keseluruhan membentuk bangsa Israel, dari mana Mesias akan datang.[4]
Merupakan penggenapan dari nubuat yang tercatat pada Bilangan 24:17. W. D. Davies dan Dale Allison mencatat bahwa kelahiran Ishak merupakan suatu mujizat menurut Perjanjian Lama, dan karenanya ada sejumlah simetri antara kelahiran pertama dan terakhir yang disebutkan dalam silsilah ini, di mana keduanya adalah keajaiban.[5]
^Gundry, Robert H. Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982.
^Fowler, Harold. The Gospel of Matthew: Volume One. Joplin: College Press, 1968
^Davies, W.D. and Dale C. Allison, Jr. A Critical and Exegetical Commentary on the Gospel According to Saint Matthew. Edinburgh: T. & T. Clark, 1988-1997.