Kobokan (bahasa Inggris: finger bowl)[1][2] adalah wadah kecil semacam mangkuk yang berisi air bersih, biasanya dengan potongan jeruk, yang digunakan untuk mencuci tangan. Kobokan sering disediakan di warung atau rumah makan di Indonesia, khususnya yang menyajikan menu makanan tradisional yang dimakan menggunakan tangan secara langsung, tanpa alat makan. Sebelum mulai makan, orang akan mencelupkan tangannya ke kobokan, kemudian setelah makan, orang tersebut akan kembali mencelup tangannya di kobokan tersebut.[3][4]
Dalam tradisi dan etiket penyajian hidangan formal Barat, kobokan juga disediakan ketika makan malam yang melibatkan sajian buah segar, khususnya di Amerika Serikat, tetapi tradisi ini sudah semakin jarang digunakan.[5]
Kebersihan
Penggunaan air kobokan untuk mencuci tangan sebelum makan tidak disarankan karena tidak efektif membersihkan tangan. Membersihkan tangan sebaiknya menggunakan air mengalir dengan sabun.[3][6]
Budaya
Indonesia
Dalam tradisi Saprahan Melayu di Kota Pontianak, kobokan adalah salah satu peralatan makan yang wajib ada sebelum memulai acara makan bersama.[7]
Wisatawan luar negeri disebut sering mengira air kobokan yang disediakan di rumah makan di Indonesia sebagai hidangan semacam sup.[8]
Jamuan formal
Dalam sajian formal, kobokan juga sering disalahpahami sebagai minuman limun. Eliza Leslie, seorang penulis etiket makan dari abad ke-19, mencatat bahwa ada seseorang yang mengira kobokan dengan irisan lemon sebagai minuman limun yang rasanya sangat tidak enak. Karya Mark TwainThe Prince and the Pauper (1882) juga menceritakan bagian saat seseorang meminum air kobokan.[5] Film Crazy RIch Asian juga menampilkan adegan ketika pemain utama perempuan, Rachel Chu, hampir saja meminum air dari kobokan pada sebuah pesta.[9]
Paul Kruger, Presiden Republik Transvaal yang menjadi tamu makan malam Ratu Victoria, dicatat pernah meminum kobokan air mawar saat sajian formal kerajaan karena ketidaktahuannya. Untuk mengindari rasa malu yang mungkin akan dirasakan oleh Paul, Ratu Victoria kemudian meminum kobokan air mawarnya sendiri dan lantas diikuti oleh tamu-tamu lainnya. Kisah ini sering ditanggapi dalam sejarah sebagai suatu contoh kearifan.[10]
Lihat juga
Oshibori, handuk tangan basah yang digunakan untuk membersihkan tangan di Jepang