Abuʾl-Ḥārits Arslān al-Muẓaffar al-Basāsīrī (meninggal 15 Januari 1059) adalah seorang budak-prajurit Turkoman (mamlūk) yang naik pangkat menjadi komandan militer dinasti Buwaihi di Irak. Ketika Buwaihi digulingkan oleh Seljuk pada tahun 1055, ia mengalihkan kesetiaannya kepada Kekhalifahan Fathimiyah di Mesir, yang atas namanya ia menaklukkan Bagdad, yang ia kuasai selama hampir satu tahun.
Cikal bakal
Nama al-Basāsīrī (atau al-Fasāsīrī, al-Fasāwī) adalah nisbah yang berasal dari tempat asal pertamanya, Basā (Fasā) di provinsi Fars. Nama Abuʾl-Ḥārith adalah kunya, sementara ism (nama pemberiannya) adalah Arslān Turki.[1] Ia menjadi orang merdeka (mawlā) dari emir Buwaihi Baha al-Dawla (m. 988–1012). Namun, karier militernya hanya dapat ditelusuri dari masa pemerintahan putra Baha, Jalal al-Dawla (m. 1025–1044).[2]
Al-Basasiri mengambil bagian dalam konflik Jalal dengan keponakannya, Abu Kalijar, emir Fars, dan dengan dinasti Uqayli saingan Mosul. Dia juga merupakan favorit emir Buwaihi al-Malik ar-Rahim (m. 1048–1055), dari siapa dia menerima kota Anbar sebagai wilayah kekuasaannya. Ini adalah periode meningkatnya keresahan di antara pasukan Turki di Bagdad, meningkatnya pertikaian antara Sunni dan Syiah, serangan Kurdi yang konstan dan perang yang sedang berlangsung dengan Uqayli.[2]