Universitas Normal Nasional Taiwan ( NTNU ; Hanzi: 國立臺灣師範大學; Pinyin: Guólì Táiwān Shīfàn Dàxué )[3], atau Shīdà 師大adalah institusi pendidikan tinggi dan sekolah normal yang beroperasi dari tiga kampus di Taipei, Taiwan.[4] NTNU adalah lembaga penelitian terkemuka dalam disiplin ilmu Pendidikan dan Linguistik di Taiwan. NTNU berada di peringkat 33 internasional di QS World University Rankings 2021[5], 601-800 di Times Higher Education World University Rankings 2021[6] dan 900-1000 di 2020 Academic Ranking of World Universities.[7] NTNU secara luas diakui sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang elit dan komprehensif di Taiwan dengan eksposur internasional paling banyak.[8] NTNU berafiliasi dengan Universitas Nasional Taiwan dan Universitas Sains dan Teknologi Nasional Taiwan sebagai bagian dari Sistem Universitas Nasional Taiwan.[9] NTNU adalah anggota resmi AAPBS.[10] Banyak penulis, penyair, seniman, pendidik, pelukis, musisi, ahli bahasa, sinolog, filolog, filsuf, dan peneliti terkemuka di Taiwan telah melewati pintu universitas ini sebagai mahasiswa.
Setiap tahunnya universitas ini menerima sekitar 17.000 mahasiswa dan sekitar 1.500 untuk siswa internasional .[11]
Hal ini menjadikan Universitas Nasional Normal Nasional Taiwan sebagai universitas yang terkenal dengan pengaruhnya dan visibilitas internasional. Selain itu, Universitas ini juga memiliki Sekolah menengah atas yang berafiliasi dengan NTNU yang mana merupakan salah satu sekolah menengah atas di Taiwan.
Sejarah
Universitas Normal Nasional Taiwan didirikan pada awal abad ke-20 selama pemerintahan Jepang di Taiwan. Gubernur Jepang Taiwan mendirikan sekolah tersebut sebagai Perguruan Tinggi Provinsi Taiwan . Segera setelahnya mereka memberi nama Taihoku College ( Taihoku adalah "Taipei" dalam bahasa Jepang). Tujuan pendirian sekolah itu adalah untuk memelihara kelas pribumi terpelajar yang memenuhi syarat untuk membantu pemerintah dalam urusan administrasi. Banyak bangunan di kampus utama universitas berasal dari masa kolonial Jepang, termasuk Gedung Administrasi, Aula Kuliah, Aula Wenhui dan Aula Puzi. Arsitek Jepang menggabungkan fitur gaya Neo-Klasik, Gotik, dan Kebangkitan Gotik yang sering ditemui di kampus universitas Eropa. Sebuah ruangan di Aula Kuliah menampung dokumen tradisional Jepang yang mengesahkan dan meresmikan pembangunan kampus.[12] Beberapa publikasi sekolah masih menampilkan tahun 1946 sebagai tanggal berdirinya lembaga tersebut sehubungan dengan perubahan rezim ini.
Banyak penulis, penyair, seniman, pendidik, pelukis, musisi, ahli bahasa, sinolog, filolog, filsuf, dan peneliti terkemuka Taiwan berasal dari lulusan kampus ini. Pada 1956 Pusat Pelatihan Mandarin membuka kesempatan baru sebagai perpanjangan dari perguruan tinggi. Sekolah memperoleh nama yang sekarang, Universitas Normal Nasional Taiwan, pada 1967. Sekarang, sekolah tersebut telah memantapkan dirinya sebagai pusat akademis yang diakui dalam bidang seni, sastra dan humaniora; meskipun bidang utamanya tetap ilmu pendidikan.
Ketika masyarakat Taiwan beralih dari pemerintahan otoriter ke demokrasi pada 1990-an, universitas melihat perannya diubah oleh pengesahan Undang-Undang Persiapan Guru 1994. Undang-undang tersebut memberikan kampus tanggung jawab yang lebih banyak untuk ilmu pendidikan guru dan menetapkan NTNU pada jalurnya sekarang sebagai universitas yang benar-benar komprehensif. Departemen baru pun didirikan, penawaran kursus dan jurusan diperluas, dan fakultas baru dibuka. Universitas pun perlahan menjadi pusat kegiatan internasional, memungkinkan mahasiswa Taiwan untuk bepergian ke luar negeri, menarik mahasiswa internasional ke Taipei, dan membangun program pertukaran dengan sejumlah institusi sejenis di seluruh dunia.[13]
Struktur universitas
NTNU menempati tiga kampus di pusat kota Taipei : kampus Daan atau kampus utama yang bersejarah (terdiri dari Gedung Administrasi, Perpustakaan Utama, Aula Musik & Kuliah, Gedung Bahasa, Pusat Atletik); kampus Gongguan (rumah dari Kampus bidang saisn); kampus Linkou[14] dan kampus perpustakaan Universitas yang menampung sekolah pendidikan berkelanjutan.[15] Adapun program akademik di NTNU dikelola oleh 10 perguruan tinggi diantaranya adalah seni, pendidikan, studi internasional & ilmu sosial, seni liberal, manajemen, musik, sains, olahraga & rekreasi, dan teknologi & teknik.
Pada 2006, kampus merilis data berikut [16] untuk siswa yang terdaftar dan karyawan yang masih aktif bekerja.
Siswa terdaftar: 11.055
Mahasiswa S1: 6.942
Mahasiswa pascasarjana: 4.113
Siswa internasional (termasuk Pusat Kebudayaan): 1,499
Secara internasional, NTNU terkenal dengan Pusat Pelatihan Bahasa Mandarinnya (sebelumnya dikenal sebagai Pusat Studi Bahasa dan Budaya China), sebuah program yang didirikan pada 1956 untuk studi bahasa Mandarin kepada mahasiswa asing. Pusat Pelatihan Mandarin mewakili salah satu program studi bahasa tertua dan paling terkemuka di dunia, program ini menarik lebih dari seribu siswa dari enam puluh negara ke Taiwan setiap tahun dan menjadikan daerah Shida di Taipei salah satu kota paling kosmopolitan.[17] Kursus dalam bahasa, sastra, kaligrafi, seni dan seni bela diri ditawarkan dalam serangkaian jangka waktu tiga bulan sepanjang tahun, memungkinkan siswa internasional untuk melakukan studi bahasa selama liburan musim panas dan dalam satu semester. Pusat ini juga mensponsori perjalanan, menyelenggarakan kontes pidato, dan mengadakan lokakarya dan pertunjukan untuk berbagai seni Asia Timur. Himpunan Alumni Pusat Pelatihan Mandarin (MTCAA) telah beroperasi sejak 1998.
NTNU memiliki sistem kemitraan untuk memudahkan program di tingkat internasional ini. Berikut adalah daftar institusi yang memiliki hubungan kemitraan dengan NTNU adalah
Jon Huntsman, Jr. – mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Singapura dari 1992 hingga 1993, dan China dari 2009 hingga 2011; Duta Besar AS untuk Rusia saat ini
Koichi Kato – Mantan menteri pemerintah Jepang
Pierre Ryckmans – Penulis, penulis esai, dan sinolog Belgia-Australia
Referensi singkatan standar untuk National Taiwan Normal University dalam bahasa Inggris adalah NTNU. Bentuk singkatan standar dalam bahasa Mandarin adalah portmanteauShida dan diromanisasi sebagai "Shida", bentuk penamaan ini muncul dan ditransliterasikan pada nama-nama tempat yang terkait dengan kampus: Jalan Shida, Pasar Malam Shida, Toko Buku Shida, dan sejenisnya.
Kata normal dalam nama universitas bertujuan untuk melestarikan istilah bahasa Inggris yang dianggap kuno di beberapa negara, tetapi umum di Asia. Sebuah " sekolah normal " melatih calon guru dalam norma- norma pendidikan.