Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Wahyu 8

Wahyu 8
Wahyu 13:16-14:4 yang tertulis pada fragmen Papirus 47 dari abad ke-3 M.
KitabKitab Wahyu
KategoriApokalips
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
27
pasal 7
pasal 9

Wahyu 8 (disingkat "Why 8") adalah bagian dari Wahyu kepada Yohanes, kitab terakhir dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Buku ini secara tradisional dikaitkan dengan Rasul Yohanes,[3][4] namun identitas pasti dari penulisnya masih menjadi titik perdebatan akademis.[5] Dalam ayat 1, pembukaan meterai ketujuh mengakhiri bagian yang dimulai di bab 6 yang mencatat pembukaan "Tujuh meterai". Ayat 2-13 dan bab 9 sampai bab 11 berisi kisah yang berkaitan dengan bunyi "Tujuh sangkakala".[6][7] Dalam bab 8, empat sangkakala malaikat pertama dibunyikan.[8][9] Pengarangnya diyakini adalah Yohanes bin Zebedeus, seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[10]

Teks

Struktur

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini

Ayat 1

Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya. (TB)[11]
Tujuh malaikat dengan tujuh sangkakala, dan seorang malaikat dengan sebuah pedupaan emas, dari "Bamberg Apocalypse.

Ayat 2

Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. (TB)[12]

Pembukaan meterai yang ketujuh memulaikan tujuh sangkakala hukuman; jadi, sangkakala hukuman itu adalah meterai yang ketujuh. Sangkakala hukuman adalah hukuman yang bersifat sebagian (Wahyu 8:1–9:21; Wahyu 11:15–19), sementara hukuman dari ketujuh cawan itu (Wahyu 16:1–21) lebih hebat lagi. Sangkakala hukuman yang ketujuh akan mengumumkan tujuh cawan hukuman (Wahyu 16:1–21). Kesenyapan di sorga terjadi karena kengerian kedatangan hukuman-hukuman atas dosa.[13]

Ayat 3

Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (TB)[14]

Doa-doa orang kudus yang disinggung berulang-ulang (Wahyu 5:8; Wahyu 8:3–4) menunjukkan bahwa doa syafaat dari orang percaya sangat penting dalam pembinasan kejahatan dan penegakan kebenaran di atas bumi (Wahyu 5:8)

  • 1) Yohanes menyebut doa-doa dari semua orang kudus. Demikianlah, doa orang kudus dari masa kesengsaraan besar di bumi digabung dengan doa orang kudus di sorga (bandingkan Wahyu 6:9–11). Orang kudus di sorga menaruh perhatian besar terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi.
  • 2) Perhatikanlah bahwa dalam satu arti Allah menyimpan doa-doa kita. Sekalipun Tuhan tampaknya tidak menjawab semua doa kita secara langsung, Ia tidak mengesampingkannya, melainkan Ia menyimpannya bagi suatu saat yang tepat untuk menggenapinya.[13]

Ayat 11

Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. (TB)[15]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Merrill C. Tenney. 1995. Survei Perjanjian Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
  2. ^ Peter Wongso. 1999. Eksposisi Doktrin Alkitab: Kitab Wahyu. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.
  3. ^ Davids, Peter H (1982). I Howard Marshall and W Ward Gasque (ed.). New International Greek Testament Commentary: The Epistle of James (Edisi Repr.). Grand Rapids, Mich.: Eerdmans. ISBN 0802823882.
  4. ^ Evans, Craig A (2005). Craig A Evans (ed.). Bible Knowledge Background Commentary: John, Hebrews-Revelation. Colorado Springs, Colo.: Victor. ISBN 0781442281.
  5. ^ F. L. Cross, The Oxford Dictionary of the Christian Church, (New York: Oxford University Press, 1997), 45
  6. ^ Simcox, W. H., Cambridge Bible for Schools and Colleges on Revelation 8, accessed 27 October 2018
  7. ^ Bauckham 2007, hlm. 1289.
  8. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  9. ^ C. Groenen. 1984. Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.394-398.
  10. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  11. ^ Wahyu 8:1 - Sabda.org
  12. ^ Wahyu 8:2 - Sabda.org
  13. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  14. ^ Wahyu 8:3 - Sabda.org
  15. ^ Wahyu 8:11 - Sabda.org

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya