Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Travertin

Travertin (/ˈtrævərtn/) adalah bentuk batuan kapur terestrial yang mengendap di sekitar mata air mineral, terutama mata air panas. Batuan ini sering kali memiliki tampilan berserat atau konsentris dan tersedia dalam varietas putih, cokelat muda, krem, dan berkarat.[1][2] Batuan ini terbentuk melalui proses pengendapan kalsium karbonat yang cepat, sering kali di mulut mata air panas atau di gua batu kapur. Di gua, batuan ini dapat membentuk stalaktit, stalagmit, dan speleotem lainnya.

Teras travertin di area Mammoth Hot Springs, Taman Nasional Yellowstone, pada tahun 2016

Travertin sering digunakan di Italia dan di tempat lain sebagai bahan bangunan. Endapan serupa, tetapi lebih lunak dan sangat berpori yang terbentuk dari air bersuhu sekitar dikenal sebagai tufa.

Definisi

Travertin adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh pengendapan kimia mineral kalsium karbonat dari air tawar,[3] biasanya di mata air, sungai, dan danau;[4][5] yaitu, dari air permukaan dan air tanah.[6] Dalam arti luas, travertin mencakup endapan di mata air panas dan dingin, termasuk batuan berpori dan kenyal yang dikenal sebagai tufa,[3][6][7] dan juga fitur gua yang dikenal sebagai speleotem (yang meliputi stalaktit dan stalagmit).[3][4][6][7][8][9] Calcrete, yaitu mineral kalsium yang diendapkan sebagai horizon dalam profil tanah, tidak dianggap sebagai bentuk travertin.[6][10]

Lumut bertatahkan kalsium-karbonat yang tumbuh dalam formasi travertin air tawar bersuhu rendah (1 koin euro untuk skala)

Travertin sering didefinisikan dalam arti yang lebih sempit sebagai batuan padat, terkadang masif tetapi lebih umum berlapis atau dengan struktur internal berserat, yang diendapkan di mata air panas.[3][4][5][6] Dalam arti yang lebih sempit ini, travertin berbeda dari speleotem[11] dan tufa.[4][5][12] Travertin terkadang didefinisikan berdasarkan cara pembentukannya, sebagai batuan yang terbentuk oleh pengendapan anorganik mineral kalsium karbonat ke permukaan setelah pertukaran karbon dioksida antara atmosfer dan air tanah. Calcrete, napal danau, dan terumbu danau tidak termasuk dalam definisi ini, tetapi speleotem dan tufa termasuk.[13]

Travertin yang baru terbentuk memiliki variasi porositas yang beragam, mulai dari hanya sekitar 10% hingga sebanyak 70%. Travertin yang sudah lama mungkin memiliki porositas serendah 2% karena kristalisasi kalsit sekunder di ruang pori asli, sementara beberapa travertin aragonit baru di area Mammoth Hot Springs di Wyoming memiliki porositas lebih besar dari 80%. Porositas sekitar 50% adalah tipikal untuk travertin mata air dingin, sedangkan travertin mata air panas memiliki porositas rata-rata sekitar 26%. Speleotem memiliki porositas rendah kurang dari 15%.[14]

Bentang alam

Wisatawan mendaki Air Terjun Dunn's River dengan bantuan pemandu.

Travertin membentuk bentang alam yang khas:

  • Spring mound (Gundukan mata air) adalah kubah travertin dengan ketinggian mulai dari kurang dari satu meter hingga lebih dari 100 meter (330 kaki) yang mengelilingi lubang mata air. Karena lubang mata air berada di atas permukaan tanah, pembentukan gundukan terestrial memerlukan mata air artesis atau geiser. Gundukan travertin juga ditemukan di bawah air, seringkali di danau asin.[15]
  • Fissure ridge (Punggung celah) terbentuk dari luapan mata air di sepanjang retakan atau patahan. Memiliki tinggi lebih dari 15 meter (49 kaki) dan panjang 0,5 kilometer (0,31 mil). Ini umumnya menunjukkan tanda-tanda pelebaran celah yang progresif, diimbangi oleh pengendapan travertin di dinding celah.[16]
  • Cascade deposit (Endapan air terjun) terbentuk oleh serangkaian air terjun. Air Terjun Dunn's River adalah salah satu dari sedikit air terjun travertin yang bermuara ke laut.[17]
  • Dam deposit (Endapan bendungan) mirip dengan air terjun tetapi memiliki penumpukan vertikal travertin yang terlokalisasi yang menciptakan kolam atau danau di belakang penumpukan travertin.[18]
  • Travertin membentuk berbagai jenis endapan sungai dan danau.[19]
  • Endapan rawa (paludal) adalah akumulasi dangkal di daerah yang drainase buruk.[20]
  • Speleotem adalah "formasi" khas gua.[21]

Etimologi

Kata 'travertin' (travertine dalam bahasa Inggris) berasal dari bahasa Italia travertino, turunan dari bahasa Latin tiburtinus yang berarti 'dari Tibur', yang sekarang dikenal sebagai Tivoli, dekat Roma, Italia.[22][23]

Proses pembentukan

Formasi teras travertin berundak di Badab-e Surt. Warna merah pada teras travertin ini berasal dari besi karbonat.

Pembentukan travertin dimulai ketika air tanah (H
2
O) yang kaya karbon dioksida terlarut (CO
2
) bersentuhan dengan batuan yang mengandung kalsium karbonat (CaCO
3
), seperti batuan kapur. Karbon dioksida ini bertindak sebagai asam karbonat lemah, melarutkan batuan kapur menjadi kalsium bikarbonat terlarut (Ca+
2
+ 2HCO
3
), dengan reaksi:

CaCO
3
+ H
2
O + CO
2
⇌ Ca2+ + 2HCO
3

Proses ini adalah reaksi reversibel, yang berarti pelarutan dan pengendapan kalsium karbonat berada dalam kesetimbangan.[24] Namun, jika air tanah bergerak ke lingkungan dengan konsentrasi karbon dioksida yang lebih rendah, sebagian karbon dioksida (CO
2
) akan terlepas ke lingkungan, mengganggu kesetimbangan dan memicu pengendapan kalsium karbonat, seperti terlihat pada reaksi:

Ca2+ + 2HCO
3
→ CaCO
3
+ H
2
O + CO
2

Kalsium karbonat ini kemudian mengendap pada permukaan padat, membentuk endapan travertin yang tebal.[24]

Sumber utama peningkatan konsentrasi karbon dioksida di air tanah adalah tanah dan aktivitas vulkanik, di mana karbon dioksida diserap dari akar tumbuhan dan bahan organik yang membusuk,[25] menghasilkan travertin meteogen yang merupakan mekanisme utama pembentukan speleotem.[24][26][27] Selain itu, aktivitas vulkanik juga menyumbang karbon dioksida, menghasilkan travertin termogen[24] saat air panas yang kaya karbon dioksida dari kedalaman bumi kehilangan gasnya di permukaan.[28][29][30][31]

Sedimen tufa dan travertin terlihat di dasar sungai Una.

Faktor-faktor seperti interaksi udara-air di air terjun dan fotosintesis juga dapat mempercepat pengendapan.[32][33][34]

Sangat jarang, travertin dapat terbentuk dari air yang sangat basa yang mengandung kalsium hidroksida terlarut dari serpentinisasi batuan ultramafik, di mana air ini menyerap karbon dioksida dari udara untuk mengendapkan kalsium karbonat sesuai reaksi:[24]

Ca2+ + 2OH
+ CO
2
→ CaCO
3
+ H
2
O

Air berkarbonasi, baik dari aktivitas vulkanik maupun perjalanan melalui tanah, dapat muncul di permukaan dalam berbagai suhu. Air berkarbonasi vulkanik seringkali terkait dengan mata air panas, namun bisa juga mendingin sebelum muncul. Sebaliknya, air berkarbonasi yang melalui tanah dapat bersirkulasi hingga kedalaman tertentu sehingga menjadi hangat saat muncul. Perlu diketahui, air berkarbonasi vulkanik umumnya memiliki kandungan kalsium bikarbonat terlarut yang lebih tinggi dan lebih kaya akan isotop 13C yang lebih berat.[35]

Baik mineral kalsit maupun aragonit dapat ditemukan di travertin mata air panas, dengan aragonit dominan pada suhu tinggi dan kalsit pada suhu lebih rendah.[36][37] Meskipun travertin murni berwarna putih, tetapi tidak jarang juga berwarna cokelat hingga kuning karena adanya pengotor.

Lokasi dan fenomena

Mausoleum yang terendam di kolam travertin di sumber air panas Hierapolis, Turki

Travertin adalah jenis batu kapur yang ditemukan di berbagai belahan dunia.[38] Salah satu lokasi paling terkenal adalah Tivoli, sekitar 25 kilometer (16 mil) timur Roma, Italia. Travertin di Tivoli telah ditambang selama lebih dari 2.000 tahun dan terbentuk di wilayah seluas 20 kilometer persegi (7,7 mil persegi) dengan ketebalan mencapai 60 meter (200 kaki). Lokasi ini berada di dekat gunung berapi Colli Albani yang sudah tidak aktif, dan tambang Guidonia merupakan bagian dari area tersebut.[39]

Nama asli travertin berasal dari bahasa Latin, yaitu lapis tiburtinus (batu Tiburtine), yang kemudian berkembang menjadi travertino (travertin). Kajian ilmiah di lokasi ini menemukan lapisan-lapisan ritmis harian dan tahunan yang berguna dalam studi geokronologi.[40] Selain di Tivoli, travertin juga ditemukan di sekitar 100 lokasi lainnya di Italia, termasuk Rapalino dekat Pisa.

Travertin juga banyak membentuk bendungan alami yang menciptakan air terjun dan danau. Contoh paling terkenal adalah Pamukkale di Turki, yang masuk daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Tempat-tempat lain dengan air terjun serupa termasuk Huanglong di Provinsi Sichuan, Tiongkok (Situs Warisan Dunia UNESCO lainnya), Mammoth Hot Springs di Amerika Serikat, Egerszalók di Hungaria, beberapa lokasi di Iran, seperti Mahallat, Abbass Abad, Atash Kooh, dan Badab-e Surt, serta Band-i-Amir di Afghanistan, Lagunas de Ruidera di Spanyol, Hierve el Agua di Meksiko, dan Semuc Champey di Guatemala.

Pada masa optimum paleoklimat pasca-glasial terakhir (8000–5000 SM), terjadi pembentukan endapan tufa besar dari mata air karst di Eropa Tengah. Saat ini, proses serupa masih terjadi dalam skala kecil.[41] Geotop penting dapat ditemukan di Swabian Alb, terutama di lembah-lembah di barat laut);[42][43] Jura Franconian; dan kaki Pegunungan Alpen Utara.[44][45]

Endapan tufa dan travertin di Taman Nasional Krka, Kroasia

Wilayah Dinari, khususnya Bosnia dan Herzegovina serta Kroasia, kaya akan travertin dan fitur-fitur alam seperti gua tufa, penghalang alami, pulau sungai, dan air terjun.[46][47] Sungai-sungai yang terkenal akan endapan travertinnya antara lain Una,[48] Pliva, Trebižat, Buna, dan Bregava.[46] Travertin juga membentuk 16 bendungan alami di Taman Nasional Danau Plitvice di Kroasia. Endapan ini, yang menempel pada lumut dan batu, membentuk air terjun hingga setinggi 70 meter (230 kaki).[47][49] Lokasi lainnya di Kroasia dan Slovenia mencakup sungai Krka, Zrmanja (dan anak sungai Krupa), serta Kupa.

Di Amerika Serikat, Taman Nasional Yellowstone adalah lokasi paling ikonik dengan formasi travertin dari aktivitas geotermal.[50] Wyoming juga memiliki travertin di Taman Negara Bagian Hot Springs, Thermopolis.[51] Oklahoma memiliki dua taman yang didedikasikan untuk fenomena alam ini. Turner Falls, air terjun setinggi 23 meter (77 kaki) yang terbentuk dari gua travertin. Honey Creek, yang menciptakan rak travertin di sepanjang alirannya.[52] Sumber travertin lainnya terletak di Sulphur, tepatnya di Travertin Creek yang berada dalam Chickasaw National Recreation Area.[53]

Austin, Texas dan "Hill Country'" di sekitarnya dikenal memiliki banyak formasi travertin, seperti di Gorman Falls, Colorado Bend State Park[54] juga Hanging Lake di Glenwood Canyon, Colorado yang terbentuk oleh bendungan travertin setebal 12 meter (40 kaki).[55][56] Rifle Falls State Park di Colorado juga menampilkan air terjun bertingkat di atas endapan travertin.[57][58]

Soda Dam, Pegunungan Jemez, New Mexico

Salah satu lokasi penting lainnya adalah Soda Dam Hot Springs di Pegunungan Jemez, New Mexico. Endapan travertin di sini terbentuk akibat campuran air panas dari kaldera Valles dengan air tanah dingin yang naik ke permukaan melalui patahan Jemez. Penanggalan radiometrik menunjukkan bahwa endapan di sana mulai terbentuk segera setelah letusan kaldera, sekitar 5.000 tahun lalu.[59] Lokasi ini juga merupakan tempat ditemukannya spesies ganggang hijau ekstremofil baru, Scenedesmus, yang hidup di lingkungan travertin.[60]

Setelah letusan gunung Eyjafjallajökull pada tahun 2010, sungai Hvanná di bagian utara gunung tersebut menjadi sangat kaya akan karbon dioksida. Hal ini menyebabkan pengendapan travertin di sepanjang sungai tersebut.[61]

Penggunaan

Basilika Sacré Cœur, Paris (1875–1914)

Travertin adalah batu alam yang sering digunakan dalam konstruksi karena sifatnya yang ringan namun kuat, memiliki porositas tinggi, serta kemampuan isolasi termal dan akustik yang baik. Travertin padat juga mudah dipoles dan cocok untuk penggunaan dekoratif.[62]

Bangsa Romawi telah menambang dan memanfaatkan travertin untuk membangun berbagai struktur seperti kuil, monumen,[63] saluran air,[64] pemandian umum,[65] dan amfiteater seperti Colosseum,[66] yang merupakan bangunan terbesar di dunia yang dibangun menggunakan travertin.[67] Tambang travertin di Tivoli dan Guidonia Montecelio sangat terkenal sejak zaman kuno.[68] Travertin dari Tivoli digunakan oleh Gian Lorenzo Bernini untuk membangun colonnade (pilar atau tiang) dari Lapangan Santo Petrus pada 1665–1667.[69] Michelangelo juga memilih travertin sebagai bahan untuk rusuk eksternal kubah Basilika Santo Petrus.[70] Travertin dari Tivoli juga digunakan dalam pahatan sebagian besar Air Mancur Trevi di Roma selama periode Barok.[71]

Puri Burghausen, puri (kastel) terpanjang di Eropa yang berusia 1.000 tahun dan dibangun menggunakan travertin.

Travertin kembali populer sebagai bahan bangunan di Abad Pertengahan.[72] Kota Bad Langensalza di Jerman bagian tengah memiliki kota tua abad pertengahan yang masih berdiri dan hampir seluruhnya dibangun dari travertin lokal. Banyak bangunan ikonik yang dibangun pada abad ke-20 menggunakan travertin, seperti Basilika Sacré Cœur di Paris, Getty Center di Los Angeles, dan Shell-Haus di Berlin. Sebagian besar bangunan tersebut menggunakan travertin yang berasal dari Tivoli dan Guidonia.[73]

Travertin dikenal dengan permukaannya yang memiliki lubang-lubang alami dan lekukan, yang dapat menunjukkan keausan seiring waktu. Batu ini tersedia dalam berbagai warna dan ukuran ubin, serta dapat dipoles hingga mengkilap.[74] Travertin digunakan untuk lantai dalam dan luar ruangan, fasad bangunan, dinding spa, dan pelapis dinding. Selain itu, travertin juga sering digunakan untuk mengeraskan jalan di teras dan jalan setapak taman.[75]

Bangunan modern seperti Menara Willis di Chicago, menggunakan travertin di bagian dindingnya.[76] Ronald Reagan UCLA Medical Center,[77] dan karya arsitek terkenal Ludwig Mies van der Rohe menggunakan travertin secara luas. Gedung-gedung seperti Toronto-Dominion Centre,[78] S. R. Crown Hall,[79] Farnsworth House,[80] dan Barcelona Pavilion menampilkan keindahan travertin.[81] Gedung Dewan Negara Bagian New Mexico[82] dan beberapa bangunan di University of New Mexico juga menggunakan travertin dari tambang lokal di Belen, New Mexico.[83][84]

Pasokan

Hingga tahun 1980-an, Italia memiliki hampir monopoli di pasar travertin dunia. Kini pasokan signifikan ditambang di Turki, Meksiko, Tiongkok, Peru, dan Spanyol. Impor travertin Amerika Serikat pada tahun 2019 adalah 17.808 metrik ton, di mana 12.804 metrik ton berasal dari Turki.[85]

Referensi

  1. ^ Jackson, Julia A., ed. (1997). "travertine". Glossary of geology (Edisi Keempat). Alexandria, Virginia: American Geological Institute. ISBN 0922152349.
  2. ^ Monroe, W.H. (1970). "A glossary of Karst terminology". U.S. Geological Survey Water-Supply Paper. 1899-K. doi:10.3133/wsp1899K.
  3. ^ a b c d Allaby, Michael (2013). "travertine". A dictionary of geology and earth sciences (Edisi Keempat). Oxford: Oxford University Press. ISBN 9780199653065.
  4. ^ a b c d Blatt, Harvey; Middleton, Gerard; Murray, Raymond (1980). Origin of sedimentary rocks (Edisi Kedua). Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall. hlm. 479–480. ISBN 0136427103.
  5. ^ a b c Leeder, M. R. (2011). Sedimentology and sedimentary basins : from turbulence to tectonics (Edisi Kedua). Chichester, West Sussex, UK: Wiley-Blackwell. hlm. 42. ISBN 9781405177832.
  6. ^ a b c d e Jackson 1997, "travertine".
  7. ^ a b Lillie, Robert J. (2005). Parks and Plates: The Geology of Our National Parks, Monuments, and Seashores (Edisi Pertama). New York: W.W. Norton. ISBN 0393924076.
  8. ^ Thornbury, William D. (1969). Principles of Geomorphology (Edisi Kedua). New York: Wiley. hlm. 325–327. ISBN 0471861979.
  9. ^ Pentecost, Allan (2005). Travertine. Springer. hlm. 4. ISBN 9781402035234.
  10. ^ Pentecost 2005, hlm. 4.
  11. ^ Klein, Cornelis; Hurlbut, Cornelius S. Jr. (1993). Manual of Mineralogy : (after James D. Dana) (Edisi 21). New York: Wiley. hlm. 407. ISBN 047157452X.
  12. ^ Ford & Pedley 1996.
  13. ^ Pentecost 2005, hlm. 3–4.
  14. ^ Pentecost 2005, hlm. 30–31.
  15. ^ Pentecost 2005, hlm. 52–53.
  16. ^ Pentecost 2005, hlm. 55.
  17. ^ Pentecost 2005, hlm. 56–59.
  18. ^ Pentecost 2005, hlm. 59–66.
  19. ^ Pentecost 2005, hlm. 68.
  20. ^ Pentecost 2005, hlm. 69.
  21. ^ Pentecost 2005, hlm. 69–72.
  22. ^ "Travertine". Dictionary. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  23. ^ Pentecost 2005, hlm. 5.
  24. ^ a b c d e Pentecost 2005, hlm. 11–12.
  25. ^ Grove, Glenn E. (September 2003). "Karst Features and the Dissolution of Carbonate Rocks in Crawford County" (PDF). Indiana Department of Natural Resources, Division of Water, Resource Assessment Section. Diakses tanggal 26 Desember 2020.
  26. ^ Blatt, Middleton & Murray 1980, hlm. 479–480.
  27. ^ Lillie 2005, hlm. 225.
  28. ^ Grassa, Fausto; Capasso, Giorgio; Favara, Rocco; Inguaggiato, Salvatore (April 2006). "Chemical and Isotopic Composition of Waters and Dissolved Gases in Some Thermal Springs of Sicily and Adjacent Volcanic Islands, Italy". Pure and Applied Geophysics. 163 (4): 781–807. Bibcode:2006PApGe.163..781G. doi:10.1007/s00024-006-0043-0. S2CID 140676530.
  29. ^ Chiodini, G.; Frondini, F.; Cardellini, C.; Parello, F.; Peruzzi, L. (10 April 2000). "Rate of diffuse carbon dioxide Earth degassing estimated from carbon balance of regional aquifers: The case of central Apennine, Italy". Journal of Geophysical Research: Solid Earth. 105 (B4): 8423–8434. Bibcode:2000JGR...105.8423C. doi:10.1029/1999JB900355.
  30. ^ Girault, Frédéric; Koirala, Bharat Prasad; Bhattarai, Mukunda; Perrier, Frédéric (2018). "Radon and carbon dioxide around remote Himalayan thermal springs". Geological Society, London, Special Publications. 451 (1): 155–181. Bibcode:2018GSLSP.451..155G. doi:10.1144/SP451.6. S2CID 132588532.
  31. ^ Pedone, M.; Aiuppa, A.; Giudice, G.; Grassa, F.; Francofonte, V.; Bergsson, B.; Ilyinskaya, E. (2014). "Tunable diode laser measurements of hydrothermal/volcanic CO2 and implications for the global CO2 budget". Solid Earth. 5 (2): 1209–1221. Bibcode:2014SolE....5.1209P. doi:10.5194/se-5-1209-2014.
  32. ^ Zhang, D. D.; Zhang, Y.; Zhu, A.; Cheng, X. (2001). "Physical Mechanisms of River Waterfall Tufa (Travertine) Formation". Journal of Sedimentary Research. 71 (1): 205–216. Bibcode:2001JSedR..71..205Z. doi:10.1306/061600710205.
  33. ^ Riding, Robert (2000). "Microbial carbonates: The geological record of calcified bacterial-algal mats and biofilms". Sedimentology. 47: 179–214. doi:10.1046/j.1365-3091.2000.00003.x. S2CID 130272076.
  34. ^ Pentecost 2005, hlm. 15.
  35. ^ Pentecost 2005, hlm. 13.
  36. ^ Pentecost 2005.
  37. ^ Fouke, B. W.; Farmer, J. D.; Des Marais, D. J.; Pratt, L.; Sturchio, N. C.; Burns, P. C.; Discipulo, M. K. (2000). "Depositional Facies and Aqueous-Solid Geochemistry of Travertine-Depositing Hot Springs (Angel Terrace, Mammoth Hot Springs, Yellowstone National Park, U.S.A.)". Journal of Sedimentary Research. 70 (3): 565–585. Bibcode:2000JSedR..70..565F. doi:10.1306/2dc40929-0e47-11d7-8643000102c1865d. PMID 11543518.
  38. ^ Ford & Pedley 1996, hlm. 125, 134–166.
  39. ^ Faccenna, Claudio; Soligo, Michele; Billi, Andrea; De Filippis, Luigi; Funiciello, Renato; Rossetti, Claudio; Tuccimei, Paola (Oktober 2008). "Late Pleistocene depositional cycles of the Lapis Tiburtinus travertine (Tivoli, Central Italy): Possible influence of climate and fault activity". Global and Planetary Change. 63 (4): 299–308. Bibcode:2008GPC....63..299F. doi:10.1016/j.gloplacha.2008.06.006.
  40. ^ Folk, Robert L.; Chafetz, Henry S.; Tiezzi, Pamela A. (1985). "Bizarre Forms of Depositional and Diagenetic Calcite in Hot-Spring Travertines, Central Italy". Carbonate Cements. hlm. 349–369. doi:10.2110/pec.85.36.0349. ISBN 0-918985-37-4.
  41. ^ Dabkowski, Julie (Februari 2020). "The late-Holocene tufa decline in Europe: Myth or reality?" (PDF). Quaternary Science Reviews. 230: 106141. Bibcode:2020QSRv..23006141D. doi:10.1016/j.quascirev.2019.106141. S2CID 213881621.
  42. ^ Pentecost 2005, hlm. 49–122.
  43. ^ Megerle, Heidi Elisabeth (2 Mei 2021). "Calcerous Tufa as Invaluable Geotopes Endangered by (Over-)Tourism: A Case Study in the UNESCO Global Geopark Swabian Alb, Germany". Geosciences. 11 (5): 198. Bibcode:2021Geosc..11..198M. doi:10.3390/geosciences11050198.
  44. ^ Pentecost 2005, hlm. 142.
  45. ^ Górny, Zbigniew (2009). "Selected examples of natural stones from Italy and Germany used in architectural objects in Krakow – a short geological excursion". Geotourism/Geoturystyka. 16–17 (1): 61. doi:10.7494/geotour.2009.16-17.61.
  46. ^ a b Lasić, Anđelka; Jasprica, Nenad (1 Juli 2016). "Vegetation diversity of the two Dinaric karstic rivers in Bosnia and Herzegovina". Biologia (dalam bahasa Inggris). 71 (7): 777–792. Bibcode:2016Biolg..71..777L. doi:10.1515/biolog-2016-0103. Diakses tanggal 7 Juni 2024.
  47. ^ a b Sironić, Andreja; Lučić, Mavro; Felja, Igor; Tibljaš, Darko (Januari 2023). "Environmental Changes Recorded in Tufa from the Korana River, Croatia: Geochemical and Isotopic Approach". Water (dalam bahasa Inggris). 15 (7): 1269. doi:10.3390/w15071269.
  48. ^ "Complex of travertine waterfalls in Martin Brod – Una National Park". UNESCO World Heritage Centre. Diakses tanggal 7 Juni 2024.
  49. ^ "National Park Plitvice: Land of the Falling Lakes". Croatia Excursions. Diakses tanggal 19 Agustus 2024.
  50. ^ Weed, Walter (1890). The formation of travertine and siliceous sinter by the vegetation of hot springs. U.S. Government Printing Office. hlm. 628.
  51. ^ Kidston, Martin (6 April 2011). "Some flows at hot springs state park are decreasing". Deseret News. Diakses tanggal 20 November 2017.
  52. ^ Ford & Pedley 1996, hlm. 156–157.
  53. ^ "Geologic Formations". Chickasaw National Recreation Area. National Park Service. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  54. ^ "Colorado Bend State Park". Texas Parks and Wildlife Department. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  55. ^ Bass, N.W.; Walker, T.R.; Warner, L.A.; Murray, H.F.; Rold, J.W.; Borden, J.L. (1958). "First Day Road Log-Glenwood Springs to McCoy and Return". Symposium on Pennsylvanian rocks of Colorado and adjacent areas. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  56. ^ Swanson, H.N. (1980). "Evaluation of geothermal energy for heating highway structures" (PDF). Colorado Department of Highways Interim Report. FHWA-CO-80-6. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  57. ^ "Rifle Falls State Park". Colorado Parks and Wildlife. Diakses tanggal 10 Juli 2015.
  58. ^ Scott, Robert B.; Shroba, Ralph R.; Egger, Anne E. (2001). "Geologic Map of the Rifle Falls Quadrangle, Garfield County, Colorado". U.S. Geological Survey Miscellaneous Field Studies Map. MF-2341. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  59. ^ Goff, Fraser; Shevenell, Lisa (1 Agustus 1987). "Travertine deposits of Soda Dam, New Mexico, and their implications for the age and evolution of the Valles caldera hydrothermal system". GSA Bulletin. 99 (2): 292–302. Bibcode:1987GSAB...99..292G. doi:10.1130/0016-7606(1987)99<292:TDOSDN>2.0.CO;2.
  60. ^ Durvasula, Ravi; Hurwitz, Ivy; Fieck, Annabeth; Rao, D.V. Subba (Juli 2015). "Culture, growth, pigments and lipid content of Scenedesmus species, an extremophile microalga from Soda Dam, New Mexico in wastewater". Algal Research. 10: 128–133. Bibcode:2015AlgRe..10..128D. doi:10.1016/j.algal.2015.04.003.
  61. ^ Olsson, J.; Stipp, S.L.S.; Makovicky, E.; Gislason, S.R. (September 2014). "Metal scavenging by calcium carbonate at the Eyjafjallajökull volcano: A carbon capture and storage analogue". Chemical Geology. 384: 135–148. Bibcode:2014ChGeo.384..135O. doi:10.1016/j.chemgeo.2014.06.025.
  62. ^ Pentecost 2005, hlm. 319.
  63. ^ Jackson, M. D.; Marra, F.; Hay, R. L.; Cawood, C.; Winkler, E. M. (Agustus 2005). "The Judicious Selection and Preservation of Tuff and Travertine Building Stone in Ancient Rome". Archaeometry. 47 (3): 485–510. doi:10.1111/j.1475-4754.2005.00215.x.
  64. ^ Korkanç, Mustafa (Februari 2018). "Characterization of building stones from the ancient Tyana aqueducts, Central Anatolia, Turkey: implications on the factors of deterioration processes". Bulletin of Engineering Geology and the Environment. 77 (1): 237–252. Bibcode:2018BuEGE..77..237K. doi:10.1007/s10064-016-0930-2. S2CID 133259664.
  65. ^ Van der Meer, L.B.; Stevens, N.L.C. (2000). "Tiburtinus Lapis: the use of travertine in Ostia". Babesch. 75: 180.
  66. ^ Rose, Simon (2019). Colosseum. New York, NY: AV2 by Weigl Publishers. hlm. 15. ISBN 9781489681652.
  67. ^ "The History Of The Tile". Paul's Handyman Melbourne. 27 Februari 2014. Diakses tanggal 28 Februari 2014 – via YouTube.
  68. ^ Leija, Katie. "The Life and Times of Travertine: From the Quarry to Construction". Engineering Rome. Diakses tanggal 15 Juli 2025.
  69. ^ D’Amelio, M.G. (2003). "The construction techniques and methods for organizing labor used for Bernini's colonnade in St. Peter's, Rome". Proceedings of the First International Congress on Construction History. 20 p: 697.
  70. ^ Como, Mario (2016). "Masonry Vaults: General Introduction". Statics of Historic Masonry Constructions. Springer Series in Solid and Structural Mechanics. Vol. 5. hlm. 177–184. doi:10.1007/978-3-319-24569-0_4. ISBN 978-3-319-24567-6.
  71. ^ "The Trevi Fountain – The most beautiful fountain in the world". Diarsipkan dari asli tanggal 23 Februari 2014. Diakses tanggal 23 Februari 2014.
  72. ^ Pentecost 2005, hlm. 327–328.
  73. ^ "The Getty Center" Diarsipkan 7 Juni 2011 di Wayback Machine., Official Website
  74. ^ Lewitin, Joseph (20 April 2022). "Travertine Flooring Review: Pros and Cons". The Spruce. Diakses tanggal 16 Juli 2022.
  75. ^ Ruseva, Kremena (2 Oktober 2015). "Travertine pavers for patio and driveways – the ideal landscaping stones". Dea Vita. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  76. ^ "Willis Tower Repositioning". LIT Lighting Design. Diakses tanggal 15 Juli 2025.
  77. ^ Richinelli, Jennifer (1 Oktober 2007). "Roman travertine makes medical center "a pillar of strength"". Stone World. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  78. ^ Gee, Marcus (1 Mei 2015). "Five things the TD Centre can teach us about how to build Toronto". The Globe and Mail Toronto. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  79. ^ "Chicago landmark, S.R. Crown Hall, receives National Historic Landmark Status". Illinois Institute of Technology. 1 Juni 2014. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  80. ^ Bey, Lee (2020). "The Past, Present, and Future of Farnsworth House". National Trust for Historic Preservation. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  81. ^ Glancey, Jonathan (21 Oktober 2014). "Why the 'Barcelona' Pavilion is a modernist classic". BBC Culture. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
  82. ^ "New Mexico State Capitol". Tourism Santa Fe. City of Santa Fe. Diakses tanggal 3 Agustus 2021.
  83. ^ Priewisch, A.; Crossey, L. J.; Karlstrom, K. E.; Polyak, V. J.; Asmerom, Y.; Nereson, A.; Ricketts, J. W. (1 April 2014). "U-series geochronology of large-volume Quaternary travertine deposits of the southeastern Colorado Plateau: Evaluating episodicity and tectonic and paleohydrologic controls". Geosphere. 10 (2): 401–423. Bibcode:2014Geosp..10..401P. doi:10.1130/GES00946.1.
  84. ^ Austin, George S.; Barker, James M. (Agustus 1990). "Commercial travertine in New Mexico" (PDF). New Mexico Geology. 12 (3): 49–58. doi:10.58799/NMG-v12n3.49. S2CID 259446489. Diakses tanggal 3 Agustus 2021.
  85. ^ Schwartzkopf, Emerson (18 Februari 2020). "StatWatch December 2019: Goodbye & Hello". Stone Update. Diakses tanggal 17 Juli 2021.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya