Terminal Tumpang hanya menjadi titik awal keberangkatan moda mobil penumpang umum (MPU) non bus berupa angkutan pedesaan. Jenis kendaraan yang digunakan sebagian besar berupa Suzuki Carry dengan kode warna atau kode alfabetik yang berbeda untuk setiap trayek. Sampai tahun 2010, terdapat tujuh jalur trayek angkutan pedesaan yang masih melintasi terminal ini. Keenam trayek tersebut menghubungkan Pasar Tumpang dengan beberapa kawasan yang tersebar pada pedesaan di Kecamatan Tumpang, Pakis, Jabung, Poncokusumo, Wajak, Tajinan, Bululawang hingga perbatasan Kota Malang. Sampai tahun 2022, sebagian besar angkutan pedesaan hanya menjangkau Kota Malang saja.[8][9]
Akhir tahun 2020, Pemerintah Kabupaten Malang mulai melakukan penataan dan peningkatan infrastruktur Terminal Tumpang menjadi terminal wisata.[10][11][12][13] Konsep terminal wisata bertujuan untuk mendukung program percepatan pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Malang serta memfasilitasi wisatawan untuk akses transit menuju jalur pendakian Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).[14] Sumber dana dari proyek ini diusulkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 senilai Rp150 Juta.[15] Selain itu, paguyuban pedagang yang terdiri dari 53 penghuni kios terminal turut berinisiasi untuk melakukan iuran swadaya masing-masing sebesar Rp2,2 Juta.[16][17]Area parkir terminal ini difungsikan sebagai lokasi tempat peristirahatan sementara (rest area) wisatawan sekaligus tempat transit jeep wisata. Kios-kios pedagang disulap menjadi kawasan pujasera. Selain itu di terminal ini disediakan kantor (posko) pusat informasi/reservasi paket wisata TNBTS, mengingat di kawasan ini banyak terdapat travel agency dan komunitas penyewaan jeep wisata.[18][19]
Galeri
Kenampakan fasilitas beserta angkutan umum yang terdapat di Terminal Tumpang. Foto diambil pada 11 Juli 2022.