Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Terapi megavitamin

Terapi megavitamin merupakan pengobatan yang melibatkan konsumsi vitamin, mineral, dan nutrisi dalam dosis besar, sebagai upaya untuk mengobati atau mencegah penyakit.[1]Terapi megavitamin dikenal juga orthomolekular nutrition merupakan terapi alternatif yang pada dasarnya mengonsumsi vitamin dalam dosis sangat tinggi untuk mengatasi penyakit. Gagasan yang mendasari nutrisi ortomolekular adalah bahwa nutrisi yang disediakan oleh makanan dan diasimilasi selama pencernaan masuk ke dalam komposisi kimia sel tubuh dan ikut bercampur dalam reaksi kimia, mengembangkan peran utama dalam menjaga kesehatan yang optimal. Dalam pengertian ini, nutrisi ortomolekuler menganggap bahwa pengobatan banyak penyakit melibatkan variasi konsentrasi nutrisi tertentu pada tingkat sel. Jika setiap sel tubuh menerima nutrisi optimal untuk berfungsi, lingkungan internal akan mampu mengendalikan penyakit tertentu.[2] Beberapa kritikus mengatakan beberapa aspek pengobatan ortomolekuler menunjukkan bahwa beberapa suplemen nutrisi mungkin bermanfaat, dan yang lain bisa berbahaya.

Sejarah

Dimulai pada tahun 1930-1940, beberapa bukti ilmiah dan klinis menunjukkan bahwa terdapat manfaat dari vitamin C, E, dan niasi yang digunakan dalam dosis yang tinggi. Pada tahun 1930 di Kanada dilakukan terapi vitamin E megadosis untuk penyakit kordiovaskular dan sirkulasi, yang dikembangkan oleh Evan Shute dan metode tersebut diberi nama protocol shute.[3]Tahun yang sama dilakukan percobaan tentatif oleh Claus W. Jungebult dengan menggunakan vitamin C dosis tinggi, kemudian berkembang menjadi metode pengobatan vtamin C intravena megadosis yang dikembangkan oleh Frederick Klenner untuk pengobatan polio dan virus pada tahun 1940.[4] Kemudian pada tahun 1940 Wiliam Kaufman menerbitkan sebuah artikel yang merincikan pengobatan penyakit artritis menggubakan niasinamida dosis tinggi. Rudolf Altschul dan Abram Hoffer memberikan niasinamida dosis tinggi untuk mengobati hiperkolesterolemia.[5] Dalam sebuah buku berjudul Biochemical Individuality tahun 1956, Roger J. Wiliams memperkenalkan konsep megavitamin dan nutrisi yang diindividualisasikan (dirincikan secara spesifik). Terapi megavitamin ini juga dianjurkan oleh Linus Pauling seorang ilmuan asal Amerika pada tahun 1960.

Multivitamin vs Megavitamin

Terapi megavitamin harus dibedakan dari pendekatan suplemen vitaminnya. Dosis megavitamin lebih tinggi dibandingkan kadar dosis vitamin yang biasanya tersedia pada makanan. Sebuah studi meneliti 162.000 wanita pascamenopause yang mengatakan bahwa terbukti penggunaan multivitamin tidak memiliki risiko terkena kanker, penyakit kardiovaskular, atau kematian pada Wanita pascamenopause.[6]

Penggunaan sebagai terapi

Terapi megavitamin masih berada diluar struktur pengobatan yang ilmiah, akan tetapi terapi ini semakin banyak digunakan untuk mengobati pasien dengan atau tanpa persetujuan dokter. Khasiat terapi megavitamin yang diusulkan untuk mengurangi risiko kanker telah dibantah oleh hasil ujiklinis.[7]

Megadosis Vitamin C

Gizi diet vitamin C yang dianjurkan oleh AS untuk wanita dewasa adalah 75 mg/hari dan untuk pria dewasa 90 mg/hari.Seorang ilmuan asal Amerika Linus Pauling dikenal karena mempromosikan konsumsi vitamin C dalam dosis besar.[8] Linus Puling mengklaim bahwa mengonsumsi lebih dari 1.000mg bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh seseorang saat terserang flu, hasil penelitian empiris tidak sejalan dengan pandangan ini. Sebuah analisis menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin, secara signifikan akan menurunkan kadar asam urat serum, yang dianggap sebagai faktor risiko penyakit asam urat.[9]

Vitamin E

Kecukupan jumlah konsumsi vitamin E oleh AS bagi wanita dan pria dewasa ialah 15 mg/hari. Badan Pangan dan Gizi AS menetapkan batas asupan yang dapat ditoleransi sebesar 1.000 mg/hari berdasarkan model hewan yang menunjukkan pendarahan pada pemakaian dosis tinggi.[10] Populasi penggunaan vitamin E di AS mencapai 400, 800 sampai 1.000 UI/hari. Penurunan penggunaan vitamin E disebabkan oleh publikasi meta-analisis yang menunjukkan bahwa tidak ada manfaat yang signifikan dari suplemen vitamin E ini[11]

Niasin

Kecukupan jumlah konsumsi niasin yang direkomendasikan oleh AS untuk wanita dewasa ialah 14 mg/hari dan untuk pria dewasa 16 mg/hari. Niasin tersedia sebagai produk resep, baik untuk pelepasan segera (tablet 500 mg hingga 3.000 mg/hari), atau pelepasan diperpanjang (500 sampai 1.000 mg). Niasin digunakan dalam kombinasi dengan obat penurun lipid. Tinjauan sistematis tidak menemukan efek niasin pada penyakit kordiovaskular, niasin juga meningkatkan kolesterol lipoprotein densitas tinggi, efek samping yang lain yang dilaporkan termasuk risiko diabetes.[12]

MACAM PENGOBATAN ALTERNATIF

Referensi

  1. ^ Zell, Mark; Grundmann, Oliver (2012). "An orthomolecular approach to the prevention and treatment of psychiatric disorders". Advances in Mind-Body Medicine. 26 (2): 14–28. ISSN 1532-1843. PMID 23341413.
  2. ^ Rimland, Bernard (1973-09). "ORTHOMOLECULAR PSYCHIATRY". Nutrition Today. 8 (5): 35–36. doi:10.1097/00017285-197309000-00008. ISSN 0029-666X.
  3. ^ Vogelsang, A.; Shute, E.; Shute, W. (1948-02). "Some medical uses of vitamin E". The Medical World. 161 (2): 83–89. PMID 18911314.
  4. ^ Klenner, F. R. (1949-07). "The treatment of poliomyelitis and other virus diseases with vitamin C". Southern Medicine and Surgery. 111 (7): 209–214. ISSN 0099-5754. PMID 18147027.
  5. ^ Altschul, Rudolf; Hoffer, Abram; Stephen, J. D. (1955-02-01). "Influence of nicotinic acid on serum cholesterol in man". Archives of Biochemistry and Biophysics. 54 (2): 558–559. doi:10.1016/0003-9861(55)90070-9. ISSN 0003-9861.
  6. ^ Neuhouser, Marian L.; Wassertheil-Smoller, Sylvia; Thomson, Cynthia; Aragaki, Aaron; Anderson, Garnet L.; Manson, JoAnn E.; Patterson, Ruth E.; Rohan, Thomas E.; van Horn, Linda (2009-02-09). "Multivitamin Use and Risk of Cancer and Cardiovascular Disease in the Women's Health Initiative Cohorts". Archives of Internal Medicine (dalam bahasa Inggris). 169 (3): 294. doi:10.1001/archinternmed.2008.540. ISSN 0003-9926.
  7. ^ Lin, Jennifer; Cook, Nancy R.; Albert, Christine; Zaharris, Elaine; Gaziano, J. Michael; Van Denburgh, Martin; Buring, Julie E.; Manson, JoAnn E. (2009-01-07). "Vitamins C and E and Beta Carotene Supplementation and Cancer Risk: A Randomized Controlled Trial". JNCI: Journal of the National Cancer Institute. 101 (1): 14–23. doi:10.1093/jnci/djn438. ISSN 0027-8874. PMC 2615459. PMID 19116389. Pemeliharaan CS1: Format PMC (link)
  8. ^ Cameron, E; Pauling, L (1976-10). "Supplemental ascorbate in the supportive treatment of cancer: Prolongation of survival times in terminal human cancer". Proceedings of the National Academy of Sciences. 73 (10): 3685–3689. doi:10.1073/pnas.73.10.3685. PMC 431183. PMID 1068480. Pemeliharaan CS1: Format PMC (link)
  9. ^ "Effect of oral vitamin C supplementation on serum uric acid: A meta‐analysis of randomized controlled trials" (dalam bahasa Inggris). doi:10.1002/acr.20519. PMC 3169708. PMID 21671418. Pemeliharaan CS1: Format PMC (link)
  10. ^ Dietary Reference Intakes for Vitamin C, Vitamin E, Selenium, and Carotenoids. Panel on Dietary Antioxidants and Related Compounds, Subcommittee on Upper Reference Levels of Nutrients, Subcommittee on Interpretation and Uses of Dietary Reference Intakes, Standing Committee on the Scientific Evaluation of Dietary Reference Intakes, Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Washington, D.C.: National Academies Press. 2000-07-27. doi:10.17226/9810. ISBN 978-0-309-06935-9. Pemeliharaan CS1: Lain-lain (link)
  11. ^ Kim, Hyun Ja; Giovannucci, Edward; Rosner, Bernard; Willett, Walter C.; Cho, Eunyoung (2014-03-01). "Longitudinal and Secular Trends in Dietary Supplement Use: Nurses' Health Study and Health Professionals Follow-Up Study, 1986-2006". Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics (dalam bahasa English). 114 (3): 436–443. doi:10.1016/j.jand.2013.07.039. ISSN 2212-2672. PMC 3944223. PMID 24119503. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Pemeliharaan CS1: Format PMC (link)
  12. ^ Schandelmaier, Stefan; Briel, Matthias; Saccilotto, Ramon; Olu, Kelechi K; Arpagaus, Armon; Hemkens, Lars G; Nordmann, Alain J (2017-06-14). Cochrane Heart Group (ed.). "Niacin for primary and secondary prevention of cardiovascular events". Cochrane Database of Systematic Reviews (dalam bahasa Inggris). 2017 (6). doi:10.1002/14651858.CD009744.pub2. PMC 6481694. PMID 28616955. Pemeliharaan CS1: Format PMC (link)
Kembali kehalaman sebelumnya