Tenom
Tenom (bahasa Melayu: Pekan Tenom) terletak di selatan Kota Kinabalu, negeri Sabah, Malaysia Timur dan berbatasan dengan distrik Keningau, Sipitang, Beaufort dan Provinsi Kalimantan Utara di Indonesia. Kota Tenom berada di ketinggian 600 kaki dari permukaan laut dan merupakan pusat perdagangan hasil hutan. Distrik-distrik berada mengelilingi kota Tenom.[1] Pada awal penjajahan Inggris di Malaysia, kota ini disebut Benteng Birch. Kota ini dianggap sebagai ibu kota tidak resmi masyarakat Murut, yang perayaan terpentingnya, Pesta Kalimaran tahunan, diadakan di kota tersebut. Ini juga merupakan pintu gerbang utama ke daerah lain di jantung Murut dan wilayah minoritas Lundayeh.[butuh rujukan] EkonomiPertanianKota Tenom merupaka daerah pertanian karena memiliki tanah yang subur. Sumber pertanian utama di daerah ini adalah karet, dan kedelai, jagung, sayuran, kakao dan kopi menjadi penyumbang kedua bagi perekonomian Tenom.[2] KopiKopi Tenom adalah jenis kopi o yang populer.[butuh rujukan] Di antara produsen utama dan terbesar kopi Tenom adalah Pabrik Kopi Yit Foh Tenom, Pabrik Kopi Tong Fah dan Kopi Fatt Choi Tenom. [3] Kopi Tenom dibuat dari varietas Robusta. Biji kopi diproses menggunakan kayu bakar tradisional dan metode putaran drum yang dilakukan selama hampir 50 tahun tanpa menambahkan bahan buatan atau pewarna.[4] Sejarah kopi TenomAwalnya, kopi mulai ditanam di Sabah pada masa pemerintahan British North Borneo, namun hanya fokus di wilayah pantai timur pada kawasan hutan lindung dekat kawasan mangrove. Namun, karena wabah penyakit, tempat ini ditinggalkan pada tahun 1910.[5] Sejak itu, produksi kopi terpusat di wilayah pantai barat.[butuh rujukan] Tenom mendapat perhatian ketika British North Borneo Chartered Company (BNBCC) mendirikan perkebunan kopi dan perkebunan lainnya di daerah tersebut. Untuk membawa sumber daya ke kota-kota besar, jalur kereta api dari Melalap ke Jesselton (sekarang Kota Kinabalu ) dibangun oleh Inggris pada akhir tahun 1890-an.[butuh rujukan] Untuk meningkatkan produksi kopi, banyak buruh dari Tiongkok, terutama yang keturunan Hakka dan Kanton, dibawa ke Tenom oleh Inggris sebagai tenaga kerja lokal.[6] Saat ini, Tenom dikenal luas sebagai lokasi pertanian dengan produksi kopi yang besar dan dijuluki sebagai "Ibu kota kopi Sabah". [7] Karena permintaan yang besar dari negara lain sejak tahun 2010-an, pemerintah mulai membantu mengatasi kekurangan pasokan kopi mentah di Tenom.[8] PariwisataObjek wisata utama di distrik Tenom adalah Taman Pertanian Sabah (Stasiun Penelitian Pertanian Lagud Seberang), Pusat Anggrek Tenom dan Pusat Kebudayaan Murut. Kota ini juga dikenal dalam industri pariwisata untuk arung jeram di Sungai Padas dan pabrik kopi. Terdapat juga Stasiun kereta api Tenom yang merupakan pemberhentian terakhir Kereta Api Negara Bagian Sabah yang berangkat dari Tanjung Aru.[butuh rujukan] Galeri
Lihat jugaPranala luar
Referensi
|