Sunda Empire
Sunda Democratic Empire (terj. har. 'Kekaisaran Demokratik Sunda'), juga dikenal sebagai Sunda Empire–Earth Empire atau hanya Sunda Empire (terj. har. 'Kekaisaran Sunda'), adalah sebuah bangsa mikro yang berpusat di Bandung, Indonesia.[1] Mengklaim diri sebagai penerus Kekaisaran Makedonia dan berkuasa atas banyak atau semua negara di dunia, organisasi ini dideklarasikan secara publik dan menjadi sensasi media di Indonesia pada tahun 2020. Negara mikro ini telah dikonseptualisasikan sejak sekitar tahun 2003 dan pertama kali dilaporkan di media pada tahun 2007. Tak lama setelah deklarasi publik, para tokoh terkemuka Kekaisaran Sunda ditangkap karena penipuan. SejarahSekitar tahun 2003, Nasri Banks mengetahui tentang Sunda Empire dari sumber yang tidak disebutkan namanya. Istrinya, Raden Ratna Ningrum, kemudian mengklaim bahwa kekaisaran tersebut merupakan penerus kekaisaran Alexander yang Agung. Tahun itu, Nasri didekati oleh seorang pria bernama Jhonson Low, yang memberinya "sertifikat deposito dari Offshore Atlantic Bank" senilai US$2 miliar. Nasri dan Ratna kemudian memberikan dana kepada Jhonson untuk tujuan mendapatkan kembali uang yang disetorkan.[2] Putri mereka, Fathia Reza, terus berkomunikasi dengan Jhonson melalui email, dan akhirnya menerima bukti dana tertanggal 18 September 2005, sebesar US$500 juta, yang dibayarkan kepada "Yang Mulia Kaisar Putri Fathia Reza R Wiranatadikusumah Siliwangi Al Misri" dan diduga ditandatangani oleh ketua UBS, Marcel Ospel dan CEO Peter Wuffli. Yakin dengan cerita ibu mereka, Fathia dan saudara perempuannya Lamira Roro memutuskan untuk meneliti lebih lanjut tentang Sunda Empire dan melakukan perjalanan ke Singapura, Malaysia, dan Brunei.[2] Pada tanggal 24 Juli 2007, surat kabar Malaysia The Star melaporkan bahwa Fathia dan Lamira telah ditahan oleh otoritas imigrasi Malaysia karena berupaya memasuki Sarawak dari Brunei menggunakan paspor diplomatik Sunda Empire, yang diduga dikeluarkan di Basel tempat orang tua mereka berada dalam "pengasingan", dan mengaku sebagai putri Sunda Empire.[3][4] Pada bulan Januari 2008, mereka dibebaskan oleh Pengadilan Sesi,[5] tetapi tetap mempertahankan klaim mereka sebagai warga negara Sunda Empire dan bukan warga negara Indonesia, sehingga mereka tidak memenuhi syarat untuk dideportasi ke Indonesia. Oleh karena itu, pihak berwenang Malaysia menganggap mereka sebagai individu tanpa kewarganegaraan, dan mereka ditahan di Depo Imigrasi Machap Umboo di bawah pengawasan UNHCR.[6][7] Deklarasi tahun 2020Awal tahun 2020, sebuah video yang menyatakan keberadaan Sunda Empire menjadi viral di Indonesia, terutama melalui Facebook dan YouTube. Dalam video tersebut, seorang pria yang mengaku sebagai sekretaris jenderal kerajaan, Rangga Sasana, tengah menjelaskan kepada sekelompok orang yang mengenakan seragam militer dan baret biru,[8] bahwa Sunda Empire adalah "Kerajaan Matahari dan Bumi" dan tidak ada hubungan dengan suku Sunda, melainkan merupakan kerajaan turun-temurun yang saat ini dipimpin oleh "Dinasti Sundakala". Ia juga mengundang semua negara di dunia untuk "mendaftar" kepada kerajaan tersebut, yang akan melunasi utang kepada Bank Dunia paling lambat tahun 2020.[9] ![]() Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa Kekaisaran Sunda telah aktif sejak tahun 2017 dan berpusat di Bandung[9] atau kota terdekat Subang, Jawa Barat.[10] Dilaporkan pula bahwa artikel Wikipedia Bahasa Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan NATO telah dirusak dengan klaim mengenai keterlibatan Sunda Empire di kedua organisasi tersebut.[11] Pada tanggal 29 Januari, diberitakan bahwa tokoh-tokoh terkemuka Sunda Empire telah ditangkap karena dituduh melakukan penipuan.[9] Pada 18 Juni lalu, Nasri menjelaskan asal muasal berdirinya Sunda Empire dalam persidangan di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung. Ia mengaku bahwa deklarasi tersebut merupakan upaya untuk mendeportasi kedua putrinya dan Ratna kembali ke negara mikro tersebut.[2] Ketiga tokoh terkemuka tersebut dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena menyebarkan informasi palsu dan mengganggu kedamaian.[12][13] Pada tahun 2021, para tokoh terkemuka dibebaskan dari penjara sebagai bagian dari kebijakan asimilasi yang diberlakukan karena pandemi COVID-19 di Indonesia.[12] AkibatSetelah dibebaskan dari penjara pada tahun 2021, Rangga Sasana hanya meraih kesuksesan yang terbatas sebagai selebriti internet dan teoretikus konspirasi. Menjelang invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, ia mengaku sebagai teman baik Vladimir Putin dan telah meramalkan invasi tersebut selama bertahun-tahun.[14] Rangga Sasana meninggal dunia pada 7 Desember 2022 dalam usia 55 tahun.[15] TanggapanDeklarasi Kerajaan Sunda dilakukan tak lama setelah berdirinya Keraton Agung Sejagat yang berpusat di Purworejo, Jawa Tengah dan mengklaim sebagai penerus kerajaan Majapahit. Pada tahun 2021, media memberitakan satu lagi kerajaan tak dikenal yang berpusat di Depok, Jawa Barat yang bernama Kerajaan Sunda Nusantara.[16] Munculnya kerajaan-kerajaan yang tidak dikenal telah membuat khawatir para akademisi dan pengamat sejarah, yang khawatir bahwa cerita-cerita romantis tentang hubungan mereka dengan kerajaan-kerajaan kuno dapat digunakan untuk menipu dan mendapatkan pengaruh.[17] Lihat pulaReferensi
|