Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Suku Pakpak

Batak Pakpak
Kalak Pakpak
ᯂᯞᯂ᯲ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲
Jumlah populasi
± 600.000 Jiwa
Daerah dengan populasi signifikan
Sumatera Utara dan Aceh
(terutama di Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, Aceh Singkil, dan Subulussalam)
Bahasa
Pakpak
Agama
Mayoritas
Kelompok etnik terkait

Batak Pakpak adalah salah satu kelompok etnik yang menyebar dan menetap di wilayah Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah di Sumatera Utara, serta sebagian wilayah Aceh Singkil dan Subulussalam di Aceh.

Selama masa pemerintahan Belanda hingga saat ini, suku ini dimasukkan ke subetnis suku Batak. Namun sebagian mereka menolak penggabungan ini karena merasa berbeda dalam banyak sisi dengan suku Batak.[1]

Pembagian

Gedung Nasional Djauli Manik di Sidikalang, yang bermotifkan rumah tradisional masyarakat Pakpak.

Masyarakat Pakpak terdiri atas 5 (lima) sub-suku, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima Suak, yang terdiri dari:

Marga

Daftar marga Pakpak

Beberapa marga yang terdapat dalam etnik Pakpak, di antaranya adalah:

Struktur sosial

Masyarakat Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat disebut dengan Sulang Silima. Sulang Silima terdiri dari lima unsur, yakni:

  1. Sinina tertua (perisangisang; keturunan atau generasi tertua).
  2. Sinina penengah (pertulan tengah; keturunan atau generasi yang di tengah).
  3. Sinina terbungsu (perekurekur; keturunan terbungsu).
  4. Beru (kerabat penerima gadis).
  5. Puang (kerabat pemberi gadis).

Kelima unsur ini memiliki peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan di berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam sistem kekerabatan, pelaksanaan upacara adat, serta dalam konteks komunitas lebuh atau kuta. Dengan demikian, keterlibatan kelima unsur tersebut menjadi suatu keharusan agar keputusan yang dihasilkan memperoleh legitimasi menurut ketentuan adat. Dalam tradisi adat Pakpak, upacara adat dikenal dengan istilah kerja atau kerjakerja. Namun, dalam perkembangannya, istilah pesta juga kerap digunakan untuk merujuk pada upacara adat tersebut. Upacara adat tersebut terbagi atas dua bagian besar, yakni:

  1. Upacara adat yang terkait dengan suasana hati gembira dinamakan kerja mbaik.
  2. Upacara adat dalam suasana tidak gembira dinamakan kerja njahat.

Contoh kerja mbaik adalah merbayo (upacara pernikahan), menanda tahun (upacara menanam padi), merkontas (upacara untuk memulai sesuatu pekerjaan yang beresiko), dan lain-lain. Contoh kerja njahat adalah mengrumbang dan upacara mate ncayur ntua (upacara kematian).[2]

Galeri

Referensi

  1. ^ "Banggalah Menjadi Suku Pakpak..." kompas.com. 14 November 2016. Diakses tanggal 25 Juni 2025.
  2. ^ Lister Berutu (2006). Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat Pakpak di Sumatera Utara, Medan, Monoratama.
Kembali kehalaman sebelumnya