Stadhouder![]() Stadhouder (pelafalan dalam bahasa Belanda: [ˈstɑtˌɦʌudər] ⓘ) adalah jabatan politik dan militer penting di Republik Belanda yang ada dari abad ke-16 hingga abad ke-18. Kata "stadhouder" berasal dari bahasa Belanda yang secara harfiah berarti "pengganti tempat" atau "wakil". Awalnya, stadhouder adalah wakil dari penguasa feodal yang ditugaskan untuk mengurus wilayah tertentu. Namun, seiring waktu, jabatan ini menjadi sangat berpengaruh di Republik Belanda, bahkan hampir menyerupai peran seorang raja meskipun negara ini adalah republik. Jabatan ini sering dipegang oleh keluarga Oranye-Nassau, yang membuatnya hampir seperti posisi turun-temurun. Stadhouder memainkan peran besar dalam sejarah Belanda, terutama dalam perjuangan kemerdekaan melawan Spanyol dan menjaga persatuan di antara provinsi-provinsi yang otonom. SejarahAsal-usul Jabatan StadhouderJabatan stadhouder pertama kali muncul pada abad pertengahan di wilayah yang sekarang menjadi Belanda. Saat itu, wilayah ini dikuasai oleh penguasa feodal seperti Adipati Burgundy. Stadhouder bertugas sebagai wakil penguasa untuk mengelola administrasi lokal, menjaga ketertiban, dan memimpin pasukan militer di provinsi tertentu. Jabatan ini pada awalnya bersifat administratif dan tidak terlalu menonjol. Stadhouder di Republik BelandaSegalanya berubah pada tahun 1581, ketika provinsi-provinsi di Belanda Utara menyatakan kemerdekaan dari Spanyol melalui Deklarasi Abjuration. Mereka membentuk Republik Belanda, sebuah negara baru yang tidak lagi berada di bawah kekuasaan raja. Dalam sistem baru ini, jabatan stadhouder tetap ada, tetapi perannya berkembang. Stadhouder tidak lagi menjadi wakil raja asing, melainkan diangkat oleh provinsi-provinsi untuk memimpin militer dan membantu pemerintahan. Keluarga Oranye-Nassau menjadi identik dengan jabatan ini. Tokoh seperti Willem van Oranje (dikenal sebagai Willem yang Diam) memimpin perjuangan melawan Spanyol dan menjadi simbol kemerdekaan Belanda. Sejak saat itu, stadhouder dari keluarga Oranye-Nassau sering dianggap sebagai pemimpin informal negara, meskipun kekuasaan mereka tidak mutlak. Periode Tanpa StadhouderAda dua masa dalam sejarah Republik Belanda ketika jabatan stadhouder sengaja ditiadakan. Masa ini disebut Periode Tanpa Stadhouder (Stadhouderloze Tijdperk):
Kedua periode ini menunjukkan bahwa meskipun stadhouder tidak selalu ada, kehadiran mereka sering dianggap penting untuk stabilitas negara. Akhir Jabatan StadhouderJabatan stadhouder berakhir pada tahun 1795. Saat itu, pasukan Prancis Revolusioner menyerbu Republik Belanda dan menggulingkannya. Republik Belanda digantikan oleh Republik Batavia, sebuah negara boneka Prancis. Setelah itu, sistem pemerintahan berubah total, dan jabatan stadhouder tidak pernah dipulihkan. Peran dan KewenanganMiliterPeran utama stadhouder adalah sebagai panglima tertinggi pasukan Republik Belanda. Mereka bertanggung jawab untuk:
Keberhasilan militer stadhouder, seperti saat melawan Spanyol atau Prancis, sering meningkatkan dukungan rakyat terhadap mereka. PolitikMeskipun Republik Belanda adalah republik, stadhouder memiliki pengaruh politik yang besar. Mereka:
Namun, kekuasaan mereka tidak mutlak. Stadhouder harus bekerja sama dengan Staten-Generaal dan dewan provinsi, yang mengendalikan keuangan dan kebijakan dalam negeri. Konflik antara stadhouder dan Staten-Generaal sering terjadi, terutama soal perang atau pembagian kekuasaan. Simbol NasionalStadhouder, terutama dari keluarga Oranye-Nassau, menjadi simbol persatuan bagi rakyat Belanda. Mereka membantu membangun identitas nasional di tengah perbedaan antarprovinsi dan melindungi kemerdekaan negara dari ancaman asing. Stadhouder Terkenal
Lihat pula
Daftar referensi
Bibliografi
Lainnya
Pranala luar |