Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Srinardi

Srinardi
Pejabata Bupati Sragen
Masa jabatan
12 Mei 1973 – 23 April 1974
PresidenSoeharto
GubernurMoenadi
Sebelum
Pendahulu
Suwarno Djojowardono
Pengganti
Sayid Abbas
Sebelum
Bupati Blora
Masa jabatan
7 April 1967 – 10 Mei 1973
PresidenSoeharto
GubernurMoenadi
Sebelum
Pendahulu
Soekirno Sastrodimedjo
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1923-07-16)16 Juli 1923
Mageru, Sragen, Sragen, Hindia Belanda
Meninggal23 April 1974(1974-04-23) (umur 50)
ProfesiTentara
Karier militer
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945-1974
Pangkat Kolonel TNI
Pertempuran/perangRevolusi Nasional Indonesia
Operasi Kamtib
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Srinardi (16 Juli 1923 - 23 April 1974) adalah seorang perwira mengengah TNI yang pernah menjabat sebagai Bupati Blora (1967 - 1973) dan Pejabat Bupati Sragen (1973 - 1974). Ia juga memimpin Operasi Kamtib.

Kehidupan awal dan pendidikan

Srinardi lahir di Kampung Mageru, Sragen pada 16 Juli 1923. Dia menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Rakyat selama lima tahun. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan di Schakelschool selama empat tahun. Seusai menamatkan pendidikan lanjutan, ia mengikuti pendidikan untuk menjadi seorang ambtenaar.[1]

Selama berkarier di TNI, Srinardi juga mengikuti pendidikan militer. Ia mengikuti pendidikan perwira perawatan/perwira logistik di Cimahi dan berhasil menamatakannya. Pada tahun 1961, ia bersekolah di Sekolah Komando Kompi di Magelang dan lulus. Selain itu juga, dia mengenyam bangku pendidikan lanjutan perwira di Bandung pada tahun 1966.[1]

Karier

Karier militer

Srinardi mengawali karier militernya dengan bergabung ke PETA pada 23 Desember 1943 di Surakarta. Ia keluar dari PETA pada 1 September 1945 dengan pangkat terakhir prajurit.[1]

Pada Masa Revolusi Nasional Indonesia, Srinardi bergabung dengan TNI dan menjabat sebagai Kepala Persenjataan dan Kendaraan Batalyon 19 Resimen 27 Divisi X di Surakarta dari tanggal 1 Oktober 1945 hingga 1948 dengan pangkat Letnan dua. Selanjutnya, dia menjabat sebagai Kepala Suplai Batalyon 1 dari 1 Agustus 1948 hingga 1 Oktober 1950.[1]

Pada 1 Oktober 1950, Srinardi bergabung ke Batalyon 420 yang nantinya menjadi Batalyon 441 dan berada di batalyon tersebut hingga 21 Februari 1956. Pada tanggal 1 Januari 1954, ia mendapatkan promosi pangkat dari letnan dua menjadi letnan satu. Srinardi lalu dinaikkan pangkatnya menjadi Perwira Staf 1 dan dimutasi ke Batalyon 440 di Ambarawa pada 21 Februari 1956.[1]

Srinardi mengalami kenaikan pangkat dari Perwira Staf 1 menjadi Kapten pada 1 Januari 1957. Kemudian, dia menjabat sebagai Komandan Kompi di Markas Batalyon 440 di Ambarawa pada 3 April 1958.[1]

Pada 1 Juli 1960, Srinardi menjadi Perwira Distrik Militer Rembang. Kemudian, pangkatnya dinaikkan dari kapten menjadi mayor pada 1 Juli 1961. Pada 1 September 1962, ia menjabat sebagai Kepala Staf Kodim 0720 di Rembang. Dia lalu pindah ke Pati dan menjabat sebagai Komandan Batalyon 443 pada 1 Maret 1963.[1]

Srinardi lalu menjabat sebagai Komandan Kodim 0721/Blora pada 1 Januari 1965.[1] Selama menjabat sebagai Komandan Kodim 0721, ia pernah menghadiri Ceramah bertemakan Poros Jakarta-Peking yang diselenggarakan oleh PKI cabang Blora pada 1 Oktober 1965.[2] Selain itu, dia juga pernah menjadi utusan Kodam Diponegoro untuk menutup Padepokan Mbah Suro.[3] Ia juga menjadi pemimpin Operasi Kamtib.[4] Seusai memimpin operasi, pemerintah menaikkan pangkatnya dari mayor menjadi letnan kolonel.[5] Pangkat terakhir Srinardi sebelum meninggal dunia adalah kolonel.[1]

Karier politik

Keberhasilan dalam Operasi Kamtib membuatnya ia diangkat sebagai Bupati Blora pada tanggal 7 April 1967 menggantikan R. Soekirno.[1] Ia dilantik sebagai Bupati Blora pada 8 April.[6] Selama menjabat sebagai Bupati Blora, ia melakukan pemugaran Masjid Agung Baitunnur dengan menambah serambi yang terinsipirasi dari Masjid Gedhe Kauman dan Masjid Agung Kraton Surakarta dan membangun Pasar Induk Blora pada tahun 1973.[7][8]

Pada 10 Mei 1973, Srinardi berhenti menjabat sebagai Bupati Blora dan menjadi Pejabat Bupati Sragen dua hari kemudian. Dia menjabat sebagai Pj Bupati Sragen hingga 23 April 1974.[1]

Meninggal dunia

Srinardi meninggal dunia pada 23 April 1974. Ia dimakamkan di TMP Kusuma Bhakti, Surakarta.[9]

Kehidupan pribadi

Srinardi menikah dan memiliki enam anak.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l Pemda Jawa Tengah (1974). "Riwayat Hidup Anggota ABRI AD yang Meninggal/Tewas/Gugur" (Document). Pemda Jawa Tengah.
  2. ^ Abdullah, Abdurrachman & Gunawan 2012, hlm. 190.
  3. ^ Ngopi Bareng, Ngopi Bareng. "Desa Nginggil dan Sejarah Mbah Suro Inggil". ngopibareng.id. Ngopi Bareng. Diakses tanggal 30 Juni 2025.
  4. ^ Abdullah, Abdurrachman & Gunawan 2012, hlm. 214.
  5. ^ Abdullah, Abdurrachman & Gunawan 2012, hlm. 216.
  6. ^ Abdullah, Abdurrachman & Gunawan 2012, hlm. 217.
  7. ^ Wahyudi, Fahrul Afif (2022). ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BAITUNNUR KABUPATEN BLORA (Thesis). Universitas Islam Negeri Walisongo. hlm. 71.
  8. ^ Wawasan, Wawasan. "Pasar Induk Blora Sudah Hilang, Bakal Diganti Pusat Perdagangan". wawasan.co. Wawasan. Diakses tanggal 30 Juni 2025.
  9. ^ Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Blora, Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Blora. "Menjabat 1966-1973, Bupati Blora Srinardi Dimakamkan di TMP Kusuma Bhakti Kota Surakarta". blorakab.go.id (Dokumen). Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Blora. Diakses tanggal 30 Juni 2025.

Bibliografi

  • Abdullah, Taufik; Abdurrachman, Sukri; Gunawan, Restu (2012). Malam Bencana 1965 Dalam Belitan Krisis Nasional: Bagian II Konflik Lokal. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kembali kehalaman sebelumnya